Hai bunda, salam kenal.
Saya new comer nich. tapi dah biasa membaca postingan teman2 (heehee ngintip).
sekarang saya mau cerita nich pengalaman saya.
Saya menikah bulan November 2011. Lama tidak memiliki buah hati, akhirnya kami bergerilya dari satu dokter ke dokter lain, dari pijat alternatif, urut dsb, dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain.
riwayat saya terkena keputihan yang tak kunjung berhenti, akhirnya kami mengunjungi salah satu RSIA di kota Magelang dan alhamdulillah seminggu kemudian sembuh, bersih dan keset (heehee). Karena waktu itu (dua tahun lalu saya masih cukup muda 28 tahun (ngaku2 muda) disarankan dokter untuk program alami dulu. Lebih dari 1,5 tahun kami program alami belum juga dikarunia. Akhirnya di bulan Januari 2017 kami memutuskan untuk menjalani
promil di kota kecil kami Wonosobo. Diketahui tuba saya non patent sebelah kanan setelah
HSG, lalu dilanjutkan hidrotubasi untuk ikhtiar membuka tuba kanan. Dua kali mencoba alat dan obat gagal masuk karena mulut rahim sangat kecil. Lalu disarankan untuk operasi laparaskopi dan hiteroskopi untuk melebarkan mulut rahim dan mengambil sumbatan di tuba falopi kanan.
Pada bulan Mei 2017, akhirnya operasi terlaksana di RSUP Yogyakarta.
Setelah sukses operasi, kami melanjutkan
promil (khawatir mulut rahimnya menyempit lagi, heehee)
Berhasil hamil pertama di bulan agustus 2017, minggu berlalu bulan berganti, kami mengunjungi dokter untuk USG, di
uk 9w harusnya sudah ada janin dan detaknya, tapi yang ada hanya kantongnya saja meski sudah usg transV. lalu kami disarankan kembali lagi 1 minggu kemudian.
uk 10w di usg transV terlihat kuning telurnya. Seminggu kemudian mendekati
uk 11w, flek datang, setelah itu darah coklat keluar. Akhirnya dokter memvonis
BO di usia 11w dan sudah proses keguguran alami yang selanjutnya saya diminta opname pada hari itu juga 29/10/2017. Masuk jam 11 siang, lalu diberi obat untuk minum 2 butir, obat vaginal juga 2 butir. dua jam setelahnya mulai mules dan gumpalang darah keluar. Setelah maghrib, diambil tindakan kuretase untuk membersihkan jaringan yang belum keluar. dan tidak seperti yang dibayangkan (kuret itu sakit banget), tindakan kuret berlangsung hanya 5 menit, kalo sakit iya tapi masih bisa ditahan (saya diberi bius lokal di sekitar mulut rahim dua suntikan dan obat pengurang nyeri dari anus. Dua jam setelah kuretase diperbolehkan pulang dan esok harinya saya sudah bisa aktivitas biasa (yang tidak boleh terlalu capek).
Semoga postingan ini bermanfaat bagi para ibu yang sedang menanti, ato mengalami proses seperti saya. Tetap semangat, optimis dan berdoa selalu...