Udah lama tapi mau coba bantu jawab.
Kalau inseminasi itu sebenarnya hampir sama dgn hubungan suami istri secara alami (sperma tetap harus berenang utk bertemu sel telur, meskipun jarak perjalanan spermanya dibikin lebih dekat), bedanya pada tindakan ini, sperma sudah 'dicuci' dulu di lab sebelum dimasukkan ke rahim istri menggunakan kateter oleh dokter. Istri juga sudah diberi obat stimulan minum pada hari 3-5 haid & sdh disuntik pemecah telur (kadang-kadang juga diberi suntikan Gonal F utk membantu memperbesar sel telur).
Kalau bayi tabung, banyak berurusan dgn suntikan Gonal F dll (tergantung kondisi masing-masing wanita) selama 8-14 hari berturut-turut. Setelah itu nanti ada tindakan opu (ovum pick up) di mana sel telur diambil & dipertemukan dgn sperma pasangan lalu dipertemukan di lab untuk dimasukkan kembali ke rahim istri setelah berbentuk embrio (tindakan ini biasa disebut ET : embrio transfer). Biasanya ada pengkategorian embrio dari setiap pasangan : poor, good, excelent. Bila good, proses ET dilakukan setelah 3 hari dipertemukan. Bila excelent, proses ET dilakukan 5 hari setelah dipertemukan. Bila embrio good & excelent sanggup bertahan, bisa dibekukan. Setelah 'kakak'nya lahir & bila pasutri pemilik embrio itu ingin
promil kembali, tinggal dimasukkan embrio beku tadi, nama tindakannya FET (Frozen Embrio Transfer), jadi sudah tdk perlu melalui fase suntikan lagi, tinggal datang konsul, USG & bikin janji kapan tepatnya akan FET.
Soal pembekuan, sperma suami pun bisa dibekukan bila pasutri datang dari luar kota & suami tdk bisa berada di tempat saat dibutuhkan. Pemilihan jenis kelamin juga bisa dilakukan baik pada bayi tabung maupun
insem. Khusus
insem, untuk
promil laki-laki, bergantung pada hasil 'cuci' sperma di bagian andrologi.
Semoga bisa membantu infonya.