Jakarta - Divonis miom sama dokter kandungan? Tahukah anda bahwa 20%-80% wanita akan terkena miom saat berusia 50 tahun. Harus operasi? Ada obatnya nggak? Kaget dan takut, tapi enggak ngerti maksudnya apa. Itulah yang sering dialami pasien saat dengar dokter mulai mendiagnosis miom. Mungkin teman-teman juga tahu atau sudah pernah mendengar tentang istilah miom, tapi orang-orang seringkali salah mengartikan antara miom dengan kista indung telur atau kista kandungan. Nah.. artikel ini akan memberikan anda sejumlah informasi penting mengenai miom atau mioma uteri serta bedanya dengan kista agar teman-teman tidak salah cerita dan salah menjelaskan kepada orang lain.
Seperti biasa, sebelum saya membahas mengenai miom maka saya harus menerangkan secara detail mengenai anatomi organ kandungan. Organ kandungan merupakan bagian dari tubuh wanita yang jarang diperiksakan bila tidak ada keluhan. Namun, seringkali saat keluhan sudah timbul, maka penyakit yang menjadi penyebabnya sudah terlanjur parah dan sulit untuk disembuhkan. Dengan mengenal anatomi dasar dari organ kandungan wanita, maka diharapkan pembaca dapat lebih sadar akan kesehatan dari organ intim anda satu-satunya.
Organ kandungan bagian dalam wanita (genitalia interna), terdiri atas: rahim, saluran telur, indung telur. Rahim sendiri terdiri dari beberapa bagian: yaitu puncak rahim (fundus), badan rahim (corpus) rongga rahim (cavum uteri), dan terakhir mulut rahim (cervix). Keseluruhan rahim disebut uterus. Saluran telur berfungsi menghantarkan sel telur dari indung telur ke dalam rongga rahim, sedangkan indung telur ada dua buah yang terdapat di sisi kanan dan kiri dari rahim. Indung telur terdapat di luar rahim, dan merupakan pabrik sel telur yang menghasilkan sel telur. Bila sel telur dibuahi, maka akan terjadi kehamilan.
Anatomi organ kandungan : rahim (uterus), saluran telur (fallopian tube), indung telur (ovary), mulut rahim (cervix) dan vagina. (Diambil dari : http://mutialailani.files.wordpress....e-anatomy1.jpg )
Miom atau menurut istilah medis adalah mioma uteri, memiliki nama lain uterine fibroid, leiomyoma, merupakan sebuah tumor yang terdapat pada rahim. Perbedaan dengan kista kandungan (kista ovarium), kista merupakan tumor berisi cairan, yang berasal dari indung telur (Baca: Divonis Kista? Ini Fakta dan Mitos di Sekitarnya). Mioma uteri dan kista ovarium merupakan 2 jenis penyakit yang berbeda baik dari lokasi anatomis, maupun gejala yang ditimbulkan. Namun seringkali orang-orang mengartikan kedua penyakit tersebut adalah sama. Bahkan saya pernah dapat pasien ahli pengobatan tradisional yang tidak tahu beda kista dan miom, padahal ia membuka praktek untuk pengobatan kista dan miom alternatif.
Mioma uteri atau miom, merupakan tumor pada rahim yang sifatnya jinak. Pada sedikit kasus (1 : 1000), mioma uteri dapat berubah menjadi ganas dan disebut sebagai leiomyosarcoma. Mioma uteri sering muncul multipel pada satu rahim, sehingga rahim terlihat berbenjol-benjol. Kadang dapat terlihat satu mioma uteri ukuran besar atau kadang padapasien lain dapat terlihat rahim dengan beberapa miom kecil. Mioma uteri berdasarkan lokasinya, dapat dikelompokkan menjadi: mioma intra mural (terletak dalam dinding rahim), mioma submukosal (terletak di dalam rahim dan menonjol ke dalam rongga rahim), dan mioma subserosal (terletak dalam rahim, namun menonjol keluar dari dinding luar rahim).
Mioma uteri berdasarkan lokasinya. (Diambil dari : http://www.dollyhamshealth.com/sites...%20Fibroid.jpg)
Penyebab dari mioma uteri masih bervariasi, namun sarang atau sumber mioma uteri diduga sudah ada sejak seorang wanita berusia 20 tahunan. Karena faktor-faktor tertentu, maka ada yang berkembang dan bertumbuh, namun ada juga yang tidak bertumbuh. 20%-80% wanita berusia 50 tahun ditemukan memiliki mioma uteri. Oleh karena itu pemeriksaan kandungan rutin merupakan salah satu usaha untuk mendeteksi mioma uteri.
Berikut adalah faktor-faktor yang diketahui dapat meningkatkan resiko terkena mioma uteri:
1. Umur : sebagian besar wanita usia subur memiliki sarang atau sumber miom di rahimnya, namun biasa ditemukan mulai membesar pada usia 30-40 tahun. Saat telah menopause, maka mioma uteri dapat mengecil namun tidak mencapai ukuran normalnya.
2. Riwayat Keluarga : seorang wanita dengan riwayat keluarga mengenai mioma uteri, maka akan ada peningkatan resiko terkena mioma uteri. Terutama bila ibu seorang wanita memiliki mioma uteri, maka risiko wanita tersebut memiliki mioma uteri akan meningkat 3 kali lipat.
3. Ras : Diketahui ras afro-amerika memiliki resiko terkena mioma uteri lebih tinggi daripada wanita caucasian (kulit putih)
4. Obesitas : Obesitas (Kegemukan) meningkatkan resiko terkena mioma uteri. Pengelompokkan seseorang termasuk kelompok obesitas atau normal adalah berdasarkan perhitungan Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index). Untuk perhitungan IMT/BMI, baca : Hamil dan Lapar? Baca Dulu Ini
5. Pola Makan : Konsumsi daging merah diketahui meningkatkan resiko terkena mioma uteri. Oleh karena itu, saya selalu menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi banyak sayur dan buah-buahan. Tidak perlu menjadi vegetarian, namun meningkatkan asupan buah dan sayur akan meningkatkan kualitas hidup anda.
6. Kehamilan : Kehamilan dapat meningkatkan ukuran mioma uteri secara signifikan. Mioma uteri memiliki reseptor terhadap etrogen di permukaan sel-selnya, kondisi hiperestrogenik dan hiperprogesteron dalam kehamilan akan meningkatkan ukuran dari mioma uteri.
Mioma uteri seringkali tidak bergejala. Biasa gejala baru timbul setelah diketahui ada penekanan dari mioma uteri ke organ di sekitarnya seperti usus, saluran kencing atau kantung kencing sehingga memunculkan sensasi berat atau penuh di perut bawah. Benjolan di perut dapat dirasakan saat rahim sudah berukuran besar. Beberapa wanita dengan mioma uteri sering juga datang dengan keluhan perdarahan haid banyak, baik dengan rasa nyeri maupun tanpa rasa nyeri. Selain itu, wanita dengan mioma uteri kadang memiliki kesulitan untuk hamil.
Bagaimana pengobatannya? Pengobatan mioma uteri tergantung dari apakah fungsi kesuburan masih diperlukan atau tidak, ukuran mioma uteri,keluhan yang ditimbulkan dan lokasi dari mioma uteri. Pengobatan mioma uteri secara umum ada beberapa macam, yang pertama adalah ekspektatif (menunggu), operatif (operasi), medikamentosa (obat-obatan).
Ekspektatif atau menunggu, artinya adalah dengan melakukan observasi terhadap mioma uteri secara berkala hingga masuk ke dalam masa menopause. Biasa dilakukan bila pasien sudah mendekati menopause, ukuran mioma uteri tidak besar, dan tidak ada keluhan yang mengganggu. Pendekatan ini dilakukan bila tidak ada faktor penyulit lain pada mioma uteri. Pengobatan ekspektatif akan ditawarkan oleh dokter anda bila menurut dokter anda, tidak ada resiko atau resiko minimal bila mioma uteri ditunggu untuk mengecil spontan setelah masuk masa menopause.
Pemberian obat-obatan (medikamentosa) untuk mioma uteri bukan merupakan terapi definitif utuk mioma uteri. Pemberian obat-obatan biasa diberikan untuk mengecilkan ukuran mioma uteri sebelum operasi dilakukan atau bila menopause sudah dekat. Obat-obat yang diberikan bersifat anti hormonal, dan menimbulkan berhentinya menstruasi untuk sementara. Pemberian jangka panjang akan menimbulkan komplikasi yang berhubungan dengan menopause dini seperti osteoporosis.
Metode operasi merupakan metode yang dilakukan untuk mengangkat mioma uteri dari rahim. Atau bila fungsi kesuburan sudah tidak diperlukan, maka pengangkatan rahim dapat dilakukan sesuai kebutuhan pengobatan. Metode operasi konvensional (laparotomi), merupakan metode bedah dengan bekas operasi yang relatif lebih lebar dan waktu perawatan lebih lama. Sedangkan metode operasi lain (laparoskopi)menjadi sangat terkenal saat ini karena selain bekas operasinya nyaris tidak terlihat, juga karena lama perawatan lebih singkat dan nyeri pasca operasi lebih ringan. Metode operasi robotikmerupakan jenis operasi terbaru dengan menggunakan robot yang dikendalikan oleh manusia, mendapatkan keuntungan karena tingkat presisi yang tinggi dan hasil akhir yang lebih baik. Metode lain bila anda menolak operasi adalah dengan embolisasi mioma uteri atau dengan menyumbat pembuluh darah rahim sehingga rahim dan mioma uteri tidak akan bertumbuh. Metode terakhir cukup efektif, namun hanya dianjurkan bila pasien tidak bisa operasi karena satu dan lain hal. Resiko infeksi dan perlunya tindakan ulang atau bahkan pengangkatan rahim merupakan bagian dari resiko penyumbatan pembuluh darah rahim ini.
Dari pembahasan di atas, maka sekarang teman-teman sudah tahu perbedaan antara miom dengan kista kandungan atau kista ovarium. Diagnosis dini merupakan pengobatan utama dari mioma uteri sebelum ukurannya menjadi terlalu besar dan menimbulkan gangguan dan keluhan. Beberapa pasien dengan kesulitan untuk hamil ternyata dapat dengan segera hamil setelah operasi pengangkatan mioma uteri. Demikian juga mengenai macam-macam pengobatan yang ada, tentunya dokter anda akan memberikan pilihan pengobatan terbaik yang sesuai dengan kondisi anda.
Semoga bermanfaat…
NB: Untuk topik berikutnya, saya mohon masukkan dan saran dari teman-teman sekalian. Terima kasih.
Rahim dengan mioma uteri setelah operasi. (Koleksi Pribadi)