Mempersiapkan diri saat merencanakan untuk hamil sangatlah penting demi memperoleh kehamilan dan janin yang sehat, serta kemampuan menghadapi perubahan tubuh dan emosi dalam rentang waktu 9 bulan. Idealnya, persiapan sudah dilakukan 6 bulan sebelum hamil atau disebut masa prakonsepsi.
1. Check up kesehatan
Konsultasikan riwayat kesehatan Anda dan pasangan ke dokter kandungan, terutama hal-hal yang berpotensi menimbulkan risiko bagi kehamilan, misalnya toksoplasma, rubella, serta gondongan. Cek riwayat kesehatan keluarga yang bersifat genetis, mulai masalah kromosom, thalasemia, hingga kemungkinan cacat bawaan. Begitu juga dengan pemeriksaan golongan darah dan rhesus (Rh) darah guna mengantisipasi perbedaan golongan darah atau rhesus antara ibu dan janin.
2. Pola makan bernutrisi tinggi, Pada dasarnya, acuan asupan gizi lengkap-seimbang meliputibkarbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral. Namun sebaiknya, Anda mengonsumsi makanan yang banyak mengandung:
** Zat seng: Membantu Anda memproduksi materi genetis ketika terjadi pembuahan. Kerang, daging, telur, biji-bijian, dan kacang-kacangan kaya akan zat ini.
** Zat besi: Memperlancar siklus ovulasi (pelepasan sel telur) calon ibu. Banyak terdapat di hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia.
** Asam folat: Penting bagi calon ibu sejak prakonsepsi sampai kehamilan trimester pertama. Berperan dalam perkembangan sistem saraf pusat dan darah janin. Mencukupi kebutuhan asam folat akan mengurangi risiko cacat sistem saraf bayi hingga 70%. Sumber folat yang baik adalah sayuran hijau tua, jeruk, avokad, hati sapi, kedelai, tempe, serta susu yang diperkaya asam folat.
Hindari mengonsumsi daging, sayuran, dan telur yang masih mentah atau setengah matang, keju lunak, minuman beralkohol, serta kafein.
3. Yuk, berolahraga!
Olahraga aerobik serta jenis latihan yang membuat tubuh menjadi lebih lentur dan lebih kuat sangat baik dilakukan sebelum hamil. Bila tidak sempat ke pusat kebugaran, Anda bisa melakukannya di rumah, seperti jogging, bersepeda, renang, dan senam.
Hindari olahraga berlebihan dan mengonsumsi suplemen pembentuk tubuh karena dapat memengaruhi tingkat kesuburan.
4. Persiapan mental
Kondisi mental (psikis) turut berpengaruh terhadap kehamilan dan janin. Perubahan emosi (mood) menjadi hal yang paling kentara ditemui di ibu hamil. Untuk itu, mulailah untuk membangun pikiran positif dan memperkaya diri dengan pengetahuan seputar kehamilan. Dukungan suami yang intensif akan membuat calon ibu menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi periode yang menakjubkan selama 9 bulan.