Dulu wanita hamil dilarang untuk melakukan aktivitas yang melelahkan seperti berolahraga. Katanya, berlari ketika hamil bisa merusak janin karena kadar oksigen dan aliran darah berkurang. Penelitian terbaru menunjukkan hasil sebaliknya. Berlari ketika hamil itu aman dan bermanfaat bagi ibu dan anak. Studi menunjukkan bahwa anak yang ibunya berlari sejak usia kandungan 5 bulan, memperoleh nilai akademik, koordinasi dan kemampuan bahasa lebih tinggi daripada anak yang ibunya hanya berjalan kaki ketika hamil. Juru bicara dari American College of Sports Medicine, Dr Robert Sallis, mengatakan bahwa pasiennya merasa lebih bugar, berat badannya turun, dan proses melahirkannya lebih mudah. Oleh karena itu, Dr. Sallis membagikan sarannya bagi para ibu hamil seperti berikut: 1. Acuhkan mitos Jangan lagi percaya mitos bahwa berolahraga itu mengganggu perkembangan janin. Sebaiknya, segeralah berolahraga. Tapi ingat, pilihlah olahraga yang ringan seperti jogging dan renang. 2. Olahraga rutin Berolahragalah secara rutin. Konsistensi dalam berolahraga itu penting agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. 3. Minum secukupnya Wanita hamil perlu asupan mineral yang sama seperti wanita yang tidak hamil. Jadi, tetap mengonsumsi air putih karena bisa mencegah pusing dan kelelahan akibat kekurangan cairan. Tapi, jangan minum terlalu banyak. Usahakan secukupnya saja. 4. Lari di jalan rata Jangan berlari di tempat yang berbatu karena permukaan yang tidak rata bisa mengganggu keseimbangan ketika berlari. Jadi, carilah jogging track atau jalan yang rata. 5. Pakai sepatu yang nyaman Relaksin, hormon yang diproduksi sewaktu hamil membuat wanita selalu menjaga ototnya agar tetap elastis. Jadi, pakailah sepatu yang nyaman dan elastis untuk mencegah cedera. Saatnya berolahraga...