Bayi perempuan dari ayah yang bersperma nol lahir pada saat detik-detik peringatan HUT RI Ke-68 di Melinda Hospital Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (17/08). Bayi perempuan dari pasangan Roni (45) dan Ny Rika (40) tersebut lahir sekitar pukul 08.17 WIB di unit persalinan rumah sakit yang berlokasi di Jalan Padjadjaran Kota Bandung.
"Bayi itu lahir secara caesar dengan berat 2,6 kilogram dan panjang 46 centi meter dengan kondisi sehat. Bayi itu lahir lebih cepat dari perkiraan kami," kata tim dokter sekaligus pemilik Melinda Hospital Bandung, Dokter Susan Melinda Sp.Og di Bandung.
Seperti diberitakan Antara, dia menyebutkan kelahiran bayi perempuan yang oleh kedua orang tuanya dinamai Kirana Citra Selvira tersebut merupakan kasus unik. Selain lahir pada 17 Agustus, bertepatan dengan HUT RI, juga karena kondisi ayahnya bersperma nol, sementara ibunya berusia rentan yakni 40 tahun.
Pasangan itu telah menunggu selama 17 tahun untuk kelahiran anak pertamanya itu karena ada kelainan pada organ reproduksi pasangan itu. "Seorang pria yang bersperma nol saat ini tidak identik dengan mandul dan tidak bisa punya anak. Tapi dengan teknologi saat ini memungkinkan untuk memiliki keturunan," kata Susan.
Ia menerangkan, pembuahan sel telur dilakukan oleh sperma sang suami yang dilakukan dengan teknik 'Intra Cytoplasmic Sperm Injection' yakni menginjeksi sel telur dengan sperma yang diambil dari suaminya.
"Memang statusnya sperma nol, tapi pada organ produksinya ada sperma yang kami lakukan dengan melakukan pengambilan. sel itu, kemudian dilakukan pembuahan dan ternyata berhasil," kata Susan Melinda.
Berdasarkan pemantauan kehamilannya normal dan tidak ada keluhan hingga akhirnya melahirkan secara caesar di Melinda Hospital pada Sabtu pagi.
Sementara itu pasangan Roni dan Rika mengaku bahagia atas kehadiran putra pertamanya yang dijalaninya melalui perjuangan tidak gampang. Berbeda dengan orang tua bayi dalam kasus itu yang tertutup, Roni dan Rika justru sangat terbuka dan berharap pasangan seperti dirinya bisa mendapatkan jalan keluar untuk mendapatkan keturunan.
"Saya ingin keluarga lain yang punya masalah seperti kami bisa mendapatkan keturunan, ini sebuah berkah bagi kami dan benar-benar terharu mendapatkan momongan setelah sekian lama kami berusaha mendapatkannya," kata Roni yang juga pengusaha jasa telekomunikasi itu.
Pasangan yang tinggal di kawasan Duta Regency Cihanjuang Kabupaten Bandung Barat itu mengaku lega mendapatkan momongan perempuan setelah lebih dari sepuluh tahun ia mencoba berobat untuk mendapatkan anak.
Bahkan pasangan itu masih memungkinkan memiliki anak kedua dari embrio yang masih tersimpan di Melinda Hospital.
"Kami masih menyimpan embrio, atau sel telur yang telah dibuahi, sehingga pasangan itu bisa mendapatkan anak keduanya. Namun kami anjurkan setahun setelah kelahiran anak pertama karena butuh perhatian orang tuanya,"