Depresi setelah melahirkan (Postpartum Depression) Bagi yang tidak sempat datang ke acara Maternity and Baby Expo kemarin, berikut adalah materi talkshow dari IbuHamil.com mengenai Postpartum Depression, atau Depresi Pasca Melahirkan.
Talkshow kemarin menghadirkan Retha Arjadi, M. Psi., Psikolog sebagai narasumber dan dr. Graciella Regina sebagai host.
Replying to:
Postpartum depression atau Depresi pasca melahirkan adalah depresi yang dialami seorang ibu setelah melahirkan.
Postpartum depression muncul dalam diri ibu setelah kelahiran bayi, dan dapat bertahan sampai waktu yang tidak tertentu (minimal 2 minggu, dan bisa mencapai 12 bulan). - Gejala kurang dari 2 minggu = baby blues syndrome
- Gejala lebih dari 2 minggu = postpartum depression
Ciri-ciri Postpartum depression: - Merasa cemas berlebihan
- Merasa bersalah
- Merasa kesepian
- Emosi menjadi labil, mudah marah, tersinggung, menangis.
- Menjadi malas makan atau justru makan secara berlebihan
- Menjadi pasif, sulit berkonsentrasi, dan/atau malas berkegiatan apapun (termasuk dalam hal mengurus bayinya)
- Sering merasa sedih atau terlihat murung
- Merasa lemas dan lesu; mudah lelah
- Nafsu seksual menurun
- Mengalami kesulitan tidur (walaupun bayinya sedang tidur)
- Kasus ekstrim: berniat/ sudah melakukan percobaan bunuh diri atau menyakiti bayinya
Faktor risiko Postpartum depression: - Riwayat depresi yang pernah dialami oleh ibu sebelumnya
- Kurangnya dukungan sosial yang dimiliki ibu
- Masalah dalam hubungan dengan pasangan atau tidak memiliki pasangan
- Usia ibu yang masih terlalu muda (terutama remaja)
- Kurangnya kesiapan ibu mengalami perubahan peran setelah melahirkan
- Kondisi anak yang tidak sesuai harapan (misalnya terlahir kurang sehat)
- Kondisi sosial ekonomi yang kurang memadai
Dampak Postpartum depression: - Keterikatan emosional antara ibu dengan bayinya menjadi kurang positif
- Pengasuhan ibu terhadap bayinya menjadi kurang maksimal. Secara tidak langsung, berarti perkembangan emosi dan kemampuan berpikir anak dapat menjadi ikut terhambat
- Kondisi psikologis ibu dan bayi (serta orang-orang di sekitar mereka) dapat terpengaruh menjadi kurang sehat
Mencegah Postpartum depression: - Ibu dapat menceritakan keluh kesah dan kekhawatirannya kepada orang terdekat untuk membantu meringankan beban psikologis dalam dirinya.
- Keluarga atau kerabat dapat membangun sistem dukungan untuk ibu sejak sebelum melahirkan, misalnya dengan memberi dukungan emosional (menanyakan kabar ibu, memberi hiburan kepada ibu) atau membantu ibu merawat bayinya setelah lahir secara bergantian.
Menangani Postpartum depression: - Ibu sangat disarankan mencari informasi mengenai postpartum depression agar mendapat pemahaman yang tepat, dan mengenali ciri-ciri yang ada pada dirinya.
- Ibu dan keluarga/ kerabat terdekat bersama-sama memantau kemunduran dan kemajuan ibu mengenai postpartum depression yang dialami ibu. Untuk itu, sistem dukungan sosial tetap harus dipastikan terbangun dengan baik.
- Ibu dapat melakukan konseling/ terapi dengan psikolog secara berkala.
- Ibu dapat bergabung dalam kelompok dukungan berisi sesama ibu yang mengalami masalah yang sama, untuk mendapat efek saling menguatkan dan saling mendukung.
PERHATIKAN: Ciri-ciri postpartum depression yang dialami oleh seorang ibu bisa jadi berbeda-beda, tergantung pada kekhasan kasus masing-masing…! | Retha Arjadi, M. Psi., Psikolog dapat dihubungi melalui alamat email retha.arjadi@gmail.com
Semoga berguna ya bund... Download file presentasi PowerPoint
Thread lain yang berhubungan:
IbuHamil.com - komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
ciri-ciri postpartum blus, ciri post partum depression, depresi postpartum blues, faktor risiko depresi post partum, kasus postpartum blues di indonesia 2013, post partum indonesia, postpartum depression indonesia, proposal depresi post partum, proposal postpartum blues, retha arjadi depresi
Beritahu teman-teman: share IbuHamil.com via Facebook | |