Replying to:
HAllo bunda.. saya pernah nonton ustajah mamah dedeh.yg mengatakan jika suami kerja diluar.maka istri wajib ikut mendampingin.tidak ada alasan apapun.krna pd dasarnya wanita tidak kewajiban dalam berkarir.ajak org tua bunda dan bunda sekalian ikut suami.
Ustajah tsb jg blg.jika qt wanita tdk mw ikut/atau tdk mw mengalah artinya qt sbgai istri memberikan kesempatan untuk suami tsb untuk melalakukan hal hal negatif.jadi jgn menyesal apabila suami cari pelampiasan tengah malam.
MAaf bun rada terus terang .krna ustajah tsb selalu mmberikan pencerahan berdasarkan agama islam.pedoman hidup qt kan berdasarkan islam bun.bukan mengejar duniawi. |
ini mau bawa agama lagi bu ?
saya tidak belajar agama dari mamah dedeh di tv.
saya punya guru sendiri. mungkin guru nya ibu mamah dedeh sdgkan saya bukan. shingga saya ga meyakini beliau.
dan tentunya perbedaan pandangan jelas selalu ada dan wajar.
disini saya hanya ingin ngasih pndapat yg berbeda dgn ibu. biar imbang.
pertama. tidak ada fatwa haram suami istri berjauhan.
karena pada saat jaman nabi pun sudah banyak riwayat tentang hubungan jarak jauh antara suami dan istri.
salah satunya adalah kisah faruq seorang mujahid islam, yg dimana dia harus berperang /berjihad pada masanya dan mengharuskan meninggalkan anak istri.
di dalam riwayat ini pun dijelaskan bagaimana peran istri ketika harus menghadapi kondisi seperti ini.
dan masih banyak kisah lainnya. silahkan tanya mamah dedeh.
dari kisah tersebut saja tidak ada larangan bagi suami/istri berjauhan jika kondisinya memang harus seperti itu.
Ibu tentunya tauu dong arti kata JIHAD itu tidak selalu BERPERANG . suami berangkat kerja pun itu adalah JIHAD.
kita keluar niat mencari ilmu itu adalah JIHAD.
(silahka tanya guru ibu lagi barangkali ada perbedaan)
sekarang coba ibu byangkan, jika seorang suami adalah pekerja lapangan contoh kerja di pertambangan/perminyakan/proyek/pelaut dll.
apakah mungkin seorang istri ikut ?????
lalu bagaimana dengan mamah dedeh atau para penyiar agama wanita lainnya? bukankah mereka juga keluar rumah untuk menyiarkan agama dan itu adalah hal baik. apakah dgn demikian bisa dibilang istri yg seperti ini juga mninggalkan kewajibannya di rumah ??
ibu bilang jangan mikirin duniawi saja. ini saya aneh. kenapa ibu bisa berspekulasi begitu ??
apa yg salah dgn memikirkan duniawi selagi itu HALAL.
bisa saja orang yang ibu bilang memikirkan duniawi itu punya niat lain, dgn penghasilan yg lebih dia jadi bisa berbagi dgn orang lain. dgn pnghasilan yg lebih dia bisa lebih maksimal mengeluarkan sodakoh lebih, kita tidak akan meyusahkan orang lain, bermanfaat untuk orang lain. shingga apa yg ibu bilang mengejar duniawi itu bukankah malah bisa menjadi sebagai bekal di akhirat.
saya pribadi sangat paham tugas istri adalah melayani suami. tapi jika KONDISI tidak memungkinkan karena mmg tuntutan pekerjaan suami yg tidak bisa membawa anak istri menurut ibu harus gimana ?? sama seperti kisah2 di jaman rosul yg mana harus ditinggal untuk berperang. dmna anak istri tdk bisa ikut. itu menurut ibu bagaimana ???
jadi intinya gini deh.
selama tidak ada FATWA HARAM jangan menjudge NIAT seseorang. sampe bilang mengejar duniawi saja
lalu ibu bilang jangan sampe kita ngasih kesempatan untuk suami main malam.
ibu kenapa punya pikiran seperti itu ??
apa suami ibu orang yg kaya gitu ??
naudzubillah.
saya percaya penuh pada suami saya. dan suami saya bukan anak kecil yg gatau mana dosa mana tidak. kalaupun sekali lagi kalaupun seorang suami melakukan seperti itu.
bu bukankah ibu percaya adanya Alloh ?? apapun yg dilakukan suami atau kita disini kan ada Alloh yg melihat. itu lah yg dimaksud KEPERCAYAAN.
itulah pendapat saya.
sebagai pelaku LDM.
jangan lupa bu.
ibu mungkin tidak tau,
ada pepatah yg mengatakan
"kita sibuk mengomentari pasangan yg berjauhan, padahal mereka lebih harmonis di banding kita yang tinggal berbarengan setiap hari"
saya pun sama ko bu ingin hidup normal tinggal berbarengan dgn suami .tp sekali lagi kondisi kami yg mngharuskan seperti ini, ini pilihan kami, & melakukan ini cukup berat, jangan suka nambahin beban kami dgn nasihat yang menjudge kami adalah istri yg tidak melakukan tugasnya.
kami pun punya perhitungan tujuan komitmen dan solusi terhadap apa yg kami jalani sampai batas waktu yg sudah kami berdua sepakati
begitulah pendapat saya yg berbeda dgn ibu dalam sisi agama yg saya yakini.
semoga bisa jadi perbandingan pendapat buat bu ts.