Pagi Bunda,
baca thread sebelumnya, saya paham dan bisa berempati, bahkan saya jauh lebih bersyukur kesedihan saya dan suami tidak sebesar yang bunda alami jauh lebih menyedihkan, ada yang lebih dari 2x kiret, baby meninggal setelah dikandung 9bulan dan dilahirkan, ada yang meninggal di kandungan, bahkan penantian panjang memiliki momongan sampai puluhan tahun, atau vonis sekalipun tdk memiliki momongan dikarenakan penyakit,miom, atau kista.
Disini saya hanya berbagi sedikit kesedihan saya dan suami, tapi hikmah yg mgkin bisa kami ambil
Saya Positif hamil di awal Tahun tgl 1 Januari 2016, dari
HPHT 28 November,
Betapa bahagianya kami, karna kehamilan ni penantian kami dari 2 tahun usia pernikahan.
Masuk
uk 9week, saya mungkin kecapekan, posisi merantau dan tinggal berdua dengan suami saja jauh dri keluarga.slain urus rumah sbg IRT saya nyibukin diri dari kejenuhan dgn bikin2 kue, sekalinya saya kecapekan, tdk bermaksud untuk mengindahkan ttg rawannya kondisi
TM 1, tapi kondisi yg mengharuskan saya aktif meskipun hamil.
Jumat,29 Jan 16 saya pagi2 flek darah kecoklatan spt haid terakhir dan lendir spt nutrijell, saya cemas, kebetulan saya hari itu jadwal saya kontrol balik di bidan (slama ini periksa kandungan seling dengan dr
spog di Banjarbaru dr Budi)
Sore sebelum ke Bidan saya mau mandi sudah kelar fleknya.
Ke bidan,bidan utama tdk ada di praktik mandiri, belum pulang dr RSU,adanya bidan asissten yg usia ya aja lebih muda bgt dri saya, bidan dgr keluhan kehamilan saya dan usg (di tempat praktik bidan ada usg 3d), sekalinya bidannya bilang ga pa2 klo fleknya sudah berhenti, meski di usg kandungan q 9week tapi 5week terdeteksi usg.
Malam flek masih keluar, saya panik lagi, dan pagi janjian dgn dr budi di klinik zahra fauzia (dr budi terkenal di banjarbaru,bekerja di RSUD, RS swasta dan praktek di beberapa klinik) pilih di zahra fauzia karna meski siang2 panas2, nyampe sana tempatnya nyaman dan antriannya dikit dibanding praktek dr budi yang malam di medika. Sudah telfon pagi dan receptionist bilang bisa, siang nya dah smp sana sekalinya ga bisa karna dr nya operasi di rs lain.
Posisi hari sabtu, kami baru pindah 6bulan, dan tdk ada referensi
spog lain, kami ke dr bimantara
spog, sabtu malam, karna medika sudah full pasien kontrolan (utk kontrol kandungan 1 hr daftar by phone).
Di dr bima, aq diusg dan dr hasil keluhan, beliau menyatakan janinq tdk berkembang(
bo) dan harus di kiret, singkat padat, dan tdk dijelaskan alasannya, aq tanya masih bisa dicoba seminggu dikasi obat pun tidak hny dikasi rujukan utk kiret, bagai disambar petir, air mata q jatuh di depan dr nya.
Sepanjang jalan dan semalaman hanya bisa nangis,
Suami masih pingin cari second opinion berdasar thread sebelumnya.hari minggu aq coba bedrest dan senin aq janjian lagi dgn dr budi yg biasa aq datangi seling kontrol.
Alhamdulillah masih ada peluang dr hasil usg, meski 50 %, karna kantong rahim diameternya masih standart, dicoba kasih penguat janin, sama dgn yg mengalami
bo di thread cygest progesteron 400mg, obat bentuk peluru masuk dubur,2x sehari pagi dan sebelum tidur untuk penguat janin. Alhamdulillah hari ke 2 flek tdk keluar.
Sembari di suruh bedrest seminggu. Selasa kontrol lagi.
Seminggu itu antara optimis, tdk boleh kepikiran dan sedih (demi janinq biar ga ikut suasana hati ibu), aq juga pasrah kembalikan ke Allah SWT, sholat di bed ttp q jalani dan berdoa, meminta utk diberi kan kekuatan dan perkembangan janinq, tapi juga berserah jika Allah lebih mencintai janinq dan belum memberi kesempatan pada kami berdua.
Selasa tiba, jam 1 siang aq usg dgn dr budi, sekalinya di putar kesana kemari alat usgnya, rahim q melebar tp janinq tdk ada, dr menjelaskan tdk ada hasil di week 10.
Hanya menghela nafas dan detak berhenti sesaat tapi air mata tdk turun dr pelupuk mata.
Doaq terjawab. Allah punya rencana lain buat kami.
Rabu aq janjian dgn dr budi untuk kiret sesuai rujukan nya.
Didampingi suami aq menjalani kiret, selasa jam 10 malam aq disuruh minum obat pembuka rahim, dan jam 2 puasa smp mo kiret.
Setelah minum obat keluar flek lagi dan pinggang nyeri kaya haid mau runtuh..
Pagi jam 7 masuk ke ruang chek up perawat, set 9 dr anastesi dan dr
spog datang, bius total dan 15 menit proses kiret selesai.masuk ruang rawat istirahat, jam 5 sore sudah pulang.
Ikhlas, sabar saja yg tersisa, saling menghibur dan membesarkan hati.
Tdk ada air mata, hanya doa yg bisa menyertai rasa kehilangan.
Karna sambar petirnya dah dari seminggu yg lalu.
Kini kami proses penantian lagi, utk jalani 3 bulan kosong, utk bulan ke 4smoga berhasil di kehamilan kedua.
Hari ni flek pasca kiret, dan sudah bisa sdikit2 beraktivitas. Meski diseling istirahat.
Maaf panjang lebar, smoga yg sedang divonis
bo bisa ada arahan utk cari second opinion, dan sepenuhnya sdikit share utk mengurangi kesedihan saya.terima kasih sebelumnya