Buat yang nanya ttg
HSG, mudah2an nggak telat ya infonya.
Dulu saya pernah
HSG, Bund.
Prosedurnya :
Pertama-tama tentunya dapet surat rujukan dari
DSOG, lalu saya meluncur ke RS yg dituju. Saya diminta nebus obat-obatan dan alat suntik yg akan digunakan memasukkan cairan kontras ke dlm Rahim melalui selang kateter.
Dari apoteknya, saya diarahkan ke Bagian Radiologi. Disana sudah menanti dr. Sp Radiologi, 1 petugas Radiologi dan 1 suster yang meminta saya berganti baju khusus.
Gugup? Banget! Hehehe... soalnya sudah cukup lama sejak saya bersentuhan dengan ruang tindakan RS (terakhirkali saat melahirkan anak pertama secara normal 10 tahun sebelumnya). Beruntung dokternya ramah dan membesarkan hati saya.
Setelah berbaring dibawah semacam sinar x-ray dan dipasangi alat pembuka (maaf) va**na (lupa namanya), selang dimasukkan dan saya diminta bernafas dengan rileks saja.
Dokter memasukkan cairan kontras dengan cara disemprotkan, membawa hasil fotonya ke ruangan lain utk dibaca, lalu kembali lagi utk melakukan hal yg sama sampai 3x. Rasanya seperti sedang mules-mules haid aja kok, Bund.
Yang penting kita bisa menguasai diri sejak awal, insyaAllah semua bisa kita lalui dengan sukses kok. Rasa ngeri akan sakit itu wajar, tapi jgn sampai menguasai pikiran kita krn yg ada malah akan terasa sakit beneran.
Kalaupun ada rasa ngilu dan mules banget, itu terjadi setelah semua proses selesai. Saya sampai menangis dlm perjalanan pulang bersama Suami saking sakitnya. Ada darah juga yang keluar bersama sisa cairan kontrasnya. Tapi nggak apa2, saya kuatkan hati, hitung2 latihan sakit kecil2 dulu utk sakit luarbiasa saat melahirkan nanti. Semua dinikmati aja, demi calon buah hati.
Oya, hasil
HSG tadi dibawa lagi ke
DSOG yang memberi rujukan. Kata dokter : tuba kanan saya non patent sedang yg kiri salurannya berkelok-kelok. Sempat down jg saat itu.
Lalu saya berganti
DSOG, disarankan menjalani SIS karena kalau mmg ada penyumbatan, bisa langsung terlihat. Ternyata dokter kedua ini menyatakan kedua saluran tuba saya patent, tidak ada sumbatan sama sekali. Itu kejadian 3 tahun lalu. Saya sampai disarankan ikut program bayi tabung saking lamanya belum berhasil hamil juga. Setelah lelah
promil, saya rehat dulu awal tahun ini, eh malah positif hamil, meskipun harus kehilangan janin di
uk 10 minggu. Tapi setidaknya jadi tahu bahwa ternyata saya bisa hamil lagi dan secara alami pula.
Maaf ya Bunda, kepanjangan ceritanya. Mudah2an nggak bosen bacanya. Itu pengalaman saya
HSG.
Buat semua Bunda yang didiagnosa salah satu saluran tuba tersumbat atau bahkan kedua-duanya tersumbat, jgn menyerah dan bersedih hati ya? Allah Maha Besar, begitu byk keajaiban terjadi karena KuasaNYA. Teruslah berusaha dan memohon pada yang Maha Pencipta. Kalau Allah sudah Berkehendak, apapun bisa terjadi. Apapun yg terdengar buruk dari dokter, bukan akhir segalanya.
Yakin & Semangat!