Kedelai dan dampaknya terhadap kesuburan perempuan
Beberapa studi menemukan, protein kedelai dalam dosis tinggi bisa mengurangi kesuburan. Berdasarkan laporan di*American Journal of Clinical Nutrition, sejumlah studi menemukan bahwa kedelai dosis tinggi bisa memperpanjang siklus menstruasi, menurunkan FSH (follicle-stimulating hormone) dan LH (leutinizing hormone). Tapi, jangan cemas, hal ini akan terjadi jika kedelai yang dikonsumsi terlalu banyak. Dan, menurut peneliti, sebagian besar orang tidak akan mengkonsumsi kedelai sampai dosis yang terlalu tinggi.
Menurut para peneliti, fitoestrogen pada produk-produk kedelai bisa memperpanjang fase*follicular. Hal ini akan mengurangi siklus menstruasi perempuan di sepanjang hidupnya. Akibatnya, akan mengurangi kesuburan perempuan. Tetapi, terang peneliti, perempuan dengan berbagai faktor risiko infertilitas akan lebih sensitif terhadap kedelai dibandingkan dengan yang lain.
Sebuah*review baru-baru ini yang dilaporkan di*American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan, studi-studi mengenai reproduksi dan pembentukan racun-racun, tidak menemukan perbedaan kesuburan yang signifikan diantara pasangan sehat yang mengkonsumsi fitoestrogen kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa asupan kedelai dalam jumlah normal pada dasarnya tidak akan mengganggu kesuburan bahkan menguatkan kesempatan hamil atau mempertahankan*kehamilan.
Tetapi, jika karena alasan tertentu Anda mengalami masalah kesuburan, ada baiknya membatasi jumlah kedelai dalam diet Anda (misalnya, anda hobi minum susu kedelai setiap hari dalam jumlah banyak). Hal ini untuk menekan kemungkinan dampaknya terhadap kesuburan Anda.
Sama seperti makanan lainnya, ada baiknya tidak mengkonsumsi dalam jumlah berlebih. Dengan mengkonsumsi dalam jumlah sedang, Anda bisa menghindari kemungkinan* dampak negatifnya terhadap kesuburan sekaligus mendapatkan manfaat semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Kedelai dan dampaknya terhadap kesuburan laki-laki
Bagi Anda para laki-laki, ada baiknya juga tidak mengkonsumsi kedelai dalam jumlah berlebih. Studi-studi telah menunjukkan, diet yang mengandung kedelai bisa mengurangi jumlah sperma hingga setengahnya.
Baru-baru ini, dalam jurnal Human Reproduction memaparkan studi dari penelitian melibatkan 99 laki-laki yang mengalami masalah kesuburan, sebagai partisipan. Hasil studi menemukan, mereka yang paling banyak mengkonsumsi makanan dari kedelai setiap harinya mengalami pengurangan jumlah sperma yang paling signifikan. Hasil ini tampak lebih nyata pada pria yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Dalam studi terbesar pada manusia untuk menguji hubungan antara kualitas air mani dan fitoestrogen (bahan pangan yang dapat berperilaku seperti hormon estrogen), Dr Jorge Chavarro, seorang peneliti di departemen nutrisi di Harvard School of Public Health, Boston, Amerika Serikat*, dan koleganya menemukan bahwa pria yang makan makanan kedelai yang paling memiliki 41 juta sperma per mililiter lebih sedikit dibanding pria yang tidak mengkonsumsi produk kedelai.*(Konsentrasi sperma normal untuk laki-laki berkisar antara 80-120 juta / ml).
Penelitian ini tidak mengungkapkan mengapa makanan kedelai memiliki efek pada sperma, tetapi Dr. Chavarro berpendapat bahwa aktivitas estrogenik meningkat dapat memiliki efek buruk pada produksi sperma dengan mengganggu sinyal hormonal lainnya.*Efek ini dapat diperkuat lebih lanjut pada pria kelebihan berat badan dan obesitas karena laki-laki dengan tingkat tinggi lemak tubuh memproduksi estrogen lebih dari laki-laki lebih ramping, yang mengarah ke tingkat keseluruhan estrogen yang tinggi dalam tubuh dan organ reproduksi.
Selain itu, peningkatan kadar estrogen dalam tubuh juga dikaitkan dengan persentase lemak tubuh yang lebih tinggi. Peningkatan kadar lemak akan membuat laki-laki kesusahan mempertahankan berat badan. Sebagai akibatnya, diet kaya kedelai bisa mempengaruhi kemampuan Anda dalam menurunkan lemak tubuh.
Anda pastinya sudah sering mendengar kalau laki-laki yang kelebihan berat badan sangat banyak mengalami masalah kesuburan. Jadi, asupan kedelai berlebih bisa menambah masalah kesuburan.
Tetapi, tidak perlu cemas, studi-studi yang menemukan pengaruh dramatis kedelai terhadap kesuburan melibatkan asupan kedelai yang lebih tinggi. Sebagai contoh, sebuah studi menemukan bahwa tikus yang mengkonsumsi kedelai dengan dosis lebih rendah (2mg/kg berat badan) selama 90 hari, tidak mengalami pengaruh apapun. Akan tetapi, saat mengkonsumsi kedelai dosis sedang higga tinggi (20mg/kg atau 100 mg/kg), kesuburannya terganggu.
Kadar kedelai dalam makanan biasanya tidak terlalu tinggi. Jadi, jika mengaitkan hubungan antara kedelai dan kesuburan, pertimbangkan frekuensi dan jumlah kedelai yang Anda makan. ....semoga bermanfaat bunda.... ( wishingbaby.com)
*
*