Tak ada alasan bagi ibu hamil untuk bekeluh kesah, karena sesungguhnya ia bahagia! Karena?
Senang tak terkira ketika mengetahui bahwa sudah positif hamil, mengabarkan suami dan melihat reaksi calon ayah yang tak kalah heboh!
Melihat wajah dan mendengar seruan gembira dari orang-orang saat mengabarkan kehamilan.
Mendapat* limpahan perhatian dari orangtua, mertua, om, tante, teman-teman, bos di kantor dan tentu saja suami.*
Mengubah penampilan dengan baju-baju berukuran lebih besar dari tubuh, namun tetap bisa tampil gaya dan percaya diri.
Tidak merasa bersalah, tapi justru bergairah ketika pertama kalinya dalam hidup, berat tubuh meningkat.
Memperoleh giliran pertama ketika hendak naik pesawat dan tersedia kursi khusus di transportasi umum seperti bus dan kereta.
Menikmati kulit berkilau segar secara alami, bukan karena bantuan produk-produk make up.
Berhak masuk menjadi anggota parent’s club tanpa harus registrasi atau membayar. Ini karena hubungan dengan saudara perempuan, sepupu atau teman-teman yang sudah lebih dulu menjadi orangtua akan semakin dekat.
Merasa lebih menghargai kasih sayang dan cinta ibu sendiri, yang telah merawat 9 bulan di kandungan dan berlanjut hingga dewasa.
Jalan-jalan bersama suami di sekitar rumah di pagi hari untuk menikmati udara segar karena aktivitas ini baik untuk jantung dan juga janin.
Menulis buku harian kehamilan yang bisa jadi ‘warisan’ berharga buat anak kelak.
Memilih baju bayi sambil merencanakan apa yang akan dibeli untuk bayi yang akan lahir.
Mendekorasi kamar bayi sambil mencari ide dari majalah dan saran orang terdekat.
Membuat foto-foto kehamilan dengan berbagai pose.
Selain anggota keluarga, dokter, perawat, bidan, konselor laktasi dan juga konsultan kehamilan juga peduli pada kehamilannya.
Berbaring di tempat tidur dengan lengan pasangan melingkar di sekitar perut. Cinta telah menciptakan sebuah kehidupan baru.
Memilih dan mencatat nama anak bersama pasangan sambil berdebat seru hingga akhirnya menemukan nama yang benar-benar oke.
Membayangkan seperti apa wajah bayi kelak. Lebih mirip ibunya, ayahnya, atau kakek neneknya?
Memandangi diri di depan cermin dengan perut yang semakin membesar dan merasakan ada makhluk* hidup di dalam tubuh.
Melihat calon bayi di layar monitor USG, bahkan USG 4D dan meminta soft copy fotonya untuk dicetak dan dipajang di kamar, meja kerja atau di dompet.
Mencoba seluruh gerakan senam hamil yang sudah dipraktikan di kelas prenatal dan merasakan* bahwa gerakan-gerakan itu sangat bermanfaat.
Mendapatkan masa cuti 3 bulan kerja dan menikmati waktu bersama bayi.
Menelepon suami dan mengatakan kalau sudah saatnya bayi lahir lalu memberitahu semua anggota keluarga memberitahukan kelahiran bayi dengan selamat dan tangisnya yang melengking.
Memiliki air susu yang merupakan makanan satu-satunya dan terbaik di dunia untuk bayi.*
Bangun di pagi hari dan melihat bayi tidur pulas di sebelahnya dan berkata, “Wow! Saya saya resmi menjadi ibu!”
Sumber : :: Ayahbunda.co.id ::