Replying to:
malam bunda semuanya,,,,
kisah bunda diatas kembali mengingatkan ku dengan apa yg ku alami 6 bulan lalu...
aku sampe nangis bacanya bunda....
momquina, bunda gak sendiri kita senasib bund....
23 agustus lalu aku melahirkan bayi kembar cowok 33 minggu,,,
karena fungsi paru parunya belum sempurna bayi ku harus dirawat di RSU, saat itu aku melahirkan diklinik,,,,
aku belum sempat mencium dan melihat bayiku bunda, hanya saja aku mendengar suara tangisannya yg diiringi suara suami ku yg sedang mengazankan mereka berdua....
keesokan harinya aku diizinkan pulang da aku langsung kerumah sakit....
disana aku melihat kedua bayiku didalam inkubator yg terpisah dihidung dan pusarnya dipasangkan selang infus dan oksigen....
saat aku diizinkan perawat untuk masuk keruang inkubator si adek menatapku dengan tatapan tak berdayanya bunda... saat itu si abang juga menatap ku tapi tatapannya seperti bayi sehat biasanya,,, aku memberi semangat pada mereka berdua,,, berat rasanya karena harus keluar dari ruangan itu dan untuk seterusnya aku hanya bisa mengintip mereka dari celah kaca ruang inkubator dan hanya bisa mendengar tangisan si kembarku....
2 hari aku menginap dirumah sakit, malam ke 3 aku disuruh pulang oleh mama ku, karena kondisiku yg butuh istirahat sehabis melahirkan,,, keesokan harinya saat subuh, mama meminta suami ku segera kerumah sakit, taapi mama tidak memberi tahu apa pada ku. sejam kemudian papa ku menelpon ku, katanya si adek sudah tiada.... aku berteriak histeris..... saat siadek di bawa pulang itulah pertam adan terakhir aku menggendonggnya...
setelah acara pemakaman aku langsung kerumah sakit karena dokter meminta perahan ASI untuk siabang, disana dokter menyarankan aku untuk merujuk si abang kekota lain yg perawatannya lebih intensif, aku dan suamiku menyetujuinya, kami membawa siabang ke RS dikota lain yg perjalanannya hampir 8 jam.... itu semua demi keselamatan sia abang, kami memilih RS swasta agar penanganannya lebih bagus,,,, 2 hari di RS itu abang menunjukkan kemajuan yg pesat, abang udah bisa menyusu sendiri, gerakannya sangat aktif,,, sampai perawat kewalahan memasang infusnya, karena ditarik terus dengan si abang,,,, tapi itu hanya sementara,,, hari ketiga keluar csiran hitam dari muntahnya,,,, dokter bilang di terkena infeksi dan sakit kuning, lalu dokter merujuk lagi ke RS yg ada ruang NICUnya,,,, disana abang ditangani banyak dokter abang disinar biru,,,, karena bilirubinnya tinggi abang harus menjalani transfusi darah,,, dan berhasil,,, setelah transfusi darah keesokannya dokter bilang abang harus dioperasi kecil untuk pemasangan slang infusnya, karena pembuluh darahnya yang kecil, shingga jarum infus susah masuk.... pagi esoknya aku masuk keruangan abang disana dokter sedang memeriksa darahnya,,,, dan dokter menyuruh aku keluar,,, si abang menangis.... beberapa jam kemudian perawat menyatakan si abang kritis,,,, dan aku dan suami ku disuruh masuk ruangan disana kami menyaksikan tindakan dokter untuk me yelamatkan abang,,,, aku melihat kaki abang masih bergerak.....
dokter bilang jantung abang sempat berhenti,,,,, tapi dokter masih menangani,,,, dan ternyata Tuhan berkehendak lain.... Tuhan lebih sayang dengan sikembarku.... abang dipanggil tuhan saat berumur 12 hari selang 9 hari dengan si adek.....
langit serasa runtuh dikepala ku bunda......
maaf bunda ceritanya kepanjangan,,,,,
ini ngetik sambil nangis.....
mohon doanya ya bunda biar sikembar cepat dapat adek.... |