Rasa perih/nyeri di ulu hati (sering disebut sebagai heartburn) seringkali muncul pada saat kehamilan dan hal ini sangat mengganggu. Sebagian wanita hamil merasakannya pada bulan pertama atau kedua kehamilannya, dan biasanya sebagian akan mengalami hal ini hingga bulan-bulan berikutnya.
Mengapa wanita hamil sering mengalami heartburn? Pada awal kehamilan, tubuh akan memproduksi hormon progesteron dan relaxin yang berfungsi untuk me-rileks-kan otot-otot dalam beberapa organ dalam tubuh, termasuk sistem pencernaan. Akibatnya makanan yang masuk akan cenderung lambat dicerna, sehingga menyebabkan rasa kenyang dan kembung (bloated). Makanan yang seharusnya “secara lancar” tercerna, dalam kasus ini akan relatif “menumpuk”; ini yang menyebabkan rasa penuh/kenyang.
Rasa perih/nyeri di ulu hati (sering disebut sebagai heartburn) seringkali muncul pada saat kehamilan dan hal ini sangat mengganggu. Sebagian wanita hamil merasakannya pada bulan pertama atau kedua kehamilannya, dan biasanya sebagian akan mengalami hal ini hingga bulan-bulan berikutnya.
Mengapa wanita hamil sering mengalami heartburn? Pada awal kehamilan, tubuh akan memproduksi hormon progesteron dan relaxin yang berfungsi untuk me-rileks-kan otot-otot dalam beberapa organ dalam tubuh, termasuk sistem pencernaan. Akibatnya makanan yang masuk akan cenderung lambat dicerna, sehingga menyebabkan rasa kenyang dan kembung (bloated). Makanan yang seharusnya “secara lancar” tercerna, dalam kasus ini akan relatif “menumpuk”; ini yang menyebabkan rasa penuh/kenyang.
---------- Post added at 09:54 ---------- Previous post was at 09:52 ----------
KOMPAS.com - Heartburn atau rasa panas dan membakar di daerah dada terjadi karena naiknya asam lambung ke kerongkongan. Heartburn umumnya dipicu oleh kadar asam lambung yang sudah tinggi, ditambah dengan kebiasaan makan yang salah. Risiko heartburn juga meningkat saat hamil.
Menurut dr Gita Pratama, pakar kebidanan, rahim yang membesar pada perempuan hamil menjadi pemicu heartburn.
"Saat rahim membesar, tekanan pada lambung bisa meningkat. Tekanan inilah yang kemudian membuat asam lambung naik hingga ke kerongkongan. Tapi biasanya risiko heartburn dialami pada mereka yang memang memiliki asam lambung yang sudah tinggi," jelas Tomi (sapaan akrabnya, di sela-sela peluncuran situs 9mums.com, Jumat (11/10/2013) di Jakarta.
Karena itu, biasanya heartburn terjadi saat kehamilan sudah memasuki trimester ketiga. Saat itulah rahim sudah berukuran cukup besar dan mampu memberikan tekanan pada organ-organ di rongga perut dan dada.
Selain lambung, tutur Tomi, tekanan dari rahim yang membesar juga dapat meningkatkan risiko penyakit lainnya seperti inkontinensia urin. Ini terjadi karena rahim menekan kandung kemih sehingga sulit bagi perempuan hamil untuk menahan berkemih.
Untuk mengurangi risiko heartburn pada wanita hamil, Tomi menyarankan untuk menjaga pola makan dan waktu makan.
"Makanlah sedikit-sedikit namun sering, yaitu setiap satu atau dua jam, jangan biarkan perut kosong," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo Kencana ini.
Selain itu, perempuan hamil dengan risiko heartburn juga perlu menghindari makanan yang dapat mencetuskan asam lambung, seperti makanan pedas, asam, mengandung santan, dan lemak tinggi. Makanan-makanan tersebut, jelas Tomi, sulit dicerna lambung sehingga memicu produksi asam lambung yang semakin meningkat.
Tomi mengatakan, saat hamil perempuan lumrah saja mengalami perubahan-perubahan dalam tubuhnya. Perubahan-perubahan tersebut kemudian dapat memicu beberapa penyakit yang sebelumnya tidak pernah dialami dan khas pada kehamilan, seperti preeklamsia atau diabetes gestasional.
---------- Post added at 09:56 ---------- Previous post was at 09:54 ----------
KOMPAS.com - Heartburn atau rasa panas dan membakar di daerah dada terjadi karena naiknya asam lambung ke kerongkongan. Heartburn umumnya dipicu oleh kadar asam lambung yang sudah tinggi, ditambah dengan kebiasaan makan yang salah. Risiko heartburn juga meningkat saat hamil.
Menurut dr Gita Pratama, pakar kebidanan, rahim yang membesar pada perempuan hamil menjadi pemicu heartburn.
"Saat rahim membesar, tekanan pada lambung bisa meningkat. Tekanan inilah yang kemudian membuat asam lambung naik hingga ke kerongkongan. Tapi biasanya risiko heartburn dialami pada mereka yang memang memiliki asam lambung yang sudah tinggi," jelas Tomi (sapaan akrabnya, di sela-sela peluncuran situs 9mums.com, Jumat (11/10/2013) di Jakarta.
Karena itu, biasanya heartburn terjadi saat kehamilan sudah memasuki trimester ketiga. Saat itulah rahim sudah berukuran cukup besar dan mampu memberikan tekanan pada organ-organ di rongga perut dan dada.
Selain lambung, tutur Tomi, tekanan dari rahim yang membesar juga dapat meningkatkan risiko penyakit lainnya seperti inkontinensia urin. Ini terjadi karena rahim menekan kandung kemih sehingga sulit bagi perempuan hamil untuk menahan berkemih.
Untuk mengurangi risiko heartburn pada wanita hamil, Tomi menyarankan untuk menjaga pola makan dan waktu makan.
"Makanlah sedikit-sedikit namun sering, yaitu setiap satu atau dua jam, jangan biarkan perut kosong," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo Kencana ini.
Selain itu, perempuan hamil dengan risiko heartburn juga perlu menghindari makanan yang dapat mencetuskan asam lambung, seperti makanan pedas, asam, mengandung santan, dan lemak tinggi. Makanan-makanan tersebut, jelas Tomi, sulit dicerna lambung sehingga memicu produksi asam lambung yang semakin meningkat.
Tomi mengatakan, saat hamil perempuan lumrah saja mengalami perubahan-perubahan dalam tubuhnya. Perubahan-perubahan tersebut kemudian dapat memicu beberapa penyakit yang sebelumnya tidak pernah dialami dan khas pada kehamilan, seperti preeklamsia atau diabetes gestasional.