Replying to:
Salam kenal bunda2,saya etha.kemaren pas kontrol ke dokter baru ketauan klo placentanya di bawah.tanya2 temen n sodara katanya wajar.cma dibilang ga boleh capek2.ada juga yg extreme bilang ga boleh banyak jalan n mesti bedrest padahal saya ni paling ga bs diem
klo boleh tau ada pantangan apa aja ya?katanya jg jangan berhubungan dl sama suami.tp sampe usia kandungan brp ya?kasian juga ngeliat si suami puasa hehe.o ya skrg usia kandungan saya 15minggu. |
Assalamu’alaikum Wr Wb
Nama saya Ni’mah (27 th) dari Kudus. Saat ini saya hamil anak ke dua, dengan usia kehamilan kurang lebih 14 minggu. Saat usia kehamilan 12 minggu saya mengalami pendarahan. Darah yang keluar bening namun disertai dengan cairan seperti air.
Saat itu saya sempat diopname selama 2 hari untuk menghentikan pendarahan dan diharuskan istirahat total. Kata dokter saat memeriksa dengan USG, ari-ari dalam kandungan saya menghalangi jalan lahir sehingga mengakibatkan pendarahan.
Sampai sekarang terkadang masih keluar darah meskipun hanya sedikit. Padahal saya sama sekali tidak melakukan pekerjaan berat. Darah bisa keluar walau saya hanya berjalan beberapa ratus meter.. Yang ingin saya tanyakan:
– Apakah ari-ari yang menutup jalan lahir bisa berpindah posisi ke tempat yang benar dan bagaimana caranya?
– Apa yang harus saya lakukan agar tidak terjadi pendarahan lagi?
– Makanan apa yang baik untuk saya dengan kondisi kehamilan yang seperti itu, karena setiap melihat nasi & lauknya saya selalu nek dan ingin muntah.. sehingga berat badan saya hanya bertambah sedikit sekali.
– Adakah obat herbal untuk membantu kesehatan saya dan bayi saya?
Mohon bantuannya, karena saya takut ketika dokter mengatakan jika posisi ari-ari tidak berubah sampai usia kehamilan 7 bulan, maka kemungkinan besar saya harus melahirkan lewat sesar.
Sekali lagi mohon bantuannya. Terima kasih banyak atas bantuannya.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Ni’mah
fahris_ulum@ymail.com
JAWAB: Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Dalam dunia medis, ari-ari (Plasenta) yang menutupi jalan lahir dikenal dengan istilah Plasenta Previa. Plasenta merupakan jaringan yang terbentuk di dalam rahim selama kehamilan. Plasenta berfungsi membawa makanan dan oksigen dari ibu ke janin dan membuang produk limbah dan karbon dioksida dari janin ke ibu melalui tali pusat.
Posisi plasenta biasanya berada di sepanjang bagian atas rahim. Tetapi dalam kasus Plasenta Previa, plasenta melekat di dekat atau menutupi serviks (pembukaan rahim yang mengarah ke vagina). Hal ini dapat mengganggu proses kelahiran bayi karena plasenta menutupi jalan lahir.
Plasenta Previa sendiri ada tiga jenis:
– Plasenta Previa lengkap (total): Pembukaan serviks internal benar-benar tertutup plasenta.
– Plasenta Previa Parsial: Pembukaan serviks internal tertutup sebagian oleh plasenta.
– Plasenta Previa Marginal: Plasenta berada di tepi pembukaan serviks internal.
Untuk mendeteksi atau mengetahui adanya kelainan ini hanya bisa dilakukan dengan melakukan USG secara rutin selama proses kehamilan. USG akan menunjukkan lokasi plasenta dan berapa banyak yang menutupi leher rahim.
Meskipun USG mungkin menunjukkan plasenta terletak rendah di awal kehamilan, sebagian besar plasenta bergerak ke atas dan menjauhi leher rahim ketika rahim mengembang. Hal ini disebut migrasi plasenta, yang biasa terjadi pada diagnosis plasenta previa sampai dengan minggu ke-20 kehamilan.
Plasenta Previa terbilang jarang terjadi, yakni sekitar satu dari setiap 200 kelahiran hidup.
Gejala paling umum yang nampak pada penderita Plasenta Previa adalah terjadinya pendarahan vagina yang berwarna merah muda, terutama pada trimester ketiga kehamilan. Hanya pada sebagian wanita tidak mengalami perdarahan sama sekali.
Pendarahan dapat terjadi bila plasenta terlepas dari dinding rahim. Pada trimester ketiga biasanya dinding rahim menjadi lebih tipis dan meregang untuk mengakomodasi janin.
Plasenta yang melekat sangat rendah pada dinding rahim yang kian menipis dan meregang dapat terlepas dari dinding rahim, yang menyebabkan perdarahan. Persalinan mungkin harus dipercepat melalui operasi caesar bila jumlah perdarahan banyak dan umur janin sudah mencukupi.
Meski demikian pada trisemester pertama dan kedua juga bisa saja terjadi pendarahan, namun hanya sedikit dan sesekali saja. Jadi, apa yang ibu alami sebenarnya meupakan gejala umum yang lazim dialami penderita Plasenta Previa. Pendarahan biasanya tidak disertai rasa sakit, walaupun terkadang disertai kram rahim.
Lantas apa yang menyebabkan kelainan ini? Sejauh ini belum diketahui secara pasti, tetapi risiko yang terjadi lebih besar bila terjadi pada wanita yang memiliki kondisi sebagai sebagai berikut:
– Memiliki sel telur yang melekat sangat rendah di dalam rahim.
– Memiliki masalah lapisan rahim (endometrium) seperti fibroid atau kondisi lain.
– Memiliki parut di dinding uterus dari kehamilan sebelumnya (plasenta previa sebelumnya, kuret, operasi rahim, bedah caesar atau aborsi).
– Kehamilan ganda (kembar). Kemungkinan plasenta previa dua kali lipat pada kehamilan ini.
– Pernah beberapa kali hamil sebelumnya. Kemungkinan mengembangkan Plasenta Previa meningkat menjadi 5% pada wanita yang pernah hamil 6 kali atau lebih.
– Merokok atau menggunakan kokain.
– Berusia di atas usia 30 tahun. Risiko pengembangan plasenta previa adalah 3 kali lebih besar pada wanita di atas 30 tahun dibandingkan pada wanita di bawah 20 tahun.
– Memiliki plasenta previa pada kehamilan sebelumnya.
Apa saja risiko yang bisa terjadi pada penderita Plasenta Previa? Risiko terbesar adalah terjadinya pendarahan seperti kami sebutkan diatas. Semakin banyak plasenta yang menutupi serviks, semakin besar risiko perdarahan. Syok dan kematian ibu hanya bisa terjadi jika perdarahan berlebihan.
Risiko lainnya adalah sebagai berikut:
– Memperlambat pertumbuhan janin akibat suplai darah tidak mencukupi.
– Kelahiran prematur.
– Kelahiran cacat.
– Infeksi dan pembentukan bekuan darah.
– Anemia janin.
Menjawab pertanyaan Anda, apakah posisi plasenta tersebut bisa dikembalikan ke posisi yang benar, sejauh ini belum ada yang bisa melakukannya, baik secara medis maupun non-medis. Karena letaknya itu sudah ditentukan saat proses penempelan zygote (calon janin), jadi jauh sebelum kita tahu bahwa kita hamil.
Yang bisa dilakukan hanya mengurangi faktor risiko, yakni pendarahan dan kontraksi dengan terapi atau obat tertentu. Dan bila posisi plasenta tetap menghalangi jalan lahir sampai saat kelahiran, dokter biasanya menyarankan untuk menjalani operasi caesar saat melahirkan.
Yang harus ibu lakukan adalah mengurangi gerak. Bahkan untuk kegiatan ringan saja sebisa mungkin dihindari. Selain itu kurangi atau kalau bisa jangan makan daging-dagingan, ikan, makanan cepat saji, keju, dan banyak lagi pantangan lainnya.
Hal ini tentu saja menjadi sulit, karena ibu hamil justru seharusnya banyak makan-makanan bergizi. Nah sebagai gantinya perlu mengkonsumsi ramuan yang meningkatkan gizi ibu .
saya copas dari forum tetangga, semogada mamfaatnya, a mbil yang baik upakan yang tidak berkenan....