Permisi bunda, saya newbie. Sedang search ttg hamil di luar negeri terus nemu postingan ini. Kebetulan saya jg sedang di luar negeri, Korea Selatan tetangganya Jepang..hehe. Saya sedang studi dan suami sekarang bekerja setelah lulus kemarin (suami juga sebelumnya studi di sini). Kami menikah baru satu tahun. Sebenernya sama2 kepengen segera dititipi amanah, tapi kami "tahu diri" masih banyak keterbatasan dan kalau langsung punya momongan nanti tidak ada yg bisa bantu di sini (keluarga datang ke sini maksudnya). Seneng punya baby-nya, tapi nanti bingung kalo saya tinggal ke kampus bagaimana. Saya kuliah dan bekerja sbg asisten peneliti jadi harus selalu stay di lab seperti pekerja gitu, bahkan bisa lebih larut malam kalau eksperimen belum selesai.
Kemarin sekitar 8 bulanan kami KB (tanggal dan kondom) krn pertimbangan masih sama2 studi dan memang mau menikmati "pacaran" dulu (kami menikah tanpa pacaran hihi). Setelah suami lulus dan dapat kerja di sini, kami mulai
promil. Studi saya juga sudah hampir selesai, bismillah. Saya ke dokter di sini untuk pemeriksaan pra-kehamilan. Tapi lucunya karena di sini angka kelahiran rendah, saya malah berkali2 ditanya suster "..tidak mau hamil dulu kan ya?". Saya sampe kaget dan jawabnya pake mikir. Maksudnya mikir kok saya malah disemangati untuk menunda kehamilan haha.
Saya juga dapat cerita dari teman2 di sini ttg fasilitas untuk ibu hamil. Di sini bahkan ibu hamil diberi tunjangan uang 500rb Won (Rp 5jt-an). Bisa digunakan untuk periksa selama hamil, biaya melahirkan, sampai imunsasi anaknya nanti. Uangnya diberikan dalam bentuk kartu (seperti ATM), dan tidak bisa diuangkan. Kalau masih bersisa bahkan untuk belanja kebutuhan bayi juga bisa. Pengalaman teman2 di sini, tunjangan itu bisa digunakan sampai imunisasi anak dan ibu setelah melahirkan.
Tapi bunda...
Fasilitas tunjangan dan kesehatan yg sangat mendukung itu bukan kemudian menentramkan hati para bunda di luar negeri. Kami (semoga termasuk saya juga segera aamiiin) hanya bisa saling menguatkan dengan pasangan, juga teman2 sesama perantau yg jarak rumahnya juga ga berdekatan kayak tetangga di Indonesia. Apalagi kehidupan sosial dan bertetangga di sin beda jauuuh sekali dengan di Indonesia.
Biasaya teman2 yg melahirkan di sini akan mengundang orang tua atau keluarganya dari Indonesia untuk membantu merawat bayinya. Ada yg hanya 2-3 minggu, tapi ada juga yg sampai berbulan2. Belum lagi kendala bahasa (orang Jepang dan Korea juga tidak lancar menggunakan bahasa inggris).
Bismillah, saya dan suami juga selalu mempersiapkan diri dan semuanya untuk segala kemungkinan. Mohon titip doanya ya, semoga doa-doa dan ikhtiar kami segera dijawab Allah. Aamiin ya Rabbal 'alamiin ^.^