bunda mending di cek ke dokter..takutnya sakit kuning..biasa sih untuk mencegah sering dijemur di matahari pagi..cuma kalo sudah kuning,aku belum tau gimana penanganannya bund..jd biar ga penasaran,dibawa ke dokter aja..
---------- Post added at 13:23 ---------- Previous post was at 13:18 ----------
bunda aku dapat ini dr mmbah google..siapa tau bisa membantu menghilangkan penasaran bunda..karna aku sendiri juga baru tau..Kuning pada bayi baru lahir atau sering disebut dengan jaundice seringkali membuat orang tua khawatir. Pada saat persalinan Khalila, saya lihat bayi yang terkena jaundice membuat para ibu khawatir. Bayi-bayi tersebut diletakkan dalam sebuah kotak dan disinar biru. Sungguh membuat saya terharu dan prihatin. Alhamdulillah Khalila sehat walaupun sehari sebelum pulang dari rumah sakit kadar bilirubinnya sempat tinggi. Namun keesokan harinya sebelum pulang sudah normal kembali. Saya mengira bahwa kuning yang diderita adalah hepatitis yang seringkali terjadi pada orang dewasa. Ternyata saya salah. Berikut penjelasan jaundice dari buku penuntun calon ibu yang diterbitkan RS St Carolus.
Jaundice bisa terjadi karena dalam proses pertumbuhan pada manusia, akan terjadi pembaharuan sel dari jaringan secara teratur. Demikian pula halnya dengan sel-sel darah merah di dalam tubuh. Pada bayi baru lahir, sel darah merah bertahan selama 70-90 hari, tidak seperti pada anak dan orang dewasa yang dapat bertahan sampai 120 hari. Kemudian sel tersebut dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Sisa penghancuran sel yang tidak dipakai kembali akan dibuang dan dikeluarkan dari dalam tubuh. Salah satu sisa penghancuran dari sel darah disebut bilirubin yang mengandung zat warna kuning dan harus dibuang keluar. Apabila zat tersebut berlebihan dalam darah maka akan masuk ke sel-sel dalam jaringan tubuh termasuk sel-sel kulit, yang menyebabkan kulit berwarna kuning, sehingga bayi sering disebut menderita kuning. Pada keadaan normal, bilirubin biasanya diolah oleh hati menjadi zat yang tidak berbahaya lalu dibuang melalui saluran empedu ke dalam usus, yang dikeluarkan melalui feces (kotoran).
Ada 2 (dua) maca kuning yaitu:
- Kuning fisiologik (normal). Biasanya timbul pada hari ketiga atau hari keempat setelah bayi dilahirkan dan umumnya disebabkan karena belum matangnya fungsi hati. Pada keadaan ini jumlah bilirubin belum dalam tingkat yang berbahaya, sehingga kadangkala tidak memerlukan tindakan khusus. Biasanya kuning akan menghilang dengan sendirinya setelah hari kesepuluh.
- Kuning patologik (sakit). Timbul 24 jam pertama setelah bayi lahir. Keadaan ini dapat ditemukan pada beberapa penyakit antara lain:
- Adanya ketidakserasian antara darah ibu dan bayi, yaitu pada bayi yang mempunyai golongan darah A atau B sedang ibu mempunyai golongan darah O. Keadaan ini juga ditemukan pada ibu yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (Rh -) dan melahirkan bayi Rhesus positif (Rh +).
- Adanya infeksi (sepsis) pada bayi baru lahir.
- Bayi kekurangan enzim G6PD, yaitu enzim yang mempertahankan hidup dan fungsi sel darah merah.
- Trauma persalinan yang berakibat pada bayi misalnya pada bayi yang lahir dengan tindakan ekstraksi vacuum.
Bahaya yang dapat terjadi. Bila kadar bilirubin dalam darah terlalu tinggi dapat masuk ke dalam sel saraf dan akan merusak sel tersebut. Tanda-tandanya bayi kurang aktif, tampak lesu, gelisah, dan malas minum.
Tindakan yang dapat dilakukan. - Bayi dijemur dalam keadaan telanjang di bawah sinar matahari pagi, karena dari spektrum sinar matahari dapat berperansebagai pengobatan kuning tersebut. Sinar matahari yang paling baik antara pukul 7.00-8.00 sedangkan lamanya penjemuran tiap bayi tidak sama +/- setengah jam. Sebaiknya semua tubuh terkena sinar.
- Bayi yang menderita kuning diletakkan di bawah sinar lampu neon khusus yang biasa disebut sinar biru (blue light) yang dinyalakan sepanjang hari (siang-malam)
- Apabila kadar bilirubin dalam darah bayi terlalu tinggi, cara 1 dan 2 kadang tidak menolong sehingga perlu dilakukan penggantian darah baru yang tidak mengandung bilirubin. Cara seperti ini disebut Transfusi Darah Ganti atau Exchange Transfusion.
- Pemberian cairan/minum yang cukup(terutama ASI).
- Hindari obat-obatan tradisional.
---------- Post added at 13:25 ---------- Previous post was at 13:23 ----------
Kuning pada bayi baru lahir atau sering disebut dengan jaundice seringkali membuat orang tua khawatir. Pada saat persalinan Khalila, saya lihat bayi yang terkena jaundice membuat para ibu khawatir. Bayi-bayi tersebut diletakkan dalam sebuah kotak dan disinar biru. Sungguh membuat saya terharu dan prihatin. Alhamdulillah Khalila sehat walaupun sehari sebelum pulang dari rumah sakit kadar bilirubinnya sempat tinggi. Namun keesokan harinya sebelum pulang sudah normal kembali. Saya mengira bahwa kuning yang diderita adalah hepatitis yang seringkali terjadi pada orang dewasa. Ternyata saya salah. Berikut penjelasan jaundice dari buku penuntun calon ibu yang diterbitkan RS St Carolus.
Jaundice bisa terjadi karena dalam proses pertumbuhan pada manusia, akan terjadi pembaharuan sel dari jaringan secara teratur. Demikian pula halnya dengan sel-sel darah merah di dalam tubuh. Pada bayi baru lahir, sel darah merah bertahan selama 70-90 hari, tidak seperti pada anak dan orang dewasa yang dapat bertahan sampai 120 hari. Kemudian sel tersebut dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Sisa penghancuran sel yang tidak dipakai kembali akan dibuang dan dikeluarkan dari dalam tubuh. Salah satu sisa penghancuran dari sel darah disebut bilirubin yang mengandung zat warna kuning dan harus dibuang keluar. Apabila zat tersebut berlebihan dalam darah maka akan masuk ke sel-sel dalam jaringan tubuh termasuk sel-sel kulit, yang menyebabkan kulit berwarna kuning, sehingga bayi sering disebut menderita kuning. Pada keadaan normal, bilirubin biasanya diolah oleh hati menjadi zat yang tidak berbahaya lalu dibuang melalui saluran empedu ke dalam usus, yang dikeluarkan melalui feces (kotoran).
Ada 2 (dua) maca kuning yaitu:
- Kuning fisiologik (normal). Biasanya timbul pada hari ketiga atau hari keempat setelah bayi dilahirkan dan umumnya disebabkan karena belum matangnya fungsi hati. Pada keadaan ini jumlah bilirubin belum dalam tingkat yang berbahaya, sehingga kadangkala tidak memerlukan tindakan khusus. Biasanya kuning akan menghilang dengan sendirinya setelah hari kesepuluh.
- Kuning patologik (sakit). Timbul 24 jam pertama setelah bayi lahir. Keadaan ini dapat ditemukan pada beberapa penyakit antara lain:
- Adanya ketidakserasian antara darah ibu dan bayi, yaitu pada bayi yang mempunyai golongan darah A atau B sedang ibu mempunyai golongan darah O. Keadaan ini juga ditemukan pada ibu yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (Rh -) dan melahirkan bayi Rhesus positif (Rh +).
- Adanya infeksi (sepsis) pada bayi baru lahir.
- Bayi kekurangan enzim G6PD, yaitu enzim yang mempertahankan hidup dan fungsi sel darah merah.
- Trauma persalinan yang berakibat pada bayi misalnya pada bayi yang lahir dengan tindakan ekstraksi vacuum.
Bahaya yang dapat terjadi. Bila kadar bilirubin dalam darah terlalu tinggi dapat masuk ke dalam sel saraf dan akan merusak sel tersebut. Tanda-tandanya bayi kurang aktif, tampak lesu, gelisah, dan malas minum.
Tindakan yang dapat dilakukan. - Bayi dijemur dalam keadaan telanjang di bawah sinar matahari pagi, karena dari spektrum sinar matahari dapat berperansebagai pengobatan kuning tersebut. Sinar matahari yang paling baik antara pukul 7.00-8.00 sedangkan lamanya penjemuran tiap bayi tidak sama +/- setengah jam. Sebaiknya semua tubuh terkena sinar.
- Bayi yang menderita kuning diletakkan di bawah sinar lampu neon khusus yang biasa disebut sinar biru (blue light) yang dinyalakan sepanjang hari (siang-malam)
- Apabila kadar bilirubin dalam darah bayi terlalu tinggi, cara 1 dan 2 kadang tidak menolong sehingga perlu dilakukan penggantian darah baru yang tidak mengandung bilirubin. Cara seperti ini disebut Transfusi Darah Ganti atau Exchange Transfusion.
- Pemberian cairan/minum yang cukup(terutama ASI).
- Hindari obat-obatan tradisional.
---------- Post added at 13:26 ---------- Previous post was at 13:25 ----------
Kuning pada bayi baru lahir atau sering disebut dengan jaundice seringkali membuat orang tua khawatir. Pada saat persalinan Khalila, saya lihat bayi yang terkena jaundice membuat para ibu khawatir. Bayi-bayi tersebut diletakkan dalam sebuah kotak dan disinar biru. Sungguh membuat saya terharu dan prihatin. Alhamdulillah Khalila sehat walaupun sehari sebelum pulang dari rumah sakit kadar bilirubinnya sempat tinggi. Namun keesokan harinya sebelum pulang sudah normal kembali. Saya mengira bahwa kuning yang diderita adalah hepatitis yang seringkali terjadi pada orang dewasa. Ternyata saya salah. Berikut penjelasan jaundice dari buku penuntun calon ibu yang diterbitkan RS St Carolus.
Jaundice bisa terjadi karena dalam proses pertumbuhan pada manusia, akan terjadi pembaharuan sel dari jaringan secara teratur. Demikian pula halnya dengan sel-sel darah merah di dalam tubuh. Pada bayi baru lahir, sel darah merah bertahan selama 70-90 hari, tidak seperti pada anak dan orang dewasa yang dapat bertahan sampai 120 hari. Kemudian sel tersebut dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Sisa penghancuran sel yang tidak dipakai kembali akan dibuang dan dikeluarkan dari dalam tubuh. Salah satu sisa penghancuran dari sel darah disebut bilirubin yang mengandung zat warna kuning dan harus dibuang keluar. Apabila zat tersebut berlebihan dalam darah maka akan masuk ke sel-sel dalam jaringan tubuh termasuk sel-sel kulit, yang menyebabkan kulit berwarna kuning, sehingga bayi sering disebut menderita kuning. Pada keadaan normal, bilirubin biasanya diolah oleh hati menjadi zat yang tidak berbahaya lalu dibuang melalui saluran empedu ke dalam usus, yang dikeluarkan melalui feces (kotoran).
Ada 2 (dua) maca kuning yaitu:
- Kuning fisiologik (normal). Biasanya timbul pada hari ketiga atau hari keempat setelah bayi dilahirkan dan umumnya disebabkan karena belum matangnya fungsi hati. Pada keadaan ini jumlah bilirubin belum dalam tingkat yang berbahaya, sehingga kadangkala tidak memerlukan tindakan khusus. Biasanya kuning akan menghilang dengan sendirinya setelah hari kesepuluh.
- Kuning patologik (sakit). Timbul 24 jam pertama setelah bayi lahir. Keadaan ini dapat ditemukan pada beberapa penyakit antara lain:
- Adanya ketidakserasian antara darah ibu dan bayi, yaitu pada bayi yang mempunyai golongan darah A atau B sedang ibu mempunyai golongan darah O. Keadaan ini juga ditemukan pada ibu yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (Rh -) dan melahirkan bayi Rhesus positif (Rh +).
- Adanya infeksi (sepsis) pada bayi baru lahir.
- Bayi kekurangan enzim G6PD, yaitu enzim yang mempertahankan hidup dan fungsi sel darah merah.
- Trauma persalinan yang berakibat pada bayi misalnya pada bayi yang lahir dengan tindakan ekstraksi vacuum.
Bahaya yang dapat terjadi. Bila kadar bilirubin dalam darah terlalu tinggi dapat masuk ke dalam sel saraf dan akan merusak sel tersebut. Tanda-tandanya bayi kurang aktif, tampak lesu, gelisah, dan malas minum.
Tindakan yang dapat dilakukan. - Bayi dijemur dalam keadaan telanjang di bawah sinar matahari pagi, karena dari spektrum sinar matahari dapat berperansebagai pengobatan kuning tersebut. Sinar matahari yang paling baik antara pukul 7.00-8.00 sedangkan lamanya penjemuran tiap bayi tidak sama +/- setengah jam. Sebaiknya semua tubuh terkena sinar.
- Bayi yang menderita kuning diletakkan di bawah sinar lampu neon khusus yang biasa disebut sinar biru (blue light) yang dinyalakan sepanjang hari (siang-malam)
- Apabila kadar bilirubin dalam darah bayi terlalu tinggi, cara 1 dan 2 kadang tidak menolong sehingga perlu dilakukan penggantian darah baru yang tidak mengandung bilirubin. Cara seperti ini disebut Transfusi Darah Ganti atau Exchange Transfusion.
- Pemberian cairan/minum yang cukup(terutama ASI).
- Hindari obat-obatan tradisional.
---------- Post added at 13:30 ---------- Previous post was at 13:26 ----------
Kuning pada bayi baru lahir atau sering disebut dengan jaundice seringkali membuat orang tua khawatir. Pada saat persalinan Khalila, saya lihat bayi yang terkena jaundice membuat para ibu khawatir. Bayi-bayi tersebut diletakkan dalam sebuah kotak dan disinar biru. Sungguh membuat saya terharu dan prihatin. Alhamdulillah Khalila sehat walaupun sehari sebelum pulang dari rumah sakit kadar bilirubinnya sempat tinggi. Namun keesokan harinya sebelum pulang sudah normal kembali. Saya mengira bahwa kuning yang diderita adalah hepatitis yang seringkali terjadi pada orang dewasa. Ternyata saya salah. Berikut penjelasan jaundice dari buku penuntun calon ibu yang diterbitkan RS St Carolus.
Jaundice bisa terjadi karena dalam proses pertumbuhan pada manusia, akan terjadi pembaharuan sel dari jaringan secara teratur. Demikian pula halnya dengan sel-sel darah merah di dalam tubuh. Pada bayi baru lahir, sel darah merah bertahan selama 70-90 hari, tidak seperti pada anak dan orang dewasa yang dapat bertahan sampai 120 hari. Kemudian sel tersebut dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Sisa penghancuran sel yang tidak dipakai kembali akan dibuang dan dikeluarkan dari dalam tubuh. Salah satu sisa penghancuran dari sel darah disebut bilirubin yang mengandung zat warna kuning dan harus dibuang keluar. Apabila zat tersebut berlebihan dalam darah maka akan masuk ke sel-sel dalam jaringan tubuh termasuk sel-sel kulit, yang menyebabkan kulit berwarna kuning, sehingga bayi sering disebut menderita kuning. Pada keadaan normal, bilirubin biasanya diolah oleh hati menjadi zat yang tidak berbahaya lalu dibuang melalui saluran empedu ke dalam usus, yang dikeluarkan melalui feces (kotoran).
Ada 2 (dua) maca kuning yaitu:
- Kuning fisiologik (normal). Biasanya timbul pada hari ketiga atau hari keempat setelah bayi dilahirkan dan umumnya disebabkan karena belum matangnya fungsi hati. Pada keadaan ini jumlah bilirubin belum dalam tingkat yang berbahaya, sehingga kadangkala tidak memerlukan tindakan khusus. Biasanya kuning akan menghilang dengan sendirinya setelah hari kesepuluh.
- Kuning patologik (sakit). Timbul 24 jam pertama setelah bayi lahir. Keadaan ini dapat ditemukan pada beberapa penyakit antara lain:
- Adanya ketidakserasian antara darah ibu dan bayi, yaitu pada bayi yang mempunyai golongan darah A atau B sedang ibu mempunyai golongan darah O. Keadaan ini juga ditemukan pada ibu yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (Rh -) dan melahirkan bayi Rhesus positif (Rh +).
- Adanya infeksi (sepsis) pada bayi baru lahir.
- Bayi kekurangan enzim G6PD, yaitu enzim yang mempertahankan hidup dan fungsi sel darah merah.
- Trauma persalinan yang berakibat pada bayi misalnya pada bayi yang lahir dengan tindakan ekstraksi vacuum.
Bahaya yang dapat terjadi. Bila kadar bilirubin dalam darah terlalu tinggi dapat masuk ke dalam sel saraf dan akan merusak sel tersebut. Tanda-tandanya bayi kurang aktif, tampak lesu, gelisah, dan malas minum.
Tindakan yang dapat dilakukan. - Bayi dijemur dalam keadaan telanjang di bawah sinar matahari pagi, karena dari spektrum sinar matahari dapat berperansebagai pengobatan kuning tersebut. Sinar matahari yang paling baik antara pukul 7.00-8.00 sedangkan lamanya penjemuran tiap bayi tidak sama +/- setengah jam. Sebaiknya semua tubuh terkena sinar.
- Bayi yang menderita kuning diletakkan di bawah sinar lampu neon khusus yang biasa disebut sinar biru (blue light) yang dinyalakan sepanjang hari (siang-malam)
- Apabila kadar bilirubin dalam darah bayi terlalu tinggi, cara 1 dan 2 kadang tidak menolong sehingga perlu dilakukan penggantian darah baru yang tidak mengandung bilirubin. Cara seperti ini disebut Transfusi Darah Ganti atau Exchange Transfusion.
- Pemberian cairan/minum yang cukup(terutama ASI).
- Hindari obat-obatan tradisional.