Alasan Ibu Hamil harus Bedrest
Kehamilan tidak selalu berlangsung mulus. Karena berbagai sebab, Ibu mesti menjalani kehamilan di atas tempat tidur. Jangan sedih, anggap ini hadiah agar Anda istirahat.
Bedrest, awalnya (mungkin) bisa dinikmati karena Bunda dapat beristirahat total. Setelah beberapa lama, terlebih bagi Bunda yang terbiasa sibuk, pastinya sulit beradaptasi dengan keadaan tidak boleh melakukan banyak kegiatan, merasa ragu tiap kali ingin bergerak, tidak berdaya, khawatir dan bertanya-tanya Bolehkah saya melakukan ini? Berbahayakah bagi janin? Hmmm ... kalau begini, bedrest malah membuat ibu dibelit rasa bosan dan berisiko terserang depresi. Sebelum berpikir negatif, ayo lihat dulu alasan mengapa Bunda perlu bedrest.
Dr.H.Erdwin Rakun
SpOG, mengatakan setiap kasus bedrest unik dan butuh penanganan berbeda. Saat di'vonis' bedrest, biasanya dokter memberi pilihan untuk bedrest di rumah sakit atau di kantor. Simak ulasannya:
Sebab 1: Ibu hamil kembar dan berat janin sudah besar. Awalnya, Ibu masih bisa beraktivitas, namun pada beberapa kasus hamil kembar, berdiri sedikit lama bisa membuat tulang kemaluan sakit menahan perut yang makin berat. Dokter biasanya menganjurkan istirahat dengan berbaring dan mengurangi asupan karbohidrat agar dapat mencapai usia kehamilan matang. Kesehatan bayi baru lahir bukan hanya ditentukan dari berat yang cukup lho Bunda (>2500gr), tapi juga usia kehamilan yang cukup (>38 minggu).
Sebab 2: Total Bedrest. Janin tumbuh sehat dan normal, namun ibu mengalami perdarahan. Perdarahan bisa disebabkan oleh Placenta Previa - Placenta berada di bawah sehingga menutupi jalan lahir. Untuk kasus seperti ini, dokter bisa memberi obat penguat rahim dan folat. Beberapa dokter ada yang menyarankan untuk memperbanyak posisi sujud.
Saat dokter memeriksa kandungan Bunda dan menyarankan untuk bedrest, jangan stres dulu. Jalani kehamilan dengan pikiran positif. Yakinlah bahwa bedrest adalah hal terbaik yang perlu dilakukan demi bayi yang ada di kandungan Anda.
Sumber : artikel AyahBunda