SHARING PENGALAMAN UNTUK TETAP SEMANGAT BAGI BUNDA YG SEDANG MENANTI MOMONGAN
(KONDISI
PCOS DAN MORFOLOGI SPERMA ABNORMAL)
Bagi Bunda yang sudah menikah akan tetapi belum punya Momongan, mungkin perlu bersabar sambil tetap berikhtiar dan tawakal kepada Tuhan YME. Saya di sini akan membagi pengalaman, yang sudah lama ingin saya lakukan, namun baru sempat sekarang.
Saya menikah di pertengahan tahun 2015, dan setelah menikah, saya memutuskan untuk berhenti kerja dan mengikuti suami ke Jakarta. Awal menikah, kehidupan sangat menyenangkan, serasa masih pacaran, maklum, saya sebelum menikah hanya menjalin LDR an saja selama kurang lebih setahun. Lanjut, setahun setelah menikah, secara alami, mulai muncul keinginan untuk segera memiliki momongan. Apalagi suami, dan keluarganya sudah mulai sering bertanya, apakah sudah isi (hamil) apa belum.
Kemudian saya berdiskusi dengan suami, mencoba untuk konsultasi secara medis di awal tahun, dan hampir setngah tahun pertama usaha secara medis, di sebelah barat Terminal Manggarai Jakarta Selatan (lupa nama kliniknya), belum mendapat kemajuan. Hanya mendapat informasi awal berupa kondisi sel telur yang kecil, sehingga sulit dibuahi. Hingga kemudian kami memutuskan untuk berhenti konsultasi dari klinik tersebut, karena belum ada kemajuan serta kami juga pindah tempat tinggal (mengambil perumahan di Bekasi) di pertengahan tahun 2016.
Kami melanjutkan usaha secara medis, dengan konsultasi ke rumah sakit di rumah sakit di Cileungsi, setelah MetLand Cileungsi. Dan disitu diperoleh informasi lebih jelas, bahwa saya di diangnosa mengalami
PCOS (polycystic ovarian syndrome). Bagi Bunda yang belum mngetahui
PCOS bisa mencari informasi lebih lanjut di internet. Tapi secara umum,
PCOS adalah kondisi dimana menyebabkan hormon di dalam tubuh wanita menjadi tidak seimbang, sehingga mengakibatkan sel telur sulit untuk dibuahi. Hal tersebut juga sebagai salah satu kondisi umum wanita sulit hamil.
Saya sebagai wanita, langsung syok mendengar informasi tersebut dari dokter di rumah sakit Cileungsi tersebut. Kata-kata “Sulit Hamil”, telah membuat semangat saya menjadi turun.Sehingga saya bersama suami memutuskan untuk tidak melanjutkan konsultasi program hamil di rumah sakit tersebut.
Di bulan berikutnya masih di tahun yang sama (2016), saya dan suami mencari rumah sakit di sekitaran Bekasi, dan kami mendapat informasi bahwa Rs Hermina Grand Wisata Bekasi, cukup Bagus untuk melanjutkan konsultasi Program Hamil. Waktu itu saya ditangani oleh Dokter Spesialis kandungan dr.Upik (wanita), yang menurut saya cukup ramah dan sabar dalam mendampingi konsultasi saya. Saya dan suami dilakukan pengecekan menyeluruh. Saya dilakukan pengecekan saluruan telur, dengan menyuntikkan cairan warna untuk mengecek apakah ada penyumbatan. Alhamdulillah dinyatakan normal. Suami juga dilakukan pengecekan kondisi sperma, secara umum dinyatakan jumlahnya sperma dalam rentang nilai normal. Akan tetapi ada kondisi yang diberi tanda bintang yaitu bentuk sperma banyak yang kurang sempurna. Kami pun mengkonsultasikan ke dokter Upik, dan suami diberi beberapa macam vitamin. Akan tetapi kami anggap belum berjodoh disitu, karena kami melakukan ikhtiar selama setahun (pertengahan 2016 s.d pertengahan 2017), akan tetapi sama sekali belum ada kemajuan lagi. Sehingga kami memutuskan untuk berhenti (mulai merasa penat/bosan).
Kemudian atas saran dari saudara, yaitu Bude dari suami saya. kami mencoba jalur alternatif, yaitu konsultasi ke Romo *ris, yang berada di Seyegan, Yogyakarta (deket arah Cebongan). Pada waktu saya bersama suami dilakukan pijat,di titik-titik tertentu. Karena menurut beliau, dikatakan kalau saya mengalami rahim miring/terbalik, dan suami mengalami mani encer. Kami sempat menjalani terapi alternatif selama setengah tahun (pertengahan tahun 2017 s.d akhir 2017). Hingga kami putuskan untuk berhenti, karena kami merasa belum berjodoh, belum ada kemajuan lagi.
Pada awal 2018, kami memutuskan untuk berhenti dari semua ikhtiar program hamil. Kami merasa benar-benar di titik terendah dalam hidup kami. Pada waktu itu, Suami saya berinisiatif melakukan shalat tahajud dengan mengajak saya. Hal tersebut kata dia, atas saran teman kantornya.
Kami mulai rutin melakukan shalat tahajud, setiap hari berjamaah (kalau saya tidak ada halangan). Disaat sujud terakhir sholat tahajud, saya dan suami mengucapkan doa (didalam hati), untuk memohon kepada Alloh untuk diberi kesempatan memiliki momongan. Setelah sholat tahajud, suami memimpin doa sambil menangis, memohon ampunan atas dosa dan khilaf kepada Alloh Swt serta berdoa agar diberi kesempatan mempunyai momongan. Kami melakukan sholat tahajud rutin kurang lebih selama 3 bulan lamanya.
Di bulan-bulan ketiga kami melakukan sholat tahajud, suatu hari, Suami saya mengajak saya untuk melanjutkan ikhtiar secara medis. Suami mengajak saya untuk konsultasi program hamil di Klinik Kencana, RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo), Jakarta. Disana saya dan suami memilih dokter Spesialis Kandungan (ahli bayi tabung), dengan Ali Baziad, Prof., Dr., Med.,
SpOG(K) Dokter Spes Obgin. Kami mula-mula ingin melakukan konsultansi bayi tabung (dari sisi peluang keberhasilan dan harganya), akan tetapi Beliau (dr.Ali) menyarankan untuk ikhtiar secara alami dulu, dengan mencoba menggali informasi permasalahan yang kami alami.
Waktu itu saya menceritakan, diagnosa secara medis dari saya dan suami sebelumnya (dari rumah sakit sebelum ini). Dimana saya didiagnosa mengalami
PCOS, dan suami di diagnosa morfologi sperma banyak yang kurang normal. Dokter Ali membaca hasil lab saya dan suami, disitu beliau menjelaskan bahwa saya dan suami, insya Alloh masih mempunyai peluang besar untuk memiliki momongan, akan tetapi harus mengikuti anjuran Beliau.
Disitu saya dan suami diberi kalender (penanggalan), kapan saya dan suami perlu berhubungan, kapan harus libur dulu, serta kalu tidak salah waktu itu saya diberi resep untuk minum obat penyubur kandungan untuk 2x resep. Jadi ketika resep pertama habis (1 resep diminum saya waktu menjelang masa subur saya), kami diminta untuk menebus resep ke-2 dengan resep yang sama, tanpa harus konsultasi dengan dokter. Atau dengan kata lain, 2resep tersebut untuk 2 bulan (jika kedua resep tersebut masih gagal, diminta konsultasi kembali dengan dr.Ali).
Kami pun mengikuti saran dokter dan saya minum obat penyubur yang diresepkan dokter. Selain itu, saya dan suami mulai mencoba mencari informasi di internet tentang kondisi kami masing-masing. Dimana waktu itu saya coba mengurangi asupan gula, dengan rutin makan nasi merah dan minum minyak zaitun, mulai mengikuti senam/aerobik dan banyak mengkonsumsi sayur dan buah melon. Sedangkan suami, mengkonsumsi sayur dan buah melon, serta mengurangi minum kopi (pada saat itu suami suka minum kopi, sehari bisa 2x) dimana pada waktu beberapa hari menjelang berhubungan, agar tidak minum kopi.
Meski kami mengikuti saran dokter dan ditambah melakukan kegiatan tambahan dari hasil informasi yang diperoleh dari internet, pada bulan ke satu obat/vitamin resep ke-1 telah diminum, dan anjuran kalender untuk berhubungan telah diikuti,tetapi masih belum berhasil, dimana di menjelang beberapa minggu berikutnya, saya mengalami menstruasi.
Kami pun mencoba menebus resep kedua, tanpa harus konsultasi dengan dr.Ali (sesuai informasi awal konsultasi, jika resep ke-2 bisa ditebus tanpa harus konsultasi dengan Beliau). Setelah diperoleh resep kedua, kami pun mengulangi anjuran kalender untuk berhubungan, dan pola hidup sehat seperti informasi yang didapat dari internet, serta tetap menjalani sholat tahajud. Hingga kami harap-harap cemas, apakah akan berhasil atau belum. Pada beberapa minggu setelah berhubungan, saya mengalami seperti mens, pada saat itu saya kira adalah menstruasi, dan saya libur sholat. Akan tetapi dihari berikutnya, flek seperti menstruasi tersebut hilang. Dan saya bersama suami, jadi harap cemas.
Seminggu setelah flek hilang, saya memutuskan untuk melakukan pengecekan melalui test pack, saya melakukan setelah bangun tidur dini hari, sebelum sholat tahajud. Disitu terlihat tapi masih agak samar, 2 garis warna.Saya memberitahukan hal tersebut ke suami, suami langsung menangis mendengar informasi tersebut.Kami mengucap alhamdulillah. Lalu kami segera melakukan sholat tahajud, setelah sholat tahajud, kami langsung mengucapkan syukur kepada Alloh Swt, doa kami terkabulkan.Saya positif hamil.
Setelah 2,5 tahun beriktiar atau setelah 3 tahun menikah, saya ini pertama kali hamil. Saya mengucapkan banyak syukur dalam hati. Saya dan suami memutuskan untuk tidak melanjutkan ikhtiar medis (yang mana pada saat itu sebenarnya kami berencana mau melakukan ikhtiar bayi tabung) ke Prof.dr.Ali Beziad.
Terima kasih ya Alloh, engkau telah mempertemukan kami dengan dokter Ali. Juga dengan tidak menghilangkan jasa orang-orang termasuk dokter sebelum konsultasi dengan dokter Ali. Kami menganggap semua perjalanan itu adalah proses yang harus kami lalui untuk menjemput momongan kami.
Jadi kami tarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Tetap berikhtiar dan jangan putus asa. Ketika ikhtiar medis itu dirasa belum berhasil, cobalah dijeda sebentar sambil instrospeksi/review usaha kita 2) Lakukan ikhtiar non medis, berdoa kepada Tuhan YME 3)Sambil cari informasi mendalam tentang kondisi kita,dari berbagai sumber khususnya internet, terkait asupan nutrisi dan olahraga yang diperlukan untuk mengatasi permasaahan kesehatan kta 4)Untuk kasus saya dan suami adalah saya diagnosa
PCOS dan suami mengalami masalah morfologi sperma, cobalah saya rekomendasikan untuk konsultasi dengan Prof dr. Ali Beziad.Beliau waktu itu (2017) masih menjalankan praktek di klinik Kencana RSCM Jakarta. Saya menganggap beliau baik, dan cukup memberi energi positif menambah samangat kami untuk tetap terus berikhtiar.