hamil diluar nikah

maaf sebelumnya , mungkin hal ini terasa tabu, tapi apa daya sudah menjadi bubur... saya hamil diluar nikah sama pacar saya sudah 4 bulan, kita berdua sudah bertaubat dengan mandi dan shalat taubat... kita berdua sepakat tidak menggugurkan kandungan karena dapat dosa lagi, dan kita berencana untuk menitipkan debay kami ke yayasan dan akan kami ambil kembali kalau kami sudah menikah,.... dan untuk bunda-bunda disini yang maaf belum di karuniai anak oleh tuhan dan ingin merawat anak, kami mempersilahkan jika bunda ingin merawat anak kami dalam beberapa tahun kedepan khususnya untuk bunda yang tinggal disekitar jakarta, di sekitar sukabumi atau disekitar cirebon.... dan tentu saja saya selaku yang mengandung akan memberikan sedikit rezeki yang saya peroleh dari tuhan kepada bunda yang mau merawat anak saya dengan maksud untuk kebutuhan anak saya juga..... semoga bunda memberikan dukungan positif kepada kami..... dan jika tidak ada yang bersedia kami akan menitipkan anak kami ke yayasan dan akan kami ambil kembali ketika kami sudah menikah/siap .... terima kasih bunda-bunda cantik

 

 

Kasihan sekali bayinya bunda...
Kalau ayahnya masih mau bertanggung jawab dan bisa kerja harusnya sebagai orangtua kalian berdua urus bayi kalian sendiri sebagai bentuk tanggung jawab kalian...

Siap tdk siap ya harus siap karena itu kan hasil perbuatan kalian sendiri...
Maaf agak keras, tapi apakah bunda tdk merasa jahat apabila setelah lahir si bayi langsung dititipkan ke orang lain untuk diurus lalu bbrp tahun kemudian setelah bunda “siap” baru diambil lagi???

Saya sudah punya 1 (3,5 tahun) dan sedang hamil anak kedua 8 bulan, saya tau sekali masa terberat urus anak adalah dari bayi sampai balita krn butuh biaya dan tenaga serta kesabaran... kalau bunda titipkan bayi bbrp tahun lalu diambil lagi namanya mau enaknya saja...
Kecuali bunda lepas sama sekali anak itu untuk diadopaikan ke orang yg memang ingin punya anak tapi tdk bisa (misal mandul suami istri) dan tdk boleh diminta lagi... (itupun masih saya katakan jahat krn kelihatannya bunda dan sang pacar masih dalam usia produktif untuk bekerja dan mampu mengurus anak sendiri)

Semua bisa karena niat... pemulung, gelandangan, sampai tunawisma saja yg tinggalnya di gerobak bisa rawat anak sendiri sampai besar dgn segala keterbatasannya... tetapi kalau bunda tdk niat ya mau sampai kapanpun susah...

Maaf agak keras...
Semoga Tuhan memberikan jalan terbaik buat bunda, sang ayah dan si bayi...

 

 

terima kasih bun sarannya .... masalahnya saya bukan mau enaknya saja bun tapi kami membiayai atau memfasilitasi kebutuhan bayi kami tapi pada orang lain, kami masih sayang anak kami.

 

 

Bunda tinggl dmna?

 

 

maaf bun privat .. kenapa emangnya bun??

---------- Post added at 16:00 ---------- Previous post was at 13:54 ----------

emangnya kenapa bunda???

 

 

Klo deket saya mau bantu ngurus bun,, jdi kalo siang sama aku malem sama bnda giitu,,
Kalo bisa saran ku jangan dikasih ke orng kalo untuk di ambil lagi,,
Kasian si anak,, ntr anak nya mikir macem2 kalo udah gede,,
Kalo bnda ttep ikut ngurus walaupun malem juga kan ikatan ibu sama anak ttep kuat,,
Saya aja bnyak yg nawarin adopsi saya siih mau,, tpi kluarga gak ijinin,, udh bnyak yg nawarin dari 1,5 sampe baru umur 10 hari

 

 

Sya yg kepingin anak saja harus lari kesana kemari biar bisa punya anak.
Mbaknya yg sudah di beri kepercayaan malah mau di titipin orang.

 

 

maaf bun kalau siangnya aja nggk bisa , soalnya saya mau fokus sekolah dan saya belum punya penghasilan sama sekali :')

---------- Post added at 17:33 ---------- Previous post was at 17:31 ----------

maaf bun bukannya saya menolak kepercayaan tuhan, tapi saya masih sekolah bun dan saya sama sekali belum punya penghasilan, dari pada saya rawat sendiri nanti kasihan bun dedenya....

 

 

Sebaiknya pikirkan lagi niat menitipkan anak ke yayasan atau ke orang asing.
Mbak muslim, sudah tobat juga kan katanya. Anda harus bisa lebih kuat dan yakin dong, kalau Anda memang berniat membesarkan anak sendiri, Allah pasti akan kasih jalannya.

Menurut saya sih ngga ada orang mana pun yang 'siap' jadi orang tua. Saya aja yang menikah, punya support system yang luar biasa di sekeliling saya, sampai detik ini masih merasa gak siap jadi orang tua. Ngga ada sekolah sih untuk jadi orang tua. Tapi kalau Mbak emang sayang sama darah daging sendiri, Mbak akan berusaha gimana pun caranya untuk siap. Kesiapan itu gak cuma dinilai dari materi yah ... Materi mah kesekiaaaannn. Yg paling mendasar menurut saya: kesiapan mental, ilmu, support system yg dibangun dengan pasangan & keluarga. Kalau skrg dengan alasan menyangkut hal-hal mendasar itu saja Mbak merasa belum siap, dan karenanya mau nitipin anak ke pihak lain ... Sorry to say, menurut saya Mbak egois.

Kenapa egois?
Ya karena begitu Anda mengandung titipan Allah, keajaiban-Nya yang luar biasa itu, mau tak mau Anda memang harus siap. Anda harus mau belajar mengenal janin Anda, memastikan kesehatan dan pendidikannya sejak dalam kandungan, bekerja keras untuk menyediakan keluarga yg suportif buat buah hati Anda entah dengan menikah dgn si bapak atau minta bantuan orang tua, dsb. Dsb. Itu semua sudah tanggung jawab Anda untuk mempersiapkan diri agar bisa jadi orang tua yg sebaik-baiknya buat anak Anda, terlepas dari betapa sulitnya kondisi Anda saat ini. Ingat Mbak,Allah SWT tidak memberikan cobaan lebih dari yang bisa ditanggung umat-Nya.

Pikirkan lagi baik2, Mbak.
Apalagi berpisah dengan anak sendiri itu gak semudah itu, meski cuma untuk sementara.
Pikirkan masa depan anak Anda kelak .. Bahwa keputusan yg Anda ambil untuk beberapa bulan atau beberapa tahun saja bisa mempengaruhi si anak seumur hidupnya.
Dan jangan sampai ... Jangan sampai Anda malah membuat kesalahan yang lebih besar dengan melepas pengasuhan & pendidikan si baby justru di masa-masa ia paling membutuhkan bundanya.

 

 

Bun... waktu saya dinikahkan suami saya, saya masih kuliah... lalu 1,5 tahun kemudian saya hamil dan suami minta untuk cuti sampai melahirkan dan bunda tau, sampai sekarang saya mau punya anak 2 kuliah saya belum selesai.... padahal saya kuliah dgn susah payah hasil keringat sendiri tanpa bantuan orangtua sedikitpun... apakah saya menyesal? Tidak sama sekali krn saya tau ini tanggung jawab saya sebagai ibu... padahal mertua saya dgn ikhlas mau merawat anak saya tapi saya dan suami bersikukuh merawat anak kami sendiri... suami bekerja dan saya full ibu rumah tangga...
Saya juga punya cita2 kuliah sampai S2, saya punya cita2 sekolah setinggi2nya dan kursus sana sini untuk meningkatkan skill saya tapi saya kesampingkan itu semua demi anak2 saya... biarlah saya ga lulus kuliah yg penting anak saya yg urus sendiri dan didik sebaik2nya...

Kelihatannya kemauan bunda memang baik karena mau lanjut sekolah, tapi benar kata bunda diatas kemauan bunda termasuk kemauan egois krn kalo bunda udah tau punya cita2 sekolah yg tinggi kenapa bunda having sex sampai hamil tanpa memikirkan konsekuensinya? Setelah itu bayinya mau dititipkan sementara bunda enak2an sekolah (sekolah itu enak, apalagi kalau anak dititipkan jadi kita ga pusing lagi sama anak...)

Itu diatas ada bunda yg mau bantu ikut merawat disiang hari bunda tetap tdk mau, maunya dititipkan sampai bunda “siap”... siap bikin anak tapi ga siap ngurusnya...

 

 

Bun, saya mau cerita tentang teman saya kuliah dulu, dia punya anak di semester 3, dibawa jauh2 dari Padang ke Bandung supaya bisa diasuh sendiri..
Ribet, repot iya banget, belum lagi masalah ekonomi karena teman saya bertahan harus selesai kuliah sambil membesarkan bayinya.
Tapi kalau niat kuat, pertolongan Allah SWT tetap ada, rezeki si anak pun Alhamdulillah terus mengalir.
Dalam kondisi dia seperti itu, dia tetap aktif jd aktivis kampus yang malah byk membantu dia, kami teman2nya bergiliran/barengan ngasuh anaknya, pernah juga karena ga punya uang buat ngekost, dia minta izin tinggal di sekre sampai akhirnya diusahain ada beasiswa buat si temen ini yang nilainya lumayan buat dia ngekost sendiri + biaya hidup sehari2, dan dianya juga tetap semangat cari penghasilan tambahan dengan menulis, ikut lomba2 ilmiah, sampai jualan di gasibu tiap hari minggu..
Jadi balik ke Bunda sih, mau benar2 mempertanggungjawabkan perbuatan Bunda atau enggak..
Dan jangan bayangkan bisa seenaknya nitipin anak ke orang trus diambil lagi setelah Bunda siap, pikirkan psikologis anak, apalagi kalau dia sudah mulai ingat, kalau ga pinter2 arahinnya, yang ada malah dendam terus ke ortunya, parahnya lagi kalau punya adik bisa benci teramat sangat karena iri ke adiknya

 

 

waaah terima kasih bunda sarannya saya sama pacar harus pikir lagi deh

 

 

Utk dik erika, saya nggak mau ngejudge ya.. Karena saya sendiri juga punya kerabat yg mengalami hal yg sama dgn dik erika. Saya hanya mau bilang, jangan langsung dikasih ke orang lain anaknya. Suatu saat dik erika akan merasa kangen sekali dengan anak tsb.

Saya setuju dengan bunda lisyanoviana. Sebaiknya dik erika dan pacarlah yang mengurus sendiri. Belajar untuk bertanggung jawab. Memang mungkin belum saatnya jadi Ibu, tapi anak sudah kadung diberi Allah. Itu adalah tanggung jawab orangtua manapun.
Sesulit apapun hidup.. Sesusah apapun faktor ekonomi, tetap yang namanya orang tua harus mengurus dan memberikan makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang terbaik untuk anaknya

Kerabat saya itu putus sekolah pas kelas 3. Akhirnya menikah dengan pacarnya, dan sampai sekarang alhamdulillah anak mereka diurus sama mereka, walaupun si laki2 kerjanya serabutan.

Semoga dik erika dan pacar bisa menjadi orangtua yang baik, bijaksana, dan disayangi sama anak2nya kelak ya..

---------- Post added at 10:44 ---------- Previous post was at 10:37 ----------

Oiya tambahan, kerabat saya itu setelah putus sekolah, dia ttep berusaha untuk menuhin kebutuhan anaknya. Karena pekerjaan serabutan yg dilakuin suaminya, nggak cukup bwt biayain mereka bertiga.

Kerabat saya itu jualan baju online, dik. Dia cari supplier baju yg murah, dia jualkan ke anak2 seumuran dia. Misal sweater, harganya cuma 70.000, baju, sepatu, harganya cuma 50.000, kan terjangkau untuk remaja, alhamdulillah banyak yg beli, sedikit demi sedikit dy bisa memenuhi kebutuhan anaknya.

Nggak ada kata nggak bisa berpenghasilan, dik, yang penting kita mau berusaha. Cuma modal hape, kuota internet, kita bisa jualan online. Kalau cuma punya uang sedikit, coba deh jualan donat kayak yang pernah saya lakuin. Modal cuma 15.000, dapat omzet 25.000, berarti untung 10.000

Banyak jalan menuju roma. Banyak jalan untuk bisa menafkahi keluarga

 

 

Maaf sebelumnya klo kata kata aku nyelekit,tp aku marah baca ini..Keluarga mbak/mas nya udah tau belum sih ?? Klo udah,masa gada yg mau bantu? Ga make sense aja klo mereka tau dan ga ada yg mau bantu..Mbak...itu anak manusia,bukan hewan..yg bisa dititipkan trus diambil semau kita..dia punya akal,punya memori,punya psikologis..skrg aku minta mbak/mas nya berpikir jernih..aku ngerti kalian lg kepepet,jadi otomatis pola pikir kalian pun juga "kepepet"..tp TOLONG..aku anggap kalian udah cukup dewasa ya buat mengerti ini semua bukan cuma sekedar main main..sekali lg,anak manusia lho mbak,bukan anak kucing..dan apa yakin nanti setelah kalian nikah benar benar mau ambil anak itu lg ? Dari awal aja kalian udah ngegampangin kayak gini..ini bukan solusi,ini namanya lepas tanggung jawab dan egois..jangan cuma pikirin keselamatan kalian berdua,hitung debay nya juga dong..jangankan dititipin ke orang lain,dititipin ke sodara sendiri aja masih suka banyak keluar omongan yg ga enak ! Ya kan? aku tau,kalian belum siap jadi ortu..tp Allah udah takdirkan ini semua,berarti emang ini waktunya kalian untuk belajar siap..klo gak,mau KAPAN siapnya ? Nanti tunggu anak kedua,masih belum siap,alasannya anak pertama gak ngurusin ? Lalu apa ? Mau dititipin lg ?

Innalillahi Wa Innallilahi Roji'un.
Peluk dan cium untuk debay yg ada di kandungan mbak sekarang..dari saya.

 

 

Kadang disini saya suka mikir kenapa Tuhan ga adil, disaat kami yg berjuang ingin punya baby tapi tidak kunjung berhasil juga, sedangkan yg sudah diberikan amanah, dengan seenaknya main dititip2in dan klo udh siap mau diambil lagi udh kaya anak kucing aja kalua emang belum siap mental dan materi kenapa bikin dek ??