Halo bu-ibu.. saya mau share pengalaman saya hamil anggur :
HPHT : 6 agustus 2017
Test pack dan tau positif : 7 sept 2017 (hamil 4w)
Memang saya lagi
promil, dan ada riwayat keguguran spontan di awal tahun 2017, jadi begitu tau hamil, kita jaga banget. Apalagi di awal2 ada flek, jadi langsung ke dokter, bedrest, berhenti bekerja, dan minum utrogestan (progesteron) 2x sehari. Dan rutin kontrol ke dokter.
Saat kandungan 8w, 6 okt 2017 dokter menyatakan janin tidak berkembang, dan kami disuruh minum obat peluruh (cytotex). Kami merasa sangat sedih, tapi yasudah, belum rejeki kami untuk punya anak (walaupun 2x keguguran dengan alasan yg tidak bisa dipastikan itu rasanya galau dan sedih sekali ya bu..)
Seminggu minum cyctotex, darah yg keluar sedikit sekali. Karena merasa ada yg tidak beres, saya ke dokter lagi tgl 19 okt 2017 (hari Kamis). Dokter memeriksa USG dari perut katanya terlihat bersih. Lalu usg transvaginal untuk memastikan. Di sini dokter obgin mulai berubah ekspresinya. Pelan-pelan dokter menjelaskan bahwa saya hamil anggur. Lalu saya diminta untuk USG Doppler & tes darah beta hCG (hasilnya ternyata di angka 138.000) . Dan hari itu tidak boleh pulang lagi (harus rawat inap) karena hamil anggurnya menyebabkan dinding rahim saya tipis, sewaktu-waktu bisa jebol / tembus.
Hari Sabtu saya di-visit dengan dokter spesialis ginekologi onkologi (pada saat itu kami tidak tau sub-spesialis dokter ini). Dokter menyatakan hamil anggur saya berbahaya untuk dikuret. Jadi untuk pengobatan, saya harus menjalani kemoterapi. Alternatif lain, diangkat rahimnya (cara paling aman dan paling disarankan bagi wanita yang tidak berencana memiliki anak lagi). Tapi karena saya belum punya anak, tidak ada pilihan lain, harus kemoterapi pada hari Seninnya.
Walaupun takut, saya memberanikan diri. Toh tidak ada pilihan lain. Dan saya merasa baik-baik saja, tidak ada nyeri apa-apa di perut, tidak mual. Saya percaya hamil anggur ini terdeteksi cukup dini, jadi saya percayakan saja pengobatan ke dokter.
Senin (23 okt ) dan selasa (24 okt) menjalani kemoterapi lalu pulang.
Senin (30 okt) depannya kemoterapi lagi. (ini disebut 1 siklus kemoterapi)
Lalu tes darah beta hCG lagi. Ternyata turunnya sedikit sekali, masih di 124.000 . (normalnya harus sampai nol). Waktu kontrol lagi, dokter bilang mungkin butuh 6 siklus kemoterapi. Di rumah saya merasa bingung dan sedih, saya takut badan menjadi lemah karena kemo, dan takut kalau sampai botak, dan biaya yang besar (di salah satu RS di bandung, 1 siklus habis sekitar 7 juta). Untung dokter mengerti dan membantu kami untuk proses pengajuan BPJS.
Di sini dokter baru menjelaskan (setelah saya tanya2) bahwa jenis hamil anggur saya namanya choriocarcinoma. Massa hamil anggur yang memiliki sifat kanker, bisa menyebar ke organ lain kalau tidak ditangani. Serem juga yah dengernya. Tapi padahal kami sudah jalan pengobatan 2 minggu tanpa sadar. Kami jalani se-happy mungkin. Hehehe..
Antar siklus kemoterapi ada jeda istirahat 2 minggu. Saya minum jus wortel, tomat, dan berries (blueberry, raspberry, blackberry, strawberry) tiap hari. Wortel impor 1 buah, tomat 2 buah, berries kira-kira segenggam. Kalau tidak suka dijus wortel dan tomat bisa dimasak, dan berries dijus . Saya merasa progress terbantu dengan jus ini. Mahal sedikit tidak apa, toh kemoterapi juga mahal.
Jeda 2 minggu, kemoterapi selanjutnya dilakukan, sebelum kemo beta hCG di 31.000 . kemo pada hari senin (13 nov), selasa (14 nov), dan senin (20 nov). Beta hCG setelah kemo 24.000
Setelah kemoterapi, seperti biasa badan akan sering ngantuk, lemas, jadi harus banyak istirahat, makan yg bergizi & fresh (tidak boleh daging olahan), minum jus wortel-tomat-berries tiap hari.
Pada Jumat tanggal 24 nov, dari pagi saya sudah pendarahan seperti haid, dan sore ada yg terasa aneh di perut. Makin malam makin sakit. Saya selalu update (wa) ke dokter, apakah saya harus ke IGD. Kata dokter boleh. Malam jam 10 sakit sekali dan saya & suami siap-siap ke IGD. Sebelum berangkat saya ke wc (karena sakit perut seperti mulas2 salah makan juga. Pokoknya kacau rasa perutnya sakit sekali. Seperti haid, sakit dan tidak bisa diapa-apakan). Tidak disangka, ada dorongan dari kandungan. Ada gumpalan yang terdorong keluar. Gumpalan & darah pun keluar (posisi di wc). Tapi rasa sakit perut langsung hilang.
Karena tanggung sudah berkemas, dan masih pendarahan, kami tetap berangkat ke IGD. Saya dirawat, cek Hb (hemoglobin) untung masih bagus (11.5) jadi tidak perlu transfusi darah.
Hari Sabtu (besoknya) ketemu dokter & di USG. Puji Tuhan hasil USG memperlihatkan rahim saya sudah bersih. Tidak ada massa hamil anggurnya lagi, semua sudah keluar. Tidak perlu dikuret. Hari Minggu saya dibolehkan pulang. Senin cek beta hCG di angka 1.490 (turun banyak sekali)
Seminggu setelahnya masih pendarahan, tapi tidak sakit (seperti haid). Saya mulai bersih-bersih rumah. Hari Rabu saya angkat-angkat di rumah, perut terasa aneh dan ada jaringan yang keluar lagi (baru sadar ketika mau BAK). Ada jaringan kira-kira 5cm x 2 cm di pembalut. Kata dokter sebaiknya diperiksa. Hari Kamis kontrol, dokter mengambil jaringan dari vagina sebesar 1 ruas kelingking untuk di-cek PA. Cek PA memakan waktu 1 minggu, dan dokter bilang jangan kemo dulu, tunggu hasil PA.
Sambil menunggu hasil PA, saya tes beta hCG lagi. Berharap sudah sembuh. Hari Rabu keluar hasilnya, hasil PA menyatakan jaringan normal sisa abortus (tidak ganas), hasil beta hCG 113 . dokter menyatakan saya tidak perlu kemo lagi, tapi masih harus cek kandungan dan cek darah selama beberapa bulan ke depan.
Saya sangat senang karena walaupun belum 100% sembuh, masa kritisnya sudah lewat. Kami ingat kembali waktu dokter menebak perlu 6 siklus dan kami sudah sedih. Ternyata puji Tuhan setelah dijalani, hanya perlu 2 siklus berkat jus yang diminum tiap hari juga. Saya juga bersyukur karena sakit ini terdeteksi cukup awal (tidak menunggu sampai nyeri), karena rutin cek ke dokter. Saya juga belajar untuk makan sehat, juga untuk persiapan nanti kalau
promil lagi, harus makan sehat.
Semoga kita sehat-sehat selalu ya bu-ibu. Kalaupun sampai diberi sakit semoga bisa selalu positif menyikapinya. Menurut suster di RS, sifat happy / ceria bisa mempercepat penyembuhan, membuat daya tahan tubuh tetap bagus, dan hormon-hormon baik diproduksi terus. Ingat bahwa setiap hari pasti kita ada progress menuju sembuh.