| Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami. | | | | Sembuh dari asteno terato zoospermia Assalamu’alaykum.
Sebelumnya, saya mohon izin untuk berbagi pengalaman saya dan suami, tentang ‘perjuangan’ kami untuk mendapatkan buah hati. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi :
Kami menikah pada bulan Oktober 2015. Seperti pasutri pada umumnya, tentu kami menantikan buah hati. Tidak ada rencana menunda baik dari saya maupun suami. Sejak awal menikah, kami berharap segera diberikan momongan.
hari demi hari, bulan demi bulan, tak terasa pernikahan kami sudah menginjak usia 1 tahun. Saya sebagai Istri, sudah sangat kepikiran, mengapa saya belum juga hamil. Suami saya pun demikian, tetapi suami saya lebih santai saat itu, belum hamilnya saya, sepertinya tidak terlalu menjadi beban untuknya.
sampai pada akhirnya, tepat 12 bulan pernikahan kami, setelah browsing dan mencari informasi dari berbagai sumber, akhirnya saya dengan inisiatif sendiri, berangkat ke rumah sakit swasta di Bekasi, untuk melakukan cek pra kehamilan (cek apakah ada faktor dari saya yang membuat saya belum juga hamil). Saat itu kebetulan pas saat saya sedang haid hari ke 3.
Pemeriksaan yang saya lakukan, pertama adalah USG luar, dengan hasil kodisi rahim saya baik baik saja, tidak terlihat adanya kista atau miom. Saat itu saya diminta untuk datang kembali di hari ke 9, dihitung mulai hari pertama haid (sangat kebetulan saya datang saat hari ke 3 haid, jadi tidak terlalu lama menunggu ntuk melakukan pemeriksaan selanjutnya). Dokter pun menyarankan saya untuk membawa suami saya, agar sekalian di cek spermanya.
Tiba di hari ke 9 dihitung dari hari pertama haid, saya pun kembali ke rumah sakit. Kali ini suami saya (kebetulan) ternyata langsung mau ikut dan mau di cek spermanya. Saat itu, saya melakukan pemeriksaan tahap selanjutnya, yaitu HSG (intinya, untuk mengetahui ada sumbatan atau tidak di jalur reproduksi saya). Dan suami saya di ambil spermanya untuk di cek di lab. Saya akan menceritakan sedikit mengenai proses ini, agar mungkin bisa dijadikan bahan refrensi yang akan melakukan hal serupa dengan saya.
PROSES HSG :
Secara singkat (yang saya alami sendiri), proses ini diawali dengan disemprotnya cairan/zat kontras ke dalam saluran V saya menggunakan alat khusus(bentuk alatnya saya tidak melihat. Rasanya saat alat tsb dipasang, saya tidak merasakan sakit, tetapi saat cairan disemprotkan, seketika perut bagian bawah terasa sakit seperti sakit saat mau mensturasi). Kemudian dilakukan (sejenis) ronsen di area tersebut, untuk melihat ada atau tidaknya sumbatan di saluran reproduksi saya. Oh ya, sebelum dilakukan test ini, ada pantangan, yaitu tidak boleh melakukan hubungan badan minimal 2 hari.
PROSES PENGECEKAN/PENGAMBILAN SPERMA :
pada proses ini, suami disuruh untuk mengeluarkan spermanya secara ‘manual’. Diberikan ruangan/kamar khusus. Saat itu saya ikut masuk ke kamar. Ada cerita yang kurang mengenakan saat proses ini. Yaitu saat suami saya sedang dalam ‘proses pengeluaran’, pintu kamar tiba2 ada yang berusaha membuka. Sangat beruntung suami saya sudah menguncinya terlebih dahulu. Padahal awalnya saya sempat tidak mau mengunci kamar tersebut, krn saya pikir mana mungkin ada yang masuk. Tapi suami saya kurang nyaman jika belum di kunci, dan ternya feeling suami saya lebih tepat . untung aja di kunci.
Oh ya, Hari ini kebetulan prosesnya adalah suami saya diambil spermanya pagi. Saya sendiri di cek nya sore nya. Jadi saat itu suami saya pulang duluan ke kantor, sementara saya menunggu di rumah sakit. Sperma suami saya sudah masuk lab untuk di cek, dan hasilnya akan diberikan pada hari ke 12. Nah kebetulan lagi, karena saya sendiri di cek pada sore hari, setelah saya di cek,, sambil menunggu hasil cek lab saya, saya iseng-iseng nanya ke orang lab nya, apakah hasil sperma suami saya sudah ada? dan ternyata sudah ada.. alhamdulillah jadi kami bisa segera mendapatkan hasil cek sperma suami, tanpa harus menunggu selama 3 hari.
Dan dari sinilah, ‘kisah’ dimulai...
kurang lebih, inilah inti hasil lab sperma suami saya:
(saya cantumkan yang pentingnya saja) TEST DILAKUKAN TANGGAL 8-11-2016 - Terjadi Aglitunasi (kekentalan diatas normal)
- Motilitas/Gerakan sperma :
CEPAT = 0%
LAMBAT = 60%
GERAK DI TEMPAT = 15%
TIDAK BERGERAK = 25%
- Morfologi/bentuk sperma :
3% NORMAL (standar normalnya >=30%) ,
97% ABNORMAL KESIMPULAN : ASTENO TERATO ZOOSPERMIA, dengan KELAINAN AGLITUNASI
Oke, itulah hasil lab sperma suami saya. Saat itu walaupun belum tau arti hasil di atas, saya kaget. Karena saya pikir, akhirnya ketahuan bahwa sperma suami saya ada kelainan. Saat itu juga saya langsung browsing di internet mengenai hasil sperma ini, dan justru saya malah lebih tenang, karena mengetahui kekurangan tersebut bisa diatasi. Setelah itu, saya WA suami saya, dan memberikan foto hasil lab spermanya. Berbanding terbalik dengan saya, jika saya malah lebih tenang setelah browsing, suami saya, setelah membaca, memperhatikan, dan mencari info di internet mengenai hasil spermanya, justru dia down, dan semakin down. Hari hari setelah keluar hasil lab sperma tersebut, suami saya kerjaannya terus menerus melototin HP nya. Browsing browsing mengenai kekurangannya. Dan dari penuturannya, saya mendapatkan inti mengapa dia sangat down adalah :
“asteno terato zoospermia memang bisa diperbaiki, tetapi berdasarkan refrensi yang dia lihat di internet, hampir semuanya membutuhkan waktu tahunan, disertai dengan perjuangan perubahan pola hidup yang menurutnya “CUKUP BERAT”. dan banyak diantaranya, setelah akhirnya berhasil hamil, kehamilan pertamanya berujung pada blind Blighted ovum dan keguguran”
Oh ya, setelah proses diatas (hari ke-9), saya ada 1 lagi proses pengecekan. Pada hari ke-12, Yaitu USG dalam / Transvaginal. Prosesnya adalah V dimasukkan alat, Yang tujuannya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya sel telur yang matang (yang siap dibuahi sperma. Dan hasilnya sudah ada 1 sel telur yang matang dan siap di buahi. ). Proses ini buat saya pribadi, saya agak risih. Oh ya, suami saya juga diberi obat/suplemen untuk memperbaiki kualitas spremanya, tapi saya lupa nama suplemen atau obatnya, dan kebetulan saya tidak nemu data/bekas bungkus obatnya. Jadi gak bisa share
Lanjut, setelah semua proses diatas selesai, sekedar untuk refrensi. Biaya pengecekan diatas. USG, HSG, CEK SPERMA, mulailah kami menjalani hidup seperti biasanya. Kerja lagi.. nah, mulai saat itu, suami saya yang awalnya cuek, akhirnya dengan kesadarannya sendiri, mulai merubah pola hidupnya. Merubah pola makannya. Jam tidurnya. Berikut saya jabarkan secara singkat perubahan dan apa saja yang suami saya lakukan dalam rangka perjuangannya membuat spermanya menjadi normal: - Suami saya perokok. Tidak berat(menurutnya), saat itu rata-rata sehari 8 batang. berubah -> suami mengurangi rokoknya, rata-rata sehari hanya 3 batang, kadang kurang, kadang lebih, . Saya sendiri gak terlalu memaksa, krn saya mengerti mungkin memang sulit bagi sebaian perokok, untuk berhenti total.
- Jam tidur berubah. Suami saya biasany tidur malam. Kurang lebih bisa diatas jam 12 sejak menikah. Biasanya kalau malam, ada saja kerjaan didepan laptopya. BERUBAH -> rata-rata tidur jam 9 malam.
- Makan selama ini tidak teratur. Sehari bisa makan hanya 1kali. BERUBAH-> menjadi teratur. Sesuai jam makan pada umumnya.
- Sangat sangat sangat jarang makan BUAH. BERUBAH -> tiap hari rutin makan buah. Semangka dan melon. Paling dominan semangka. 1 semangka habis untuk 2-3 hari. Sampai bawa bekel semangka juga ke kantor.
- Minum obat/suplemen dari dokter
- Minum suplemen. Ini sih berdasarkan ke-sok tahuan kami saja. Saat itu suami saya merasa bahwa dia kekurangan gizi/vitamin, maka suami saya minum beberapa suplemen dan herbal . saat itu suami minum : renovit, habbatussauida, minyak ikan, minyak zaitun, spirulina.
- Pola kerja. Saat itu suami merasa pola kerja nya membuatnya stress. BERUBAH -> suami sebisa mungkin merubah pikirannya untuk membuat pekerjaanya tidak menjadi beban, berusaha menikmati pekerjaan, dan tidak ngotot mencapai target-target pribadi dalam pekerjaannya.
Itulah kisah kami sejauh ini..
dan pada suatu ketika.....
saya sakit. Saya pergi ke rumah sakit ditemani oleh suami. Sebenarnya lebih hanya untuk mendapatkan surat dokter agar diizinkan untuk tidak masuk kerja. Saat itu saya diperiksa oleh dokter, menurut dokter saya kecapekan. (saat itu saya flu). Nah dokter mau membuat resep. Tapi entah karena pertimbangan apa, si dokter tiba-tiba menanyakan saya nikah sudah berapa lama, sudah punya anak apa belum, terakhir mensturasi. Dan dokter meminta saya cek urin. Menurut dokter, khawatirnya jika sedang hamil, maka obat tidak boleh sembarangan. Okelah akhirnya saya cek urin.. tidak kepikiran apa apa sih, saat itu saya memang telat mensturasi 5 hari. Tapi karena sebelumnya tau bahwa suami saya asteno terato , dan sebelumnya memang sempat beberapa kali telat juga. Saya anggap wajar wajar saja. Setelah saya diambil urinnya, saya dan suami menunggu di ruang tunggu. Kurang lebih 15 menit kemudian, suster memanggil saya dan, memberikan amplop berisi hasil test urin. Saya dan suami dengan enteng saja membuka amplop tersebut ( saat itu saya dan suami saya benar-benar tidak berfikir hamil sama sekali ) dan saat kami buka... di sudut kanan paling atas tertulis “ POSITIF”.
untuk mengingatkan, suami saya cek sperma tanggal 8-11-2016. Dan saya dinyatakan hamil pada tanggal 2-12-2016. Wow, benar-benar diluar bayangan kami berdua. Jauh dari bayangan kami berdua. Apalagi suami saya, benar2 tidak menyagka. Alhamdulillah.................
jadi intinya, suami saya divonis asteno terato zoospermia, dengan kelainan aglitunasi. Namun dengan izin Allah, tidak sampai 1 bulan, saya bisa hamil. Sekali lagi Alhamdulillah.....
saat itu pulang dari rumah sakit kami membeli banyak testpack. Berbagai merk, dari yang mahal sampai yang murah. Untuk cek lagi dirumah. Dan alhamdulillah semua testpack yang kami coba, menyatakan positif semua.
sekian cerita kali ini, sebenarnya, ceritanya masih panjang. Tapi sudah beda tema. Yaitu tentang perjalanan kami, was-was menunggu sampai janin kelihatan saat USG, karena khawatir BO, perjalanan selama kehamilan, sampai akhirnya buah hati kami dilahirkan kedunia dengan selamat. . oh ya, dede bayi kami, lahir dalam keadaan prematur. Kurang 1 bulan dari HPL karena ketuban pecah. Berat 2,2. Alhamdulillah sekarang sudah 2 bulan. Berat sudah mencapai 4,4kg. Sekali lagi Alhamdulillah... semoga anak kami selalu sehat sampai bisa menemani kami terus. Sampai membuat kami berubah menjadi kakek nenek. Aamiiin..
semoga kisah kami bisa menjadi motivasi untuk pasangan-pasangan lain yang mempunyai kasus serupa dengan kami.
terima kasih
Thread lain yang berhubungan:
IbuHamil.com - komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
arti amorf terato
| | |
MasyaaAllah bundd..perjuangannyaa berbuah maniss.....senengnyaa..
berkaca2 pas baca yg bunda priksa dan ternyata hamil..betapa bahagianyaa....
Smoga saya nyusul merasakan hamil.melahirkan..menjadi ibuu amiin....
smoga jadi anak sholih/ah yaa amiin...
gimana bund certia dag dig dug menunggu janin terlihat di usg..sepertinya seru jugaa..hihii
"Berdoalah kepada-KU niscaya Aku kabulkan untukmu." (QS. Al-Mukmin : 60) | | | |
Nice story bund....
Aq br hamil stlh 2,5th nikah...eh uk.3bln keguguran.
Tp cerita bunda bkin aq tmbh smgt lg..ttp berjuang,berdoa dan sabar..
Insyaallah kl sdh wktunya Allah psti kasih..aaammiiinnn ---------- Post added at 10:58 ---------- Previous post was at 10:57 ---------- Kl aq toh bund,pas didi usg dag dig dug nglebihin ujian skripsi.wkwkwkwk
| | |
Replying to:
MasyaaAllah bundd..perjuangannyaa berbuah maniss.....senengnyaa..
berkaca2 pas baca yg bunda priksa dan ternyata hamil..betapa bahagianyaa....
Smoga saya nyusul merasakan hamil.melahirkan..menjadi ibuu amiin....
smoga jadi anak sholih/ah yaa amiin...
gimana bund certia dag dig dug menunggu janin terlihat di usg..sepertinya seru jugaa..hihii | Alhamdulillah, terima kasih bund.. semoga bunda juga segera medapatkan apa yang bunda impikan.. Aamiin..
saya coba menceritakan secara singkat kisah pasca dinyatakan hamil.
Jadi saya dinyatakan hamil, saat itu hari jumat. tanggal 2 Desember. Kurang lebih selama 4 hari, sampai tanggal (seingat saya) 6 Desember, hampir tiap hari saya melakukan TP, degan berbagai merk. hanya untuk memastikan saja kalau saya benar-benar hamil. selama itu juga suami saya banyak searching, dan dia masih "belum benar-benar percaya" jika TP itu akurat, karena dia menemukan beberapa artikel yang menyatakan bahwa TP positif belum tentu karena hamil. bisa juga karena efek obat penyubur/ obat lainnya yang biasanya diberikan dokter jika sedang program hamil.
akhirnya (kurang lebih) 4 hari setelah itu, saya dan suami pergi ke satu klinik di dekat rumah untuk mengecek kandungan saya. kenapa baru 4 hari setelahnya, kami baru cek? karena saat itu kami banyak sekali mendapat refrensi, bahwa ngga ada gunanya di cek (khususunya USG) karena belum terlihat janin maupun detak jantungnya. dan perkiraan saya, saat itu usia kandungan saya memang baru.. kalau dari siklus haid saya, munkin baru 5W. dan memang saat itu masih dalam suasana percaya gak percaya sih..
lalu akhirnya kami datang ke klinik pertama. USG , dan ternyata alhamdulillah kantung janin sudah terlihat. baru kantung janin yah.. nah saat itu usia kehamilan saya di prediksi sekitar 5W. sepulang dari situ, saya, khususnya suami, browsing2 lagi tentang hasil usg kami, dan hasil dari browsing-browsing tersebut, berhasil membuat suami saya tetap was was. karena dia baca banyak artikel yang menyebutkan adanya kantong janin belum tentu ada janin didalamnya.
karena penasaran, akhirnya 3 hari setelah pemeriksaan pertama, akhirnya kami datang ke klinik yang lain. kali ini saya cari klinik yang bisa transV, agar bisa melihat lebih jelas kandungan saya. di klinik tersebut, usia kandungan saya diperkirakan sudah masuk 6W. lalu akhirnya saya di USG transV, dan Alhamdulillah........... detak jantung dede sudah ada.... sangat sangat sangat terharu saat itu... suami saya girang bukan main, dan langsung telp orang tuanya saking senangnya... Alhamdulillah... benar benar moment haru yang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata kata...
nah sebenarnya saya dan suami, merasa kisah kami itu ada beberapa fase. - fase 1, yaitu saat suami dinyatakan astenoterato
- fase 2, yang ini, saat selama was was sampai akhirnya bisa melihat detak jantung dede. dimana suami saya dibuat tidak bisa tidur karena terus kepikiran tentang kandungan saya.
- fase 3, saat dimana kami masih was was menunggu sampai usia kehamilan dikatakan oleh berbagai sumber 'aman',
- fase ke 4, saat dimana akhirnya kami lebih tenang dan percaya diri dengan kehamilan saya.
- fase ke 5, salah satu saat dimana saya dan suami merasa benar-benar memeras pikiran, tenaga dan emosi, yaitu saat ketuban saya tiba-tiba meletus (tidak merembes) dalam usia 36W, menurut dokter usia tersebut belum aman krn khawatir paru-paru bayi belum matang. dan akhirnya saya diberi obat pematang paru-paru dan harus menunggu selama minimal 24 jam, dengan kondisi ketuban sudah hampir tidak ada.
- fase ke 6, yaitu fase dimana akhirnya kami merawat dede, yang prematur, dan benar-benar butuh "perhatian ekstra" . saat itu dede gula darahnya rendah (menyebabkan bayi lemas dan tidur terus). dede saat itu benar benar susah untuk minum. yang kami rasakan saat itu, hampir gak ada ceritanya dede nangis kehausan. kami nunggu 2 jam sampai 4 jam, dede tetap saja anteng tidur. karena itu, mau gak mau kami harus membangunkan dede tiap 2-3 jam sekali. dan bunda tau, suliiit sekali membangunkan dede saat itu, bisa 1 jam kami membangunkan dede, dikitik-kitik, di cubit cubit, di cium-cium, di bacain surat-surat. benar... benar benar 1 jam... rata-rata 1 jam baru dia bereaksi, dan akhirnya minum susu. itupun lumayan susah dan malas minumnya...
- dan... fase fase selanjutnya.. semoga fase selanjutnya semakin indah, tidak banyak menguras energi, tenaga dan pikiran seperti sebelum-sebelumnya.... semoga dede sehat, pintar, soleh... menjadi anak yang normal... aamiiin....
---------- Post added at 11:40 ---------- Previous post was at 11:37 ----------
Replying to:
Nice story bund....
Aq br hamil stlh 2,5th nikah...eh uk.3bln keguguran.
Tp cerita bunda bkin aq tmbh smgt lg..ttp berjuang,berdoa dan sabar..
Insyaallah kl sdh wktunya Allah psti kasih..aaammiiinnn ---------- Post added at 10:58 ---------- Previous post was at 10:57 ---------- Kl aq toh bund,pas didi usg dag dig dug nglebihin ujian skripsi.wkwkwkwk | aamiiin semoga Allah memberikan yag terbaik untuk bunda,,,,
| | |
Wah bunda rasanya bnr2 percaya ga percaya yah awalnya.....
Bisa saya 'bayangkan' rasanyaa....
Makasih bunda sdh mau brbagi cerita daaan doanyaa makasih bundaaa..amiin...
Kita ga tau..doa siapa dlu yg diijabah...sp tau dg tambahan doa2 bunda d sini sy dpt keajaiban itu (hamil)...disamping sy sdniri trus ikhtiar dan berdoa..
smoga fase2 berikutnya semakin menyenangkan yah bun....sesungguhnya bersama kesulitan ada kmudahan....
"Berdoalah kepada-KU niscaya Aku kabulkan untukmu." (QS. Al-Mukmin : 60) | | | |
Bunda makasih untuk sharringnya.
sy terharu.
selamat ya bunda sudah di karuniain buah hati.
Bunda kalau boleh saya tanya, (maaf) HB dengan gaya apa bun? hehe
| | |
Selamat ya bund babynya tumbuh dgn sehat..
Selain pola hidup sehat yg bunda dn suami lakukan, sepertinya Hsg jg mdukung kberhasilan usaha bunda
| | |
emmm selamat bunda,, semoga nnti debaynya jadi anak yang sholeh dan berbakti sama kedua orang tuanya
| | |
Selamatt ya bunda semoga dedek bayinya jadi anak sholeh..
Mksh sharingnya, baca cerita bunda bs nambah semangatku yg udah lama kendor
| | |
Alhamdulillah aku bacanya terharu buun :"")
Aku juga sama tapi kisahku agak lebih sedih :"" suamiku divonis asteno teratozoospermia dengan varikokel sebelah kiri grade 1.
setelah tau hasilnya kami sedih banget dan itu kami ngecek di bulan Juli, kemudian suami treatment minum obat dari dokter habis 900an + minum jus semangka tomat. Gak disangka bulan depannya yaitu bulan Agustus saya hamil, meskipun hanya bertahan 10 minggu karena ternyata blighted ovum huhu..
Sekarang kami masih terus berusaha, mohon doanya ya bun..
| | |
Suamiku di vonis tertozoospermia, pernah hamil dan keguguran..cerita bunda sangat menginspirasi sekali untuk kembali merubah pola hidup sehat,, semoga bunda dan dedenya sehat2 trs, apalah arti kertas (hasil lab) kalau Allah sudah berkehendak ga ada yg bisa menghalangi mau itu bisa di jangkau pakai logika manusia atau ga.
| | |
Replying to:
Assalamu’alaykum.
Sebelumnya, saya mohon izin untuk berbagi pengalaman saya dan suami, tentang ‘perjuangan’ kami untuk mendapatkan buah hati. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi :
Kami menikah pada bulan Oktober 2015. Seperti pasutri pada umumnya, tentu kami menantikan buah hati. Tidak ada rencana menunda baik dari saya maupun suami. Sejak awal menikah, kami berharap segera diberikan momongan.
hari demi hari, bulan demi bulan, tak terasa pernikahan kami sudah menginjak usia 1 tahun. Saya sebagai Istri, sudah sangat kepikiran, mengapa saya belum juga hamil. Suami saya pun demikian, tetapi suami saya lebih santai saat itu, belum hamilnya saya, sepertinya tidak terlalu menjadi beban untuknya.
sampai pada akhirnya, tepat 12 bulan pernikahan kami, setelah browsing dan mencari informasi dari berbagai sumber, akhirnya saya dengan inisiatif sendiri, berangkat ke rumah sakit swasta di Bekasi, untuk melakukan cek pra kehamilan (cek apakah ada faktor dari saya yang membuat saya belum juga hamil). Saat itu kebetulan pas saat saya sedang haid hari ke 3.
Pemeriksaan yang saya lakukan, pertama adalah USG luar, dengan hasil kodisi rahim saya baik baik saja, tidak terlihat adanya kista atau miom. Saat itu saya diminta untuk datang kembali di hari ke 9, dihitung mulai hari pertama haid (sangat kebetulan saya datang saat hari ke 3 haid, jadi tidak terlalu lama menunggu ntuk melakukan pemeriksaan selanjutnya). Dokter pun menyarankan saya untuk membawa suami saya, agar sekalian di cek spermanya.
Tiba di hari ke 9 dihitung dari hari pertama haid, saya pun kembali ke rumah sakit. Kali ini suami saya (kebetulan) ternyata langsung mau ikut dan mau di cek spermanya. Saat itu, saya melakukan pemeriksaan tahap selanjutnya, yaitu HSG (intinya, untuk mengetahui ada sumbatan atau tidak di jalur reproduksi saya). Dan suami saya di ambil spermanya untuk di cek di lab. Saya akan menceritakan sedikit mengenai proses ini, agar mungkin bisa dijadikan bahan refrensi yang akan melakukan hal serupa dengan saya.
PROSES HSG :
Secara singkat (yang saya alami sendiri), proses ini diawali dengan disemprotnya cairan/zat kontras ke dalam saluran V saya menggunakan alat khusus(bentuk alatnya saya tidak melihat. Rasanya saat alat tsb dipasang, saya tidak merasakan sakit, tetapi saat cairan disemprotkan, seketika perut bagian bawah terasa sakit seperti sakit saat mau mensturasi). Kemudian dilakukan (sejenis) ronsen di area tersebut, untuk melihat ada atau tidaknya sumbatan di saluran reproduksi saya. Oh ya, sebelum dilakukan test ini, ada pantangan, yaitu tidak boleh melakukan hubungan badan minimal 2 hari.
PROSES PENGECEKAN/PENGAMBILAN SPERMA :
pada proses ini, suami disuruh untuk mengeluarkan spermanya secara ‘manual’. Diberikan ruangan/kamar khusus. Saat itu saya ikut masuk ke kamar. Ada cerita yang kurang mengenakan saat proses ini. Yaitu saat suami saya sedang dalam ‘proses pengeluaran’, pintu kamar tiba2 ada yang berusaha membuka. Sangat beruntung suami saya sudah menguncinya terlebih dahulu. Padahal awalnya saya sempat tidak mau mengunci kamar tersebut, krn saya pikir mana mungkin ada yang masuk. Tapi suami saya kurang nyaman jika belum di kunci, dan ternya feeling suami saya lebih tepat . untung aja di kunci.
Oh ya, Hari ini kebetulan prosesnya adalah suami saya diambil spermanya pagi. Saya sendiri di cek nya sore nya. Jadi saat itu suami saya pulang duluan ke kantor, sementara saya menunggu di rumah sakit. Sperma suami saya sudah masuk lab untuk di cek, dan hasilnya akan diberikan pada hari ke 12. Nah kebetulan lagi, karena saya sendiri di cek pada sore hari, setelah saya di cek,, sambil menunggu hasil cek lab saya, saya iseng-iseng nanya ke orang lab nya, apakah hasil sperma suami saya sudah ada? dan ternyata sudah ada.. alhamdulillah jadi kami bisa segera mendapatkan hasil cek sperma suami, tanpa harus menunggu selama 3 hari.
Dan dari sinilah, ‘kisah’ dimulai...
kurang lebih, inilah inti hasil lab sperma suami saya:
(saya cantumkan yang pentingnya saja) TEST DILAKUKAN TANGGAL 8-11-2016 - Terjadi Aglitunasi (kekentalan diatas normal)
- Motilitas/Gerakan sperma :
CEPAT = 0%
LAMBAT = 60%
GERAK DI TEMPAT = 15%
TIDAK BERGERAK = 25%
- Morfologi/bentuk sperma :
3% NORMAL (standar normalnya >=30%) ,
97% ABNORMAL KESIMPULAN : ASTENO TERATO ZOOSPERMIA, dengan KELAINAN AGLITUNASI
Oke, itulah hasil lab sperma suami saya. Saat itu walaupun belum tau arti hasil di atas, saya kaget. Karena saya pikir, akhirnya ketahuan bahwa sperma suami saya ada kelainan. Saat itu juga saya langsung browsing di internet mengenai hasil sperma ini, dan justru saya malah lebih tenang, karena mengetahui kekurangan tersebut bisa diatasi. Setelah itu, saya WA suami saya, dan memberikan foto hasil lab spermanya. Berbanding terbalik dengan saya, jika saya malah lebih tenang setelah browsing, suami saya, setelah membaca, memperhatikan, dan mencari info di internet mengenai hasil spermanya, justru dia down, dan semakin down. Hari hari setelah keluar hasil lab sperma tersebut, suami saya kerjaannya terus menerus melototin HP nya. Browsing browsing mengenai kekurangannya. Dan dari penuturannya, saya mendapatkan inti mengapa dia sangat down adalah :
“asteno terato zoospermia memang bisa diperbaiki, tetapi berdasarkan refrensi yang dia lihat di internet, hampir semuanya membutuhkan waktu tahunan, disertai dengan perjuangan perubahan pola hidup yang menurutnya “CUKUP BERAT”. dan banyak diantaranya, setelah akhirnya berhasil hamil, kehamilan pertamanya berujung pada blind Blighted ovum dan keguguran”
Oh ya, setelah proses diatas (hari ke-9), saya ada 1 lagi proses pengecekan. Pada hari ke-12, Yaitu USG dalam / Transvaginal. Prosesnya adalah V dimasukkan alat, Yang tujuannya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya sel telur yang matang (yang siap dibuahi sperma. Dan hasilnya sudah ada 1 sel telur yang matang dan siap di buahi. ). Proses ini buat saya pribadi, saya agak risih. Oh ya, suami saya juga diberi obat/suplemen untuk memperbaiki kualitas spremanya, tapi saya lupa nama suplemen atau obatnya, dan kebetulan saya tidak nemu data/bekas bungkus obatnya. Jadi gak bisa share
Lanjut, setelah semua proses diatas selesai, sekedar untuk refrensi. Biaya pengecekan diatas. USG, HSG, CEK SPERMA, mulailah kami menjalani hidup seperti biasanya. Kerja lagi.. nah, mulai saat itu, suami saya yang awalnya cuek, akhirnya dengan kesadarannya sendiri, mulai merubah pola hidupnya. Merubah pola makannya. Jam tidurnya. Berikut saya jabarkan secara singkat perubahan dan apa saja yang suami saya lakukan dalam rangka perjuangannya membuat spermanya menjadi normal: - Suami saya perokok. Tidak berat(menurutnya), saat itu rata-rata sehari 8 batang. berubah -> suami mengurangi rokoknya, rata-rata sehari hanya 3 batang, kadang kurang, kadang lebih, . Saya sendiri gak terlalu memaksa, krn saya mengerti mungkin memang sulit bagi sebaian perokok, untuk berhenti total.
- Jam tidur berubah. Suami saya biasany tidur malam. Kurang lebih bisa diatas jam 12 sejak menikah. Biasanya kalau malam, ada saja kerjaan didepan laptopya. BERUBAH -> rata-rata tidur jam 9 malam.
- Makan selama ini tidak teratur. Sehari bisa makan hanya 1kali. BERUBAH-> menjadi teratur. Sesuai jam makan pada umumnya.
- Sangat sangat sangat jarang makan BUAH. BERUBAH -> tiap hari rutin makan buah. Semangka dan melon. Paling dominan semangka. 1 semangka habis untuk 2-3 hari. Sampai bawa bekel semangka juga ke kantor.
- Minum obat/suplemen dari dokter
- Minum suplemen. Ini sih berdasarkan ke-sok tahuan kami saja. Saat itu suami saya merasa bahwa dia kekurangan gizi/vitamin, maka suami saya minum beberapa suplemen dan herbal . saat itu suami minum : renovit, habbatussauida, minyak ikan, minyak zaitun, spirulina.
- Pola kerja. Saat itu suami merasa pola kerja nya membuatnya stress. BERUBAH -> suami sebisa mungkin merubah pikirannya untuk membuat pekerjaanya tidak menjadi beban, berusaha menikmati pekerjaan, dan tidak ngotot mencapai target-target pribadi dalam pekerjaannya.
Itulah kisah kami sejauh ini..
dan pada suatu ketika.....
saya sakit. Saya pergi ke rumah sakit ditemani oleh suami. Sebenarnya lebih hanya untuk mendapatkan surat dokter agar diizinkan untuk tidak masuk kerja. Saat itu saya diperiksa oleh dokter, menurut dokter saya kecapekan. (saat itu saya flu). Nah dokter mau membuat resep. Tapi entah karena pertimbangan apa, si dokter tiba-tiba menanyakan saya nikah sudah berapa lama, sudah punya anak apa belum, terakhir mensturasi. Dan dokter meminta saya cek urin. Menurut dokter, khawatirnya jika sedang hamil, maka obat tidak boleh sembarangan. Okelah akhirnya saya cek urin.. tidak kepikiran apa apa sih, saat itu saya memang telat mensturasi 5 hari. Tapi karena sebelumnya tau bahwa suami saya asteno terato , dan sebelumnya memang sempat beberapa kali telat juga. Saya anggap wajar wajar saja. Setelah saya diambil urinnya, saya dan suami menunggu di ruang tunggu. Kurang lebih 15 menit kemudian, suster memanggil saya dan, memberikan amplop berisi hasil test urin. Saya dan suami dengan enteng saja membuka amplop tersebut ( saat itu saya dan suami saya benar-benar tidak berfikir hamil sama sekali ) dan saat kami buka... di sudut kanan paling atas tertulis “ POSITIF”.
untuk mengingatkan, suami saya cek sperma tanggal 8-11-2016. Dan saya dinyatakan hamil pada tanggal 2-12-2016. Wow, benar-benar diluar bayangan kami berdua. Jauh dari bayangan kami berdua. Apalagi suami saya, benar2 tidak menyagka. Alhamdulillah.................
jadi intinya, suami saya divonis asteno terato zoospermia, dengan kelainan aglitunasi. Namun dengan izin Allah, tidak sampai 1 bulan, saya bisa hamil. Sekali lagi Alhamdulillah.....
saat itu pulang dari rumah sakit kami membeli banyak testpack. Berbagai merk, dari yang mahal sampai yang murah. Untuk cek lagi dirumah. Dan alhamdulillah semua testpack yang kami coba, menyatakan positif semua.
sekian cerita kali ini, sebenarnya, ceritanya masih panjang. Tapi sudah beda tema. Yaitu tentang perjalanan kami, was-was menunggu sampai janin kelihatan saat USG, karena khawatir BO, perjalanan selama kehamilan, sampai akhirnya buah hati kami dilahirkan kedunia dengan selamat. . oh ya, dede bayi kami, lahir dalam keadaan prematur. Kurang 1 bulan dari HPL karena ketuban pecah. Berat 2,2. Alhamdulillah sekarang sudah 2 bulan. Berat sudah mencapai 4,4kg. Sekali lagi Alhamdulillah... semoga anak kami selalu sehat sampai bisa menemani kami terus. Sampai membuat kami berubah menjadi kakek nenek. Aamiiin..
semoga kisah kami bisa menjadi motivasi untuk pasangan-pasangan lain yang mempunyai kasus serupa dengan kami.
terima kasih | ya allah bun, aku sampe berkaca2 bacanya... tulisannya bermanfaat banget buat aku bun.. semoga aku bisa sesabar bunda
| Silakan daftar untuk menulis pesan :-) |