| Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami. | | | | Pengalaman pertama melahirkan si buah hati Hai bunda/calon bunda.. Saya ingin menuliskan pengalaman melahirkan yang rasanya ga bisa dibandingin dengan apapun. Ga akan bisa dibayangin, hanya bisa dirasakan ya setelah merasakan melahirkan. Makanya, saya jamin, orang yang sudah pernah melahirkan, akan lebih cenat cenut membaca kisah orang melahirkan.
Waktu itu, 30 Desember 2016. Gejala awal akan melahirkan muncul, yaitu perut mengeras tanpa diiringi rasa sakit. Jadi, HPL saya adalah antara 31 Desember 2016 atau 01 Januari 2017. Dokter menjelaskan, bahwa ambang sakit setiap orang berbeda2, maka ada orang yang sudah kesakitan walau baru bukaan 1, ada juga yg ga merasa apa-apa, tau-tau sudah bukaan 4. Maka dari itu, saya disarankan dokter untuk sering2 menekan pelan bagian dekat pusar. Kalo keras & ga bisa masuk pusar nya ketika ditekan, itu artinya kontraksi (mudah2an kebayang). Kok sering ya, bisa 15 menit sekali perutku mengeras, karena penasaran maka berangkatlah saya, suami & ibu saya ke RS untuk periksa. Benar saja sudah ada bukaan, tapi bukaan 1. Seorang bidannya bilang sambil senyum, "masih lama bu, ibunya masih bisa senyum2, masih bisa ketawa2, masih bisa main hp, boleh pulang dulu aja bu". Akhirnya kami pulang. Malam tahun baru, belum nampak sakit kontraksi. Saya malah sempat makan duren pinggir jalan. Alhamdulillah setelah menahan cukup lama, akhirnya dapat lampu hijau juga untuk makan duren yipiiie!
Tanggal 1 malam saya masih nongkrong di cafe, pesan green juice (fyi, isinya ada buah NANAS nya, padahal ga tau ada nanasnya, krn pengen seger aja), rupanya ini salah satu pemicu kontraksi juga selain memang karena sudah takdir Allah.
Tanggal 2 januari, saya mulai merasakan kontraksi yg aduhaaay. Namun intervalnya masih 15 sampai 30 menit sekali, kadang bahkan hilang sama sekali. Galau dibuatnya.
Jam 10 saya ke rumah ibu saya, dirumah ibu, kontraksi datang semakin sering, rasa sakitnya? Pokoknya ga pernah ngerasain sakit seperti ini seumur hidup saya. Saya berlutut ke ibu, saya peluk sampai saya menangis. Saya mohon maaf atas segala salah saya, berterima kasih telah melahirkan saya, karena ternyata rasanya seperti ini melahirkan. Sore menjelang magrib saya cek ke bidan terdekat, baru bukaan 3. Malamnya saya masih bisa makan bareng keluarga walaupun kontraksi sudah mulai sering datang & hari ini ketika saya buang air kecil, ada flek di celana dalam saya, warnanya coklat, buka merah segar ya. Nah! Waktunya segera tiba, dalam hati saya. Perasaan saya campur aduk, bahagia karena akan bertemu dengan si bayi yang bentuk rupanya hanya ada dalam khayalan saja, seperti akan berjumpa dengan orang terkasih yg lamaaa sekali tidak kita temui. Padahal dia ada dalam tubuh saya, dia tumbuh didalam sana, ya rahim saya. Ada rasa cemas juga, bagaimana bersalin nanti? Apakah yang akan terjadi? Kapan waktu tepatnya? Berapa lama lagi saya harus menahan sakit kontraksi ini? Wallahu alam.. Disinilah kita belajar kesabaran & keihklasan menjadi seorang ibu.
Tanggal 03 Januari 2017, 02.00 dini hari, saya terbangun karena rasa sakit diperut saya. Saya langsung membuka aplikasi penghitung kontraksi. Hasilnya rentang 10 menit sekali dengan durasi 1 menitan setiap kontraksi. Saya berjalan pelan dirumah sambil menarik nafas pelan, setiap kontraksi datang, jangankan pegang hp, senyum pun ga bisa. Bener aja kata bidan tempo hari, sepertinya saya sudah dekat ke lahiran (kata saya dalam hati). Rasanya itu seperti tertohok, kita hanya bisa diam sambil meremas apapun untuk membantu menahan rasa sakit. Intervalnya maju jadi 7 menit sekali. Selepas azan subuh, saya bangunkan suami. Saya bilang, saya sudah sakit sekali. Beliau siapkan air hangat untuk saya mandi. Niat awal sih, pengen mandi, dandan, bikin alis, lipstik biar tetep cantik pas difoto setelah melahirkan, biar kayak artis2 gitu ya hehe. Tapi boro2 dandan, mandipun ga sanggup shay!
Ingat pesan bidan, bahwa kita harus tetep santai. Datang ke bidan/rs setelah kontraksi datang 3 menit sekali. Jam 7 saya berangkat ke salah satu klinik milik seorang bidan senior di Bandung. Kenapa tidak ke RS awal? Entahlah, ini masalah feeling. Hati saya berkata, saya lebih memilih klinik itu. Nah, masalah tempat melahirkan termasuk jodoh-jodohan.
Jam 8 saya cek bukaan, baru bukaan 4. Saya sudah disarankan untuk tinggal di klinik, Bandung hari itu mendung, adem, syahdu sekali. Saya berjalan pelan didalam klinik sambil menikmati kontraksi yang semakin sering datangnya, bisa 3 menit sekali. Saya merasa waktu sangat lambat sekali berputar, dalam hati kapan semua ini berakhir. Saya peluk suami saya, saya minta ampun atas segala khilaf saya. Saya peluk dia, ketika kontraksi itu datang. Ada dalam satu kontraksi yang hebat, saya hampir menyerah. Namun ada 1 kalimat yang menguatkan saya, "Ya Allah, semoga ini menjadi penggugur dosaku Ya Allah." Menetes air mata saya sambil mengingat, betapa banyak dosa saya. Saya pasrah saat itu. Yang saya tau hanya berjuang demi bertemu dengan si buah hati. Jam 11 pagi, saya pindah ke ruang bersalin, Alhamdulillah sudah bukaan 7 longgar menuju 8. Sakitnya semakin hebat, masya Allah.. Jam 11.30 pagi, bukaan 8 longgar menuju 9. Rasanya memang seperti mau (maaf) BAB. Seperti ada dorongan dari dalam, rasa ingin mengejan/mengeden sangat kuat, tapi bidan melarang untuk mengejan. Saya disuruh berbaring, tapi saya lebih memilih tetap berjalan pelan, karena bidan bilang itu mempercepat bayi turun. Jam 12.15 siang saya benar2 tidak bisa menahan rasa ingin mengejan. Sakitnya, aaaaargh! Membuat saya berteriak untuk pertama kalinya, karena sebelumnya saya selalu berusaha tenang setiap kontraksi datang. Akhirnya 3 bidan datang, saya naik ke tempat bersalin. Bidan2 ini begitu sabar, menenangkan, mengusap2 punggung saya. Setiap kontraksi datang, saya diperintahkan mengejan. Mengejan pertama, bayi saya belum keluar. Mengejan kedua, rambut bayi mulai nampak, mengejan KETIGA, tepat pukul 12.35 di hari Selasa, 04 Rabiul Akhir 1438 H (03 Januari 2017), terasa seperti ada yg meluncur dibawah sana diringi dengan seketika hilangnya rasa sakit yang luar biasa tadi. Allah telah menitipkan seorang anak perempuan kepadaku & suami. Seiring kelahirannya, kamipun lahir kembali dengan status baru, menjadi Ayah & Ibu. Semoga kelak kamu menjadi perempuan yang bisa menjaga harga dirimu & keluargamu, menjadi perempuan yang terhormat, berbudi pekerti luhur & yg utama, selalu dekat serta selalu mengingat penciptamu, Allah SWT. Aamiin ya Rabb..
Thread lain yang berhubungan:
IbuHamil.com - komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia | | |
Replying to:
Hai bunda/calon bunda.. Saya ingin menuliskan pengalaman melahirkan yang rasanya ga bisa dibandingin dengan apapun. Ga akan bisa dibayangin, hanya bisa dirasakan ya setelah merasakan melahirkan. Makanya, saya jamin, orang yang sudah pernah melahirkan, akan lebih cenat cenut membaca kisah orang melahirkan.
Waktu itu, 30 Desember 2016. Gejala awal akan melahirkan muncul, yaitu perut mengeras tanpa diiringi rasa sakit. Jadi, HPL saya adalah antara 31 Desember 2016 atau 01 Januari 2017. Dokter menjelaskan, bahwa ambang sakit setiap orang berbeda2, maka ada orang yang sudah kesakitan walau baru bukaan 1, ada juga yg ga merasa apa-apa, tau-tau sudah bukaan 4. Maka dari itu, saya disarankan dokter untuk sering2 menekan pelan bagian dekat pusar. Kalo keras & ga bisa masuk pusar nya ketika ditekan, itu artinya kontraksi (mudah2an kebayang). Kok sering ya, bisa 15 menit sekali perutku mengeras, karena penasaran maka berangkatlah saya, suami & ibu saya ke RS untuk periksa. Benar saja sudah ada bukaan, tapi bukaan 1. Seorang bidannya bilang sambil senyum, "masih lama bu, ibunya masih bisa senyum2, masih bisa ketawa2, masih bisa main hp, boleh pulang dulu aja bu". Akhirnya kami pulang. Malam tahun baru, belum nampak sakit kontraksi. Saya malah sempat makan duren pinggir jalan. Alhamdulillah setelah menahan cukup lama, akhirnya dapat lampu hijau juga untuk makan duren yipiiie!
Tanggal 1 malam saya masih nongkrong di cafe, pesan green juice (fyi, isinya ada buah NANAS nya, padahal ga tau ada nanasnya, krn pengen seger aja), rupanya ini salah satu pemicu kontraksi juga selain memang karena sudah takdir Allah.
Tanggal 2 januari, saya mulai merasakan kontraksi yg aduhaaay. Namun intervalnya masih 15 sampai 30 menit sekali, kadang bahkan hilang sama sekali. Galau dibuatnya.
Jam 10 saya ke rumah ibu saya, dirumah ibu, kontraksi datang semakin sering, rasa sakitnya? Pokoknya ga pernah ngerasain sakit seperti ini seumur hidup saya. Saya berlutut ke ibu, saya peluk sampai saya menangis. Saya mohon maaf atas segala salah saya, berterima kasih telah melahirkan saya, karena ternyata rasanya seperti ini melahirkan. Sore menjelang magrib saya cek ke bidan terdekat, baru bukaan 3. Malamnya saya masih bisa makan bareng keluarga walaupun kontraksi sudah mulai sering datang & hari ini ketika saya buang air kecil, ada flek di celana dalam saya, warnanya coklat, buka merah segar ya. Nah! Waktunya segera tiba, dalam hati saya. Perasaan saya campur aduk, bahagia karena akan bertemu dengan si bayi yang bentuk rupanya hanya ada dalam khayalan saja, seperti akan berjumpa dengan orang terkasih yg lamaaa sekali tidak kita temui. Padahal dia ada dalam tubuh saya, dia tumbuh didalam sana, ya rahim saya. Ada rasa cemas juga, bagaimana bersalin nanti? Apakah yang akan terjadi? Kapan waktu tepatnya? Berapa lama lagi saya harus menahan sakit kontraksi ini? Wallahu alam.. Disinilah kita belajar kesabaran & keihklasan menjadi seorang ibu.
Tanggal 03 Januari 2017, 02.00 dini hari, saya terbangun karena rasa sakit diperut saya. Saya langsung membuka aplikasi penghitung kontraksi. Hasilnya rentang 10 menit sekali dengan durasi 1 menitan setiap kontraksi. Saya berjalan pelan dirumah sambil menarik nafas pelan, setiap kontraksi datang, jangankan pegang hp, senyum pun ga bisa. Bener aja kata bidan tempo hari, sepertinya saya sudah dekat ke lahiran (kata saya dalam hati). Rasanya itu seperti tertohok, kita hanya bisa diam sambil meremas apapun untuk membantu menahan rasa sakit. Intervalnya maju jadi 7 menit sekali. Selepas azan subuh, saya bangunkan suami. Saya bilang, saya sudah sakit sekali. Beliau siapkan air hangat untuk saya mandi. Niat awal sih, pengen mandi, dandan, bikin alis, lipstik biar tetep cantik pas difoto setelah melahirkan, biar kayak artis2 gitu ya hehe. Tapi boro2 dandan, mandipun ga sanggup shay!
Ingat pesan bidan, bahwa kita harus tetep santai. Datang ke bidan/rs setelah kontraksi datang 3 menit sekali. Jam 7 saya berangkat ke salah satu klinik milik seorang bidan senior di Bandung. Kenapa tidak ke RS awal? Entahlah, ini masalah feeling. Hati saya berkata, saya lebih memilih klinik itu. Nah, masalah tempat melahirkan termasuk jodoh-jodohan.
Jam 8 saya cek bukaan, baru bukaan 4. Saya sudah disarankan untuk tinggal di klinik, Bandung hari itu mendung, adem, syahdu sekali. Saya berjalan pelan didalam klinik sambil menikmati kontraksi yang semakin sering datangnya, bisa 3 menit sekali. Saya merasa waktu sangat lambat sekali berputar, dalam hati kapan semua ini berakhir. Saya peluk suami saya, saya minta ampun atas segala khilaf saya. Saya peluk dia, ketika kontraksi itu datang. Ada dalam satu kontraksi yang hebat, saya hampir menyerah. Namun ada 1 kalimat yang menguatkan saya, "Ya Allah, semoga ini menjadi penggugur dosaku Ya Allah." Menetes air mata saya sambil mengingat, betapa banyak dosa saya. Saya pasrah saat itu. Yang saya tau hanya berjuang demi bertemu dengan si buah hati. Jam 11 pagi, saya pindah ke ruang bersalin, Alhamdulillah sudah bukaan 7 longgar menuju 8. Sakitnya semakin hebat, masya Allah.. Jam 11.30 pagi, bukaan 8 longgar menuju 9. Rasanya memang seperti mau (maaf) BAB. Seperti ada dorongan dari dalam, rasa ingin mengejan/mengeden sangat kuat, tapi bidan melarang untuk mengejan. Saya disuruh berbaring, tapi saya lebih memilih tetap berjalan pelan, karena bidan bilang itu mempercepat bayi turun. Jam 12.15 siang saya benar2 tidak bisa menahan rasa ingin mengejan. Sakitnya, aaaaargh! Membuat saya berteriak untuk pertama kalinya, karena sebelumnya saya selalu berusaha tenang setiap kontraksi datang. Akhirnya 3 bidan datang, saya naik ke tempat bersalin. Bidan2 ini begitu sabar, menenangkan, mengusap2 punggung saya. Setiap kontraksi datang, saya diperintahkan mengejan. Mengejan pertama, bayi saya belum keluar. Mengejan kedua, rambut bayi mulai nampak, mengejan KETIGA, tepat pukul 12.35 di hari Selasa, 04 Rabiul Akhir 1438 H (03 Januari 2017), terasa seperti ada yg meluncur dibawah sana diringi dengan seketika hilangnya rasa sakit yang luar biasa tadi. Allah telah menitipkan seorang anak perempuan kepadaku & suami. Seiring kelahirannya, kamipun lahir kembali dengan status baru, menjadi Ayah & Ibu. Semoga kelak kamu menjadi perempuan yang bisa menjaga harga dirimu & keluargamu, menjadi perempuan yang terhormat, berbudi pekerti luhur & yg utama, selalu dekat serta selalu mengingat penciptamu, Allah SWT. Aamiin ya Rabb.. | Ya Allah terharu banget bun saya bacanya :') semoga saya disegerakan hamil dan merasakan perjuangan untuk melahirkan anak saya. Amin
| | |
wihh selamat ya bunda semoga debaynya menjadi anak yang sholehah
| | |
Replying to:
Hai bunda/calon bunda.. Saya ingin menuliskan pengalaman melahirkan yang rasanya ga bisa dibandingin dengan apapun. Ga akan bisa dibayangin, hanya bisa dirasakan ya setelah merasakan melahirkan. Makanya, saya jamin, orang yang sudah pernah melahirkan, akan lebih cenat cenut membaca kisah orang melahirkan.
Waktu itu, 30 Desember 2016. Gejala awal akan melahirkan muncul, yaitu perut mengeras tanpa diiringi rasa sakit. Jadi, HPL saya adalah antara 31 Desember 2016 atau 01 Januari 2017. Dokter menjelaskan, bahwa ambang sakit setiap orang berbeda2, maka ada orang yang sudah kesakitan walau baru bukaan 1, ada juga yg ga merasa apa-apa, tau-tau sudah bukaan 4. Maka dari itu, saya disarankan dokter untuk sering2 menekan pelan bagian dekat pusar. Kalo keras & ga bisa masuk pusar nya ketika ditekan, itu artinya kontraksi (mudah2an kebayang). Kok sering ya, bisa 15 menit sekali perutku mengeras, karena penasaran maka berangkatlah saya, suami & ibu saya ke RS untuk periksa. Benar saja sudah ada bukaan, tapi bukaan 1. Seorang bidannya bilang sambil senyum, "masih lama bu, ibunya masih bisa senyum2, masih bisa ketawa2, masih bisa main hp, boleh pulang dulu aja bu". Akhirnya kami pulang. Malam tahun baru, belum nampak sakit kontraksi. Saya malah sempat makan duren pinggir jalan. Alhamdulillah setelah menahan cukup lama, akhirnya dapat lampu hijau juga untuk makan duren yipiiie!
Tanggal 1 malam saya masih nongkrong di cafe, pesan green juice (fyi, isinya ada buah NANAS nya, padahal ga tau ada nanasnya, krn pengen seger aja), rupanya ini salah satu pemicu kontraksi juga selain memang karena sudah takdir Allah.
Tanggal 2 januari, saya mulai merasakan kontraksi yg aduhaaay. Namun intervalnya masih 15 sampai 30 menit sekali, kadang bahkan hilang sama sekali. Galau dibuatnya.
Jam 10 saya ke rumah ibu saya, dirumah ibu, kontraksi datang semakin sering, rasa sakitnya? Pokoknya ga pernah ngerasain sakit seperti ini seumur hidup saya. Saya berlutut ke ibu, saya peluk sampai saya menangis. Saya mohon maaf atas segala salah saya, berterima kasih telah melahirkan saya, karena ternyata rasanya seperti ini melahirkan. Sore menjelang magrib saya cek ke bidan terdekat, baru bukaan 3. Malamnya saya masih bisa makan bareng keluarga walaupun kontraksi sudah mulai sering datang & hari ini ketika saya buang air kecil, ada flek di celana dalam saya, warnanya coklat, buka merah segar ya. Nah! Waktunya segera tiba, dalam hati saya. Perasaan saya campur aduk, bahagia karena akan bertemu dengan si bayi yang bentuk rupanya hanya ada dalam khayalan saja, seperti akan berjumpa dengan orang terkasih yg lamaaa sekali tidak kita temui. Padahal dia ada dalam tubuh saya, dia tumbuh didalam sana, ya rahim saya. Ada rasa cemas juga, bagaimana bersalin nanti? Apakah yang akan terjadi? Kapan waktu tepatnya? Berapa lama lagi saya harus menahan sakit kontraksi ini? Wallahu alam.. Disinilah kita belajar kesabaran & keihklasan menjadi seorang ibu.
Tanggal 03 Januari 2017, 02.00 dini hari, saya terbangun karena rasa sakit diperut saya. Saya langsung membuka aplikasi penghitung kontraksi. Hasilnya rentang 10 menit sekali dengan durasi 1 menitan setiap kontraksi. Saya berjalan pelan dirumah sambil menarik nafas pelan, setiap kontraksi datang, jangankan pegang hp, senyum pun ga bisa. Bener aja kata bidan tempo hari, sepertinya saya sudah dekat ke lahiran (kata saya dalam hati). Rasanya itu seperti tertohok, kita hanya bisa diam sambil meremas apapun untuk membantu menahan rasa sakit. Intervalnya maju jadi 7 menit sekali. Selepas azan subuh, saya bangunkan suami. Saya bilang, saya sudah sakit sekali. Beliau siapkan air hangat untuk saya mandi. Niat awal sih, pengen mandi, dandan, bikin alis, lipstik biar tetep cantik pas difoto setelah melahirkan, biar kayak artis2 gitu ya hehe. Tapi boro2 dandan, mandipun ga sanggup shay!
Ingat pesan bidan, bahwa kita harus tetep santai. Datang ke bidan/rs setelah kontraksi datang 3 menit sekali. Jam 7 saya berangkat ke salah satu klinik milik seorang bidan senior di Bandung. Kenapa tidak ke RS awal? Entahlah, ini masalah feeling. Hati saya berkata, saya lebih memilih klinik itu. Nah, masalah tempat melahirkan termasuk jodoh-jodohan.
Jam 8 saya cek bukaan, baru bukaan 4. Saya sudah disarankan untuk tinggal di klinik, Bandung hari itu mendung, adem, syahdu sekali. Saya berjalan pelan didalam klinik sambil menikmati kontraksi yang semakin sering datangnya, bisa 3 menit sekali. Saya merasa waktu sangat lambat sekali berputar, dalam hati kapan semua ini berakhir. Saya peluk suami saya, saya minta ampun atas segala khilaf saya. Saya peluk dia, ketika kontraksi itu datang. Ada dalam satu kontraksi yang hebat, saya hampir menyerah. Namun ada 1 kalimat yang menguatkan saya, "Ya Allah, semoga ini menjadi penggugur dosaku Ya Allah." Menetes air mata saya sambil mengingat, betapa banyak dosa saya. Saya pasrah saat itu. Yang saya tau hanya berjuang demi bertemu dengan si buah hati. Jam 11 pagi, saya pindah ke ruang bersalin, Alhamdulillah sudah bukaan 7 longgar menuju 8. Sakitnya semakin hebat, masya Allah.. Jam 11.30 pagi, bukaan 8 longgar menuju 9. Rasanya memang seperti mau (maaf) BAB. Seperti ada dorongan dari dalam, rasa ingin mengejan/mengeden sangat kuat, tapi bidan melarang untuk mengejan. Saya disuruh berbaring, tapi saya lebih memilih tetap berjalan pelan, karena bidan bilang itu mempercepat bayi turun. Jam 12.15 siang saya benar2 tidak bisa menahan rasa ingin mengejan. Sakitnya, aaaaargh! Membuat saya berteriak untuk pertama kalinya, karena sebelumnya saya selalu berusaha tenang setiap kontraksi datang. Akhirnya 3 bidan datang, saya naik ke tempat bersalin. Bidan2 ini begitu sabar, menenangkan, mengusap2 punggung saya. Setiap kontraksi datang, saya diperintahkan mengejan. Mengejan pertama, bayi saya belum keluar. Mengejan kedua, rambut bayi mulai nampak, mengejan KETIGA, tepat pukul 12.35 di hari Selasa, 04 Rabiul Akhir 1438 H (03 Januari 2017), terasa seperti ada yg meluncur dibawah sana diringi dengan seketika hilangnya rasa sakit yang luar biasa tadi. Allah telah menitipkan seorang anak perempuan kepadaku & suami. Seiring kelahirannya, kamipun lahir kembali dengan status baru, menjadi Ayah & Ibu. Semoga kelak kamu menjadi perempuan yang bisa menjaga harga dirimu & keluargamu, menjadi perempuan yang terhormat, berbudi pekerti luhur & yg utama, selalu dekat serta selalu mengingat penciptamu, Allah SWT. Aamiin ya Rabb.. | Terharu banget bacanya, semoga anak bunda menjadi anak yang sholeha dan semoga saya bisa dilancarkan juga persalinannya Desember 2017 besok. Aamiin
| | | | | Location: Cirebon
Posts: 465
| |
tiap baca org yg melahirkan ntah kenapa rasanya nano nano, padahal saya sendiri baru mau menuju kesana, besok genap 36week, konpal udah sering tapi ga begtu menohok, mungkin blm.
tapi saya pernah merasakan kontraksi waktu mau keguguran spontan tapi mungkin rasa sakit kontraksinya belum seberapa dgn kontraksi melahirkan beneran, masih sampe saat ini selalu berharap agar saya yg cengeng ini bisa melahirkan dgn selamat seperti perempuan2 lainnya, mendekati hpl rasanya dag dig dug bund... mhn do'anya ya bund...makasih udah share pengalaman yg amazingnya bund, melahirkan itu ajaib ya bund...
Bersabar menanti si malaikat kecil yg akan menjadi pelengkap hidup kami, see you soon dede' mungil | | | |
baca tritt ini ak nangis terharuu ketika bund TS menceritakan saat memeluk suami dan berlutut kpd ibu gak terasa air mata ak ikutan netes teringat akan dosa2 yg begitu bnyak terhadap suami dan ortu baik itu di sengaja ataupun tidak...
semoga ak bisa melewati perjuangan ku yg kedua kalinya di bulan oktober ini...
bund TS selamat yach pasti baby nya lg lucu2 nya sekarang..
| | | | | Location: Yogyakarta
Posts: 445
| |
Masyaallah terharu sekali bun bacanya .. tiap kali baca trit pengalaman lahiran jadi campur aduk rasanya. Gak bisa bayangin besok aku gimana
Selamat ya bun semoga putrinya bisa menjadi putri yang selalu membanggakan orang tuanya
| | |
Seneng setiap baca orang yg melahirkan...perjuangannyaaaaa...
wlpun aq belum hamill.....tpi aq berharap satu saat nanti aq merasakannya....
smoga aq juga d beri keturunan..amiin.
selamat bund....smoga yg diinginkan terkabul..menjadi anak sholihah....amiin
"Berdoalah kepada-KU niscaya Aku kabulkan untukmu." (QS. Al-Mukmin : 60) | | | |
terharu bund bacanya, hehehe...
smoga aja nnti bsa lahiran normal
| | | | | Location: bandung
Posts: 200
| |
selamat y bunda,,
aq aja 4 kali melahirkan mash ada rasa cemas,,,dari anak pertama sMpe lahiran anak ke 4 pun beda2 sakitnya,,mana d semua kelahirannya melalui proses induksi,
semangat bund!!!
| | |
Semoga dedeknya jadi anak yg soleha ya bunda bisa jadi sumber kebahagiaan dan kebanggaan buat bunda dan keluarga bunda, jd anak yg sukses dan pastinya bisa bawa bunda dan suami ke surga. Amin ya Allah ya rabb
| | |
Replying to:
Ya Allah terharu banget bun saya bacanya :') semoga saya disegerakan hamil dan merasakan perjuangan untuk melahirkan anak saya. Amin | terima kasih sudah baca pengalaman saya .
InsyaAllah bun, Aamiin.. Semoga Allah mengabulkan doa Bunda Rinni ---------- Post added at 00:50 ---------- Previous post was at 00:48 ----------
Replying to:
wihh selamat ya bunda semoga debaynya menjadi anak yang sholehah | Aamiin, terima kasih bunda siska yulia ---------- Post added at 00:55 ---------- Previous post was at 00:50 ----------
Replying to:
Terharu banget bacanya, semoga anak bunda menjadi anak yang sholeha dan semoga saya bisa dilancarkan juga persalinannya Desember 2017 besok. Aamiin | Aamiin, terima kasih doanya Bunda nunultr16.
Aamiin ya Allah, yg penting selalu berafirmasi positif Bun tentang persalinan. Semangat bundaaa, insya Allah pasti lancar ---------- Post added at 01:01 ---------- Previous post was at 00:55 ----------
Replying to:
tiap baca org yg melahirkan ntah kenapa rasanya nano nano, padahal saya sendiri baru mau menuju kesana, besok genap 36week, konpal udah sering tapi ga begtu menohok, mungkin blm.
tapi saya pernah merasakan kontraksi waktu mau keguguran spontan tapi mungkin rasa sakit kontraksinya belum seberapa dgn kontraksi melahirkan beneran, masih sampe saat ini selalu berharap agar saya yg cengeng ini bisa melahirkan dgn selamat seperti perempuan2 lainnya, mendekati hpl rasanya dag dig dug bund... mhn do'anya ya bund...makasih udah share pengalaman yg amazingnya bund, melahirkan itu ajaib ya bund... | Pasti bun Rosiyanah, soalnya dekat kelahiran, pasti yg dicari cerita pengalaman melahirkan. Aku dulu begitu, semacam penasaran hehe. Trus stelah baca, jadi nano nano deh perasaannya.
Waaah, bentar lagi debay launching dong bun. Aamiin bun, semoga lancar, banyak rejekinya, sehat ibu & bayinya. Tenang bun, nanti bunda ga akan cengeng lagi, mendadak jadi seterong demi si debay ---------- Post added at 01:07 ---------- Previous post was at 01:01 ----------
Replying to:
baca tritt ini ak nangis terharuu ketika bund TS menceritakan saat memeluk suami dan berlutut kpd ibu gak terasa air mata ak ikutan netes teringat akan dosa2 yg begitu bnyak terhadap suami dan ortu baik itu di sengaja ataupun tidak...
semoga ak bisa melewati perjuangan ku yg kedua kalinya di bulan oktober ini...
bund TS selamat yach pasti baby nya lg lucu2 nya sekarang.. | efek lagi hamil juga kali yaa bunda viesel, jd lebih sensitif perasaannya. Ketemu tulisan beginian, nangis deh. Hehe. Hamil pertama atau kedua atau ketiga bahkan ke empat sekalipun, rasanya tetap sama ya bun? Deg-degan nya, karena katanya, melahirkan bayi pertama/kedua dst akan beda2 ceritanya. Waaah sebentar lagi bun. Semoga lancar bun persalinannya, sehat2, banyak rejekinya.. AAMIIN..
Betul bun, anakku skrg sudah 8 bulan. Lagi banyak gaya hehehe ---------- Post added at 01:10 ---------- Previous post was at 01:07 ----------
Replying to:
Masyaallah terharu sekali bun bacanya .. tiap kali baca trit pengalaman lahiran jadi campur aduk rasanya. Gak bisa bayangin besok aku gimana
Selamat ya bun semoga putrinya bisa menjadi putri yang selalu membanggakan orang tuanya | makasih bunda danisa sudah mampir ke trit ini. Bener bun, memang ga bisa dibayangin, hehe. Pokoknya pengalaman yg luar biasa.. ---------- Post added at 01:16 ---------- Previous post was at 01:10 ----------
Replying to:
Seneng setiap baca orang yg melahirkan...perjuangannyaaaaa...
wlpun aq belum hamill.....tpi aq berharap satu saat nanti aq merasakannya....
smoga aq juga d beri keturunan..amiin.
selamat bund....smoga yg diinginkan terkabul..menjadi anak sholihah....amiin | Bunda Gamilaa, Aamiin.. Semoga Allah mengabulkan doa2 Bunda Gamilaa *peluk erat erat ---------- Post added at 01:18 ---------- Previous post was at 01:16 ----------
Replying to:
terharu bund bacanya, hehehe...
smoga aja nnti bsa lahiran normal | makasih bunda diana sudah mampir ke trit ini
Aamiin, semoga diberikan kelancaran sampai persalinan nanti, Bun.. ---------- Post added at 01:21 ---------- Previous post was at 01:18 ----------
Replying to:
selamat y bunda,,
aq aja 4 kali melahirkan mash ada rasa cemas,,,dari anak pertama sMpe lahiran anak ke 4 pun beda2 sakitnya,,mana d semua kelahirannya melalui proses induksi,
semangat bund!!! | Bener buuun indri, pernah dengar cerita teman, hamil pertama atau kedua atau ketiga bahkan ke empat sekalipun, perasanya tetap sama ya bun? Deg-degan nya, karena katanya, melahirkan bayi pertama/kedua dst akan beda2 ceritanya. Selamat bunda atas rezeki anak2 nya. Semoga jadi anak shaleh/shaleha ---------- Post added at 01:25 ---------- Previous post was at 01:21 ----------
Replying to:
Semoga dedeknya jadi anak yg soleha ya bunda bisa jadi sumber kebahagiaan dan kebanggaan buat bunda dan keluarga bunda, jd anak yg sukses dan pastinya bisa bawa bunda dan suami ke surga. Amin ya Allah ya rabb | Aamiin ya Rabb.. Terima kasih doa baik nya bunda BerlianAisyah, Jazakillah khairan buuun
| | | | | Location: bandung
Posts: 200
| |
iya bund,,bner˛ deg˛an,,,apalg aq sempet melahirkan bayi yg udh meninggal d dalem,,pd saat itu aq g tau kyak gmnaaaaaa rasanya,,,tp alhamdulillah semuanya bsa aq lewati,,,
sama bund,,anak ke4ku jg lahir bulan januari tgl 31 tp nya,,,udh bsa apa bund.anaknya??
| | |
Replying to:
Hai bunda/calon bunda.. Saya ingin menuliskan pengalaman melahirkan yang rasanya ga bisa dibandingin dengan apapun. Ga akan bisa dibayangin, hanya bisa dirasakan ya setelah merasakan melahirkan. Makanya, saya jamin, orang yang sudah pernah melahirkan, akan lebih cenat cenut membaca kisah orang melahirkan.
Waktu itu, 30 Desember 2016. Gejala awal akan melahirkan muncul, yaitu perut mengeras tanpa diiringi rasa sakit. Jadi, HPL saya adalah antara 31 Desember 2016 atau 01 Januari 2017. Dokter menjelaskan, bahwa ambang sakit setiap orang berbeda2, maka ada orang yang sudah kesakitan walau baru bukaan 1, ada juga yg ga merasa apa-apa, tau-tau sudah bukaan 4. Maka dari itu, saya disarankan dokter untuk sering2 menekan pelan bagian dekat pusar. Kalo keras & ga bisa masuk pusar nya ketika ditekan, itu artinya kontraksi (mudah2an kebayang). Kok sering ya, bisa 15 menit sekali perutku mengeras, karena penasaran maka berangkatlah saya, suami & ibu saya ke RS untuk periksa. Benar saja sudah ada bukaan, tapi bukaan 1. Seorang bidannya bilang sambil senyum, "masih lama bu, ibunya masih bisa senyum2, masih bisa ketawa2, masih bisa main hp, boleh pulang dulu aja bu". Akhirnya kami pulang. Malam tahun baru, belum nampak sakit kontraksi. Saya malah sempat makan duren pinggir jalan. Alhamdulillah setelah menahan cukup lama, akhirnya dapat lampu hijau juga untuk makan duren yipiiie!
Tanggal 1 malam saya masih nongkrong di cafe, pesan green juice (fyi, isinya ada buah NANAS nya, padahal ga tau ada nanasnya, krn pengen seger aja), rupanya ini salah satu pemicu kontraksi juga selain memang karena sudah takdir Allah.
Tanggal 2 januari, saya mulai merasakan kontraksi yg aduhaaay. Namun intervalnya masih 15 sampai 30 menit sekali, kadang bahkan hilang sama sekali. Galau dibuatnya.
Jam 10 saya ke rumah ibu saya, dirumah ibu, kontraksi datang semakin sering, rasa sakitnya? Pokoknya ga pernah ngerasain sakit seperti ini seumur hidup saya. Saya berlutut ke ibu, saya peluk sampai saya menangis. Saya mohon maaf atas segala salah saya, berterima kasih telah melahirkan saya, karena ternyata rasanya seperti ini melahirkan. Sore menjelang magrib saya cek ke bidan terdekat, baru bukaan 3. Malamnya saya masih bisa makan bareng keluarga walaupun kontraksi sudah mulai sering datang & hari ini ketika saya buang air kecil, ada flek di celana dalam saya, warnanya coklat, buka merah segar ya. Nah! Waktunya segera tiba, dalam hati saya. Perasaan saya campur aduk, bahagia karena akan bertemu dengan si bayi yang bentuk rupanya hanya ada dalam khayalan saja, seperti akan berjumpa dengan orang terkasih yg lamaaa sekali tidak kita temui. Padahal dia ada dalam tubuh saya, dia tumbuh didalam sana, ya rahim saya. Ada rasa cemas juga, bagaimana bersalin nanti? Apakah yang akan terjadi? Kapan waktu tepatnya? Berapa lama lagi saya harus menahan sakit kontraksi ini? Wallahu alam.. Disinilah kita belajar kesabaran & keihklasan menjadi seorang ibu.
Tanggal 03 Januari 2017, 02.00 dini hari, saya terbangun karena rasa sakit diperut saya. Saya langsung membuka aplikasi penghitung kontraksi. Hasilnya rentang 10 menit sekali dengan durasi 1 menitan setiap kontraksi. Saya berjalan pelan dirumah sambil menarik nafas pelan, setiap kontraksi datang, jangankan pegang hp, senyum pun ga bisa. Bener aja kata bidan tempo hari, sepertinya saya sudah dekat ke lahiran (kata saya dalam hati). Rasanya itu seperti tertohok, kita hanya bisa diam sambil meremas apapun untuk membantu menahan rasa sakit. Intervalnya maju jadi 7 menit sekali. Selepas azan subuh, saya bangunkan suami. Saya bilang, saya sudah sakit sekali. Beliau siapkan air hangat untuk saya mandi. Niat awal sih, pengen mandi, dandan, bikin alis, lipstik biar tetep cantik pas difoto setelah melahirkan, biar kayak artis2 gitu ya hehe. Tapi boro2 dandan, mandipun ga sanggup shay!
Ingat pesan bidan, bahwa kita harus tetep santai. Datang ke bidan/rs setelah kontraksi datang 3 menit sekali. Jam 7 saya berangkat ke salah satu klinik milik seorang bidan senior di Bandung. Kenapa tidak ke RS awal? Entahlah, ini masalah feeling. Hati saya berkata, saya lebih memilih klinik itu. Nah, masalah tempat melahirkan termasuk jodoh-jodohan.
Jam 8 saya cek bukaan, baru bukaan 4. Saya sudah disarankan untuk tinggal di klinik, Bandung hari itu mendung, adem, syahdu sekali. Saya berjalan pelan didalam klinik sambil menikmati kontraksi yang semakin sering datangnya, bisa 3 menit sekali. Saya merasa waktu sangat lambat sekali berputar, dalam hati kapan semua ini berakhir. Saya peluk suami saya, saya minta ampun atas segala khilaf saya. Saya peluk dia, ketika kontraksi itu datang. Ada dalam satu kontraksi yang hebat, saya hampir menyerah. Namun ada 1 kalimat yang menguatkan saya, "Ya Allah, semoga ini menjadi penggugur dosaku Ya Allah." Menetes air mata saya sambil mengingat, betapa banyak dosa saya. Saya pasrah saat itu. Yang saya tau hanya berjuang demi bertemu dengan si buah hati. Jam 11 pagi, saya pindah ke ruang bersalin, Alhamdulillah sudah bukaan 7 longgar menuju 8. Sakitnya semakin hebat, masya Allah.. Jam 11.30 pagi, bukaan 8 longgar menuju 9. Rasanya memang seperti mau (maaf) BAB. Seperti ada dorongan dari dalam, rasa ingin mengejan/mengeden sangat kuat, tapi bidan melarang untuk mengejan. Saya disuruh berbaring, tapi saya lebih memilih tetap berjalan pelan, karena bidan bilang itu mempercepat bayi turun. Jam 12.15 siang saya benar2 tidak bisa menahan rasa ingin mengejan. Sakitnya, aaaaargh! Membuat saya berteriak untuk pertama kalinya, karena sebelumnya saya selalu berusaha tenang setiap kontraksi datang. Akhirnya 3 bidan datang, saya naik ke tempat bersalin. Bidan2 ini begitu sabar, menenangkan, mengusap2 punggung saya. Setiap kontraksi datang, saya diperintahkan mengejan. Mengejan pertama, bayi saya belum keluar. Mengejan kedua, rambut bayi mulai nampak, mengejan KETIGA, tepat pukul 12.35 di hari Selasa, 04 Rabiul Akhir 1438 H (03 Januari 2017), terasa seperti ada yg meluncur dibawah sana diringi dengan seketika hilangnya rasa sakit yang luar biasa tadi. Allah telah menitipkan seorang anak perempuan kepadaku & suami. Seiring kelahirannya, kamipun lahir kembali dengan status baru, menjadi Ayah & Ibu. Semoga kelak kamu menjadi perempuan yang bisa menjaga harga dirimu & keluargamu, menjadi perempuan yang terhormat, berbudi pekerti luhur & yg utama, selalu dekat serta selalu mengingat penciptamu, Allah SWT. Aamiin ya Rabb.. | Saya terharu
Baca sambil bayangin sambil ngerasain ngilu juga
Semoga maret nanti pas Hpl saya juga dimudahkan kaya bunda ya baby nya sehat sempurna dan selamat keduanya
Amiiin
| | | | | Location: Jepara
Posts: 91
| |
betul kata bunda tyas... rasa sakit org melahirkan beda2... ada yg ga ngerasain apa2 tiba2 udah bukaan 4... itu saya banget... tanda melahirkan saya cuma flek... setelah bukaan 6 baru ngerasain sakit sampai bukaan 8... setelah itu saya tidur tiba2 bukaan lengkap... qadarullah pas baby kepalanya keliatan bidan bangunin saya... ngeden 4 kali keluar... (yg bikin ngeden berkali2 gegara perinium saya ga elastis ) akhirnya setelah baby lahir, baru deh ngerasain sakitnya melahirkan krn dpt jahitan 12 luar dalem...
| Silakan daftar untuk menulis pesan :-) |