Replying to:
"Anak e Ga Jadi Di Rujuk, Kondisinya Ngedrop, Sekarang lagi kritis...Ga Memungkin Untuk Dibawa Pake Ambulance, Suster Bilang Nanti DiKabari lagi"
Mendengar Berita Seperti itu...Aku Langsung Menangiis, Lemas
Ya Allaaaah....
Sambil Menangis segala macam bacaan doa aku panjatkan sebisaku
Aku Fokuskan Pikiranku Pada Anakku Yg Disana, Kemudian Berkata dalam hati "Sayang, Jangan Menyerah...Kita Berjuang bersama, Dedek ga sendirian Nak, Disini Ada Ayah Ada ibu Ada Mbah Uti, Mbah Kung Semua Ikut Mendoakan Kamu, Kita semua Nyemangatin Kamu, Jangan Takut Sayang...Ibu ga pernah berhenti Doain km Nak, Ibu Tau Adek Lagi Sakit, Tapi Harus Kuat Sayang...Harus Sabar, Jangan menyerah ya" dengan Keyakinan Bahwa Anakku pasti bisa Mendengarnya, aku yakin Bahwa Masih Ada Ikatan Kuat antara kami
Kemudian Habis Dzuhur Ada Saudara ku datang Menjenguk, Melihatku menangis terus menerus dia bertanya pada ibuku apa yg terjadi
Kemudian Saudara ku Bilang "Awakmu Ojo Nangis, Anakmu sek Terikat ambek Awakmu, arek e Iso Merasakan opo sing mok rasakan, Nek Awakmu Down anakmu pasti melok down...Belajaro Tangi, Temonono Anakmu, Kekuatan e Arek iku Ono nang Awakmu"
Mendengar Ucapan Saudara ku itu..Aku Langsung Mengusap airmataku, Aku Belajar Duduk, Dibantu 4 Orang untuk membangunkan aku...Jahitan diperut Rasanya Sakiit Sekali
Belum Sampe Dilepas pegangan, Tiba2 Kepala pusing sekali...Berkunang2, mata gelap
Aku Jatuh Terbaring,
Bangun lagi..Kunang2 Lagi, Jatuh Lagi...Begitu Terus berulang kali
Setelah Aku agak bisa Duduk, Sekarang Belajar Berdiri Turun dari tempat tidur
Belum sampe Kakiku Nyentuh Lantai, Kepala pusing lagi kekuar keringat dingin, Kata ibuku Mukaku lgs terlihat Pucat Pasi
Aku bertekad aku harus bisa, aku harus menemui Anakku, Jam 16.00-16.30 Jam Buka R.Bayi
Sampe Jam stgh 4 sore aku belajar turun dari tempat tidur, Blm berhasil
Lalu Suamiku mengambil Kursi Roda, Dg dibantu Bapakku..aku diangkat lgs duduk dikursi roda,
Lalu kami Semua turun ke bawah ke ruang bayi, kami menunggu didepan ruangan, Sampe jam 4 lebih tapi gorden tak kunjung dibuka,
Kemudian suamiku mengetuk pintu suster jaganya, Dan menyampaikan kalo aku ingin melihat bayiku, Suster Menyuruh masuk
Aku didorong suamiku pake Kursi roda hendak masuk Ruangan, Sesampai dipintu susternya bilang, Ga boleh pake Kursi Roda Dan hanya Ibu nya yg boleh masuk.
Suami dan Keluargaku yang ikut nganterin bingung, Berdiri aja belum bisa "Terus Gimana ini?"
Aku Sudah Sangat Ingin Bertemu Anakku, dan aku yakin didalam sana dia sedang menunggu kedatanganku juga
Yang Ada dalam Hati dan pikiranku, Aku Harus Ketemu Anakku..Aku Harus Ketemu
Perlahan2 Aku Bangun dari Kursi Roda, Sambil membungkuk Ku Pegang Luka Jahitan diperutku dan Ku coba melangkahkan kakiku setapak demi Setapak memasuki ruangan
Sesampai didalam Melihat Anakku Terbaring Lemas Tak berdaya, Air mataku mengalir dengan sendirinya, Hati Ini Rasanya Piluuuuu sekali...Sangat Pilu
Tubuhnya Kecil sekali, kaki dan Tangannya Hanya Sebesar Buah Pisang, Kulitnya Merah Kehitaman, Kakinya Biru, Tak Begitu Jelas Mukanya, Hidungnya Terpasang Selang Oksigen, Kepala Tertutup Alat Seperti Toples, Telapak kakinya Terpasang Jarum Infus, Ditangan Dan badannya Terpasang Kabel Sensor
Ku Bungkukkan Badanku Lebih kebawah krena kotak alumuniumnya sangat pendek
Aku genggam Tangannya yang hanya sebesar Buah Rambutan, Kecil Sekali
kemudian aku bisikan ditelinganya "Sayaaaang, Ini Ibu Nak...Ibu Sudah Datang, Ibu Disini"
Anakku lgs menangis, Tangisannya Merintih..Pelan Sekali, Sperti Sedang Mengadu ttg kesakitannya Padaku
"Maafin ibu Nak..Belum Bisa Gendong km, Ibu Tau Adek Skrg SAkit, Ibu disini, Ga pernah ninggalin Kamu Sayang, Adek Harus Kuat ya Nak"
Suster memberitahuku untuk menyudahi Kunjunganku, Gak boleh Lama2, padahl aku masih ingin menemaninya
Sebelum Keluar aku sempatkan Bertanya perkembangan kondisinya...Suster menjelaskan bahwa Kondisinya skrg memang Sedang Dalam pengawasan extra dan tidak memungkin di Rujuk, tadi siang angka Saturasi Darahnya sangat rendah Hanya dikisaran30-40, untuk dirujuk minimal diatas 90 dan harus stabil
Setelah aku Jenguk, angkanya naik antara 70-80, tp blm stabil
Sementara Anakku dipuasakan dulu, Asupan Nutrisinya Dibantu oleh Cairan infus
Kemudian Aku kembali Ke Kamarku, sampai dikamar Aku Mau Berdiri dari Kursi Roda, Baru satu Kaki yang Turun ke Lantai, Kepala pusing dan Mata Kunang2, Jahitan diperut juga Sakit Sekali Rasanya, Gak kuat berdiri
Ibuku Sampe heran Tadi Kog dibawah bisa Jalan sendiri masuk ruangan, skrg disini ga bisa berdiri lagi
Aku sendiri Juga Ga tau, Tadi aku seperti lupa sama Rasa Sakitku...Entah Kekuatan darimana Yang Membantuku berjalan ke dalam.
Jam 21.30 Suster Kasih Kabar, suamiku suruh ke R.Bayi
Deg-Degan Sekali Rasanya, Setiap Kali Suamiku Suruh Ke R.Bayi aku Pasti Gelisah menunggu
Ga lama suamiku balik dan Bilang "Ini Anaknya Bisa dirujuk sekarang, Gimana?"
Aku "Ya wis Berangkato sekarang, Cepetan..nunggu apalagi?"
Suami lgs berlari keluar
Dalam Hati "Bertahan Ya naaak....Sebentar lagi Ayah Akan Nganterin kamu Berobat ke tempat yang lebih Baik, Kamu harus Kuat, Ayah dan Ibu Sayang sama kamu"
Sabtu 29 Agustus 2015 Jam 22.00 Anakku dirujuk Ke RSAL Surabaya
Minggu 30 Agustus 2015 Jam 10.00 Aku Keluar Dari RS Bhakti Rahayu, Aku langsung ke RSAL untuk melihat Anakku
Krn Hari Libur Dokter tidak Praktek, Hanya Ketemu Sama Suster Jaga
Disana Dijelaskan,
Dari surat pengantar RS sebelumnya Anakku Didiagnosa ASPHIXIA BERAT, RDS GRADE III, infeksi, Trombositopenia, Kuning, Dan banyak lagi komplikasi...
Kondisinya memang sangat kritis, dipasang alat bantu pernafasan Buble C-PAP dg kadar Oksigen 100%
Artinya anakku sama sekali tidak bisa bernafas sendiri mengambil oksigen dari udara luar
Normalnya Orang2 biasa bernafas dg kadar oksigen 21%
Selama 23 Hari anakku Dirawat disana, aku tidak pernah sekalipun pulang kerumah, aku sudah berjanji Apapun yang terjadi aku akan menemani anakku meski hanya dari balik jendela
Dengan Jahitan yg masih basah aku tidur dilantai rumah sakit, Rasanya tak adil meninggalkan Anakku berjuang sendiri mempertahankan hidupnya, melawan sakit puluhan tusuk jarum yg menancap ditubuh kecilnya..kemudian aku tidur dirumah diatas kasur empuk, Hatiku tidak bisa
Dokter Bilang Anakku Harus Mendapat Asi, Entah Gimana Caranya Asi Harus ada padahal saat itu asikubaru keluar beberapa tetes, tidak deras spt ibu2 lain
Tiap 2 jam Aku mojok ditembok teras Rumah Sakit mompa ASI, Ga peduli Malu diliat orang lalu lalang..Yang ada dipikiranku Hanya Bagaimana Agar AnakkuBisa Sembuh
Anakku dirawat di RSAL tidak Lantas dia terselamatkan dg begitu saja, berkali2 anakku Harus melewati masa kritis, Tangis Airmata tak begitu saja tergantikan senyum, Bahkan Anakku pernah dicurigai ada komplikasi Jantung Bocor.
Apalagi Selama Anakku dirawat disana aku Hanya menunggunya sendirian, Krn Suamiku Harus pergi bertugas Ke Riau 2 Bulan akibat Bencana Asap.
Dulu ketika Anakku Didiagnosa Asphixia Aku coba search di Google, mencari artikel atau tulisan Yang bisa memberi pencerahan, tapi sayangnya tidak ada 1 pun yang membantu ..semua yang aku temukan adl artikel yang menjelaskan ttg kematian bayi krn asphixia, itu membuatku semakin pesimis
Anakku dirawat disana bersama dg bayi2 lain yang tak kalah berat kasusnya
Ada yang pulang sembuh..ada pula yang pulang meninggal
Ketika Anakku Bisa Keluar Inkubator, Ada seorang suster yang bilang "Loh ini kan Bayi Biru dulu itu? Ga ngira bisa sembuh..padahal kondisine udah jelek bgt, kritis bolak balik, kayak2 ga bakal kuat, Mukjizat Ini Bu "
Pulang dari rumah sakit tidak lantas Sehat seterusnya, baru Seminggu dirumah Anakku balik lagi masuk RS krn Harus Operasi, Ada Benjolan Di Belakang Kepalanya yg harus dikeluarkan
Masa2 penuh dengan tangis airmata sudah kami lalui bersama
Alhamdulillah sekarang anakku Usia 8 Bulan, Sangat Ceria, Murah Senyum Dan Lucu
Sampai skrg Aku Asuh Sendiri, Aku buang jauh2 keinginan untuk kerja krn Dulu Aku sudah berjanji pada Allah juga pada anakku bahwa tidak akan meninggalkan dia sendiri. |