Aku mau Share tntg keutamaan anak perempuan ya, Bund.
Udh gerah, risih, miris dengan Ibu-Ibu Hamil yg masih mempermasalahkan Jenis Kelamin anaknya. Pingin BabyBoy, lha.. -___-
Haduuuhhh...
Siapa kita sih yg bisa nentuin Jenis Kelamin anak kita sesuatu keinginan kita? Emang kita bikin anak kita dari adonan kue sampe² bisa dibentuk sesuka hati????
Please ya, Bu... Allaah lbh mengetahui apa yg kita BUTUHKAN daripada apa yg kita INGINKAN.
Bisa jd Allaah memberikan kita BabyGirl krna Allaah tau kemampuan kita adlh utk mengurus BabyGirl.
Belajar utk bersyukur, Bu!
Buka matanya lebar-lebar. Baca KEUTAMAAN ANAK PEREMPUAN dalam thread saya ini. Biar Ibu yg masih mempermasalahkan Jenis Kelamin anaknya, bisa introspeksi diri ~ bisa lebih bersyukur.
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Bagian dari tabiat manusia yang rakus dunia, mereka berharap anaknya bisa membantunya untuk mendapatkan harta dunia sebanyak-banyaknya. Karena itulah, umumnya menusia lebih mengharapkan kehadiran anak laki-laki dari pada anak perempuan. Disamping biaya nafkah lebih murah, anak laki-laki juga bisa membantu sang ayah mengais rizki.
Islam mengajak manusia menuju kebahagiaan akhirat, memberikan motivasi sebaliknya. Bahwa anak perempuan selayaknya dimuliakan. Sekalipun nampaknya di dunia tidak bisa membuat kaya orang tuanya, pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak perempuan akan menjadi tabungan baginya kelak di hari kiamat.
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan keutamaan anak perempuan. Diantaranya,
Pertama, hadis dari A’isyah*radhiyallahu ‘anhamenceritakan,
Suatu hari, ada seorang ibu bersama dua putrinya menemuiku untuk meminta sesuatu. Namun aku tidak memiliki makanan apapun selain satu buah kurma. Akupun memberikan satu kurma itu ke sang ibu. Kemudian dia membagi dua kurma itu dan memberikannya kepada anak-anaknya, sementara dia tidak memakannya. Lalu dia keluar dan pergi.
Setelah itu, Nabi*shallallahu ‘alaihi wa sallam*datang dan aku ceritakan kejadian itu kepada beliau. Lalu beliau bersabda,
مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
Siapa yang diuji dengan kehadiran anak perempuan, maka anak itu akan menjadi tameng baginya di neraka.(HR. Ahmad 24055, Bukhari 1418, Turmudzi 1915, dan yang lainnya).
Kedua, hadis dari Anas bin Malik*radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah*shallallahu ‘alaihi wa sallam*bersabda,
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ» وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
Siapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat, antara saya dan dia seperti ini. Beliau menggabungkan jari-jarinya.(Muslim 2631, dan Ibnu Abi Syaibah 25439).
Hadis*ketiga, dari Ibnu Abbas*radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah*shallallahu ‘alaihi wa sallam*bersabda,
مَنْ كَانَتْ لَهُ أُنْثَى فَلَمْ يَئِدْهَا، وَلَمْ يُهِنْهَا، وَلَمْ يُؤْثِرْ وَلَدَهُ عَلَيْهَا، – قَالَ: يَعْنِي الذُّكُورَ – أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ
Siapa yang memiliki anak perempuan, dia tidak membunuhnya dengan dikubur hidup-hidup, tidak menghinanya, dan tidak lebih mengunggulkan anak laki-laki dari pada anak perempuan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga.*(HR. Abu Daud 5146, Ahmad 1957 dan didhaifkan Syuaib al-Arnauth).
Hadis*keempat, dari Uqbah bin Amir*radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah*shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ، وَأَطْعَمَهُنَّ، وَسَقَاهُنَّ، وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Siapa yang memiliki 3 anak perempuan, lalu dia bersabar, memberinya makan, minum, dan pakaian dari hasil usahanya, maka semuanya akan menjadi tameng dari neraka pada hari kiamat.
(HR. Ahmad 17403, Ibnu Majah 3669, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Hadis*kelima, dari Anas bin Malik*radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah*shallallahu ‘alaihi wa sallam*bersabda,
مَنْ عَالَ ابْنَتَيْنِ أَوْ ثَلَاثَ بَنَاتٍ، أَوْ أُخْتَيْنِ أَوْ ثَلَاثَ أَخَوَاتٍ، حَتَّى يَبِنَّ أَوْ يَمُوتَ عَنْهُنَّ، كُنْتُ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ ” وَأَشَارَ بِأُصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
”Siapa yang menafkahi dua atau tiga anak perempuan atau saudara perempuan, hingga mereka menikah atau sampai dia mati, maka aku dan dia seperti dua jari ini.” Beliau berisyarat dengan dua jari: telunjuk dan jari tengah.*(HR. Ahmad 12498 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Demikian, Allahu a’lam.
Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits*(Dewan Pembina*Konsultasisyariah.com)