Hai bunda cantik semuanya, apa kabar? Selamat puasa ya bagi yg menjalankannya, sambil nunggu waktu buka puasa yuk simak kisah kelahiran putra keduaku Muhammad Hilal Adzikri yg lahir pada hari selasa 23 juni 2013 jam 11.53 dengan BB 3000gram PB 48cm
Diawal kehamilan anak kedua ini aku udh siap2 merencanakan kelahiran dengan SC karena putri petamaku lahir SC dengan KPD dan kebetulan aku punya minus mata yg lumayan tinggi dan riwayat dalam keluarga mempunyai retina lemah. Karena anak pertama perempuan tentunya besar harapanku agar anak yg kukandung laki2, sempet bikin trit juga di forum ini tentang ciri2 hamil janin laki2 karena di perut tumbuh banyak bulu2 yang katanya itu tanda hamil bayi laki2. Luar biasa bahagia dan bersyukur kepada اَللّهُ ketika usg 4D di
uk 24week keliatan monasnya si dede
HPL ku menurut
hpht adalah 14 juli 2015. Mendekati
HPL aku dan dokterku akhirnya sepakat SC dijadwalkan tgl 1 juli 2015. Kontrol terakhir sabtu 20 juni semua ok dan bagus. Tiba2 hari selasa 23 juni saat menyiapkan sahur untuk suami jam 3.30 perut berasa kontraksi setiap 5 menit sekali, gak yakin juga sebenernya apakah ini yg namanya kontraksi karena walaupun sudah pernah melahirkan dan mempunyai anak tapi aku gak pernah merasakan kontraksi. Hanya saja di kehamilan kedua ini aku memang sering merasakan kontraksi palsu, karena jeda waktunya yg teratur setiap 5 menit sekali akhirnya aku memutuskan untuk ke RS pasar rebo tempat rencana SC ku. Setelah suami selesai makan sahur, dan sholat subuh kami siap2 membawa perlengkapan yg dibutuhkan, mandi, dan tentunya menitipkan si kakak pada pengasuhnya, akhirnya aku berangkat ke RS berdua dengan suamiku, sepanjang jalan aku nahan sakitnya kontraksi yg makin aduhai, ternyata begini ya rasanya kalau mau melahirkan. Jam 8.30 sampai di RS kami langsung ke IGD di cek dalam sama bidan perawat ada pembukaan 2 setelah cek dalam disuruh miring ke kiri eh berasa ada yg keluar dari miss v ternyata ketuban pecah. Subhanallah bunda, rasanya kontraksi setelah ketuban pecah makin aduhai banget, sampe ga tahan pengen teriak2, tapi aku tetep nahan supaya gak teriak2
akhirnya setelah nunggu beberapa saat, sambil terus suami nemenin dan ngelus elus punggung aku, akhirnya suster membawa ku ke ruang operasi. Sampai di sana suami gak boleh masuk, dan ternyata dokter Helmi lagi ada operasi juga, jadilah aku ngantri di ruangan tanpa di temenin suami. Setiap kontraksi datang rasanya udh ga kuat banget bun, sakit banget, kepala dede udh nyundul2 pengen keluar, aku gak tau itu udh pembukaan berapa tapi feeling aku sih itu tinggal ngeden aja dedenya mungkin udh keluar, tapi aku takut bun mau ngeden, takut resiko pada mataku. Akhirnya jam 11.30 dokter Helmi selesai operasi, aku masuk ke ruang operasi sambil masih nahan kontraksi, setelah disuntik bius epidural mulailah rasa sakit kontraksinya menghilang, rasanya legaaa banget bund. Setelah itu mulailah perutku "digarap" tidak berapa lama aku mendengar suara tangis bayiku. Puji syukur aku ucapkan dalam hati kepada اَللّهُ akhirnya anakku lahir selamat.
Setelah bayiku dibersihkan, suster ngasih lihat bayiku, alhamdulillaah lengkap sempurna, ketika ku tanya berapa nilai apgar nya suster menjawab 9/10 alhamdulillaah hampir sempurna. Nilai apgar adalah penilaian yg diberikan kepada bayi baru lahir dengan poin tertentu, ada 10 kriteria, jika nilai apgar bayi kita dibawah 5/6 maka bayi dianggap membutuhkan perawatan khusus.
Pengalamanku melahirkan anak ke 2 ini sungguh tidak terlupakan bund, karena aku merasakan sakitnya kontraksi alami melahirkan normal ditambah lagi sakit luka bekas jahitan SC. Jadi walaupun kedua anakku lahir sc tapi bisa merasakan perjuangan para bunda yang lahiran normal juga. Apapun caranya normal atau sc ternyata tetap membutuhkan perjuangan, buat para bunda yang masih menanti kelahiran buah hatinya tetep semangat ya, percayalah pada akhirnya rasa sakit itu tak ada artinya, tergantikan oleh kebahagiaan bertemu dengan buah hati kita.