Assalamu'alaikum bunda2 semua,baik yg sudah berhasil dan sedang berusaha dan menunggu rizqi dr Gusti Alloh
Perkenalkan saya member baru di forum ini,saya menikah januari 2011,3 bulan setelah menikah alhamdulillah positif di bulan maret 2011 ttp dikehamilan usia 6minggu divonis Blighted ovum dan harus di lakukan tindakan kuretase pada juni 2011, sedih tapi ikhlas krn kami *saya dan suami percaya bahwa Gusti Alloh yg lebih maha menentukan
setelah kejadian itu dokter kandungan saya terus menganalisa apakah saya mpy kelainan atau tidak,dan ketika dilakukan tes TORCH ternyata semua positif ttp virusnya tdk dalam keadaan aktif, dan cobaan dr Gusti Alloh tidak berhenti disitu krn setelah di cek hormon beta HCG dalam darahku msh tinggi setelah 3 bulan di kuret,dokter menyarankan untuk kemotherapy,dunia seakan tidak memihak kepada saya atas cobaan yg tidak ada hentinya,
namun suami saya terus menguatkan saya untuk menyerahkan semuanya kpd Gusti Alloh,kami tetap rajin melakukan program hamil di RS sampai segala macam terapy saya jalani,dr hidropertubasi sampai
HSG kami lakukan demi mendapatkan momongan
Kami percaya Gusti Alloh tidak tidur, Gusti Alloh melihat usaha kami dan mendengar do'a kami
Dan support dr seluruh keluarga saya benar-benar saya rasakan ketika itu untuk terus tabah dan sabar menghadapi semuanya,and finally...saya bisa bangkit lg dan mengesampingkan keinginan utk mpy momongan dan hanya menyerahkannya kpd Gusti Alloh
Saya bekerja spt biasa dan menjalani kehidupan senyaman nungkin tanpa membebani diri saya sendiri dg pikiran "teramat sangat ingin mpy momongan"
Karena kata orang-orang semakin difikirkan malah semakin stres dan malah gak hamil-hamil
Tepat 11 bulan setelah kuretase saya positif kembali,karena trauma dg kehamilan pertama, saya sempat enggan untuk mengontrolkan kandungan saya ke dokter, sampai akhirnya adik ipar saya yg memaksa untuk kontrol ke dokter kandungan
Mimpi buruk saya belum berakhir,setelah kontrol ke dokter kandungan,saya di vonis ektopic pregnancy/kehamilan diluar kandungan, saya benar-benar merasa lelah dg semua yg saya alami, sampai saya bertekad akan membiarkan kandungan ini dg resiko apapun, sampai akhirnya pd malam tgl 6 juni perut saya berasa nyeri hebat dan akhirnya suami membawa saya ke RS dan setelah dilakukan observasi oleh dokter obgyn jam 2 dini hari,dokter memutuskan utk segera dilakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan janin yg ada di kandungan saya
Saya menolak keras dilakukan tindakan itu, dokter menjelaskan semua resiko kehamilan ektopik adl kematian, dan akhirnya suami saya bicara kpd saya bahwa suami saya sangat takut kehilangan saya
Akhirnya saya menerima utk dilakukan tindakan tersebut dg syarat dilakukan USG terlebih dahulu untuk memastikan kondisi kehamilan saya
Untung dokter saya sabar, jam 2 subuh saya dibawa dr UGD ke ruang prakteknya di lantai 2 pdhl semua lampu dimatikan,dg dikawal suami dan security RS saya di USG dan benar,posisi janin berada pd tuba falopi sebelah kanan, detak jantung janin sudah terdengar....hati saya menjerit,tidak ikhlas apabila janin itu dikeluarkan paksa
Akhirnya pagi itu juga jam 4 subuh dilakukan operasi laparoskopi utk mengeluarkan janin itu dari tuba falopi sebelah kanan saya
Hati saya benar-benar hancur dan tidak tau hrs mencari penguatan dg cara apa,dan kembali suami sayalah yg memberikan sy kekuatan dg kekuatan cintanya kpd saya
Setelah dikalukan operasi dokter menjelaskan bahwa kemungkinan saya utk dapat hamil lg hanya tinggal 50% krn tuba falopi saya sebelah kanan tdk dpt diselamatkan dan hrs dipotong
Yang lebih menyedihkan lagi dokter memberitahukan bahwa tuba falopi sebelah kiri terjadi pelengketan shg hrs di lepaskan pelengketannya dan saya harus menjalani fisioterapy/ penghangatan rahim selama 15x daily bolak-balik ke RS
Setelah operasi siklus menstruasi saya tidak berubah,dr tgl 30 juni,kemudian 25 juli,selalu maju 5 hari
Pada hari ini tanggal 26 agustus saya msh belum menstruasi, saya takut hrs bagaimana, krn dokter menyarankan sy baru boleh hamil lg setelah 3 bulan pasca operasi agar kondisi rahim sudah kuat,tetapi ketika kami tanya apakah kami boleh berhubungan suami istri atau tidak, dokternya bilang boleh, dan ketika kami menanyakan apakah kami butuh alat kontrasepsi dokternya bilang tidak perlu
Sekarang sy sudah telat 6 hari dari jadwal menstruasi seharusnya, saya tidak tau harus mengambil tindakan apa, saya masih trauma atas semua hal yg tjd kpd saya
Saya mohon bantuan saran dan sharing pengalamannya kpd bunda-bunda semua yg ada di forum ini
What should I do ????
Terimakasih bunda...mohon maaf curhatannya kepanjangan...
Sekali lg mohon sharing dan advice nya
Terimakasih