Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Diskusi Seputar Kehamilan > Diskusi Umum

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #16  
Old
lena s...
 
Posts: 158
 
Kalo aja bunda2 disini tau asal muasalnya..
Hihi
Aku disuruh tutup mulut sih abisnya sama yang punya ilmunya..

Padahal selalu geregetan kalo bahas hal ini..
Tapi kalo yang mau jelasnya bisa CP ke aku aja.. Niatan bagi ilmu sedikit sih bun..
Kalo ada yang mau nanya2 ke aku lewat bbm aja yaaa.. Sekalian tambah teman
7D2176B1
 
  #17  
Old
Ummi K...
 
Posts: 184
 
Halo bun ikt nimbrung yaa..
Emg mslh imunisasi msh jd kontroversi dr dlu mpe skrg. tapi kl saya sndri pro dgn imunisasi. imunisasi dlu dgn skrh sdh beda bunsay, sdh lbh canggih. kl bunda ragu coba lihat website MUI, dstu trtulis bahwa imunisasi itu halal. ni saya ksh artikel lainnya bun, biar bunda2 tdk ragu lg Stop Antivaksin Indonesia
Tpi smuanya kmbali lg kpda dri msg2 ya bun. kl saya mh bismillah saja, sdh tnya2 jg kpda ahlinya, mncoba untuk berpikiran luas, tdak pcaya hnya kpda 1 sumber saja.. kl bunda msh ragu bsa tnya langsung kpda dokter/bidan/ahlinya.. :-)
 
  #18  
Old
sagita...
 
Location: Jakarta
Posts: 685
 
Bunda desy sayanggg
Dirimukan ada riwayat keluarga seperti itu.
Sebaiknya di konsultasiin aja dlu ke dr obgyn n dsa dblm lahiran.

---------- Post added at 11:53 ---------- Previous post was at 11:50 ----------

Fb: wasiyati marhami ( ditulis di statusnya )
LEGOWO

Tadi lewat di newsfeed mbahas imunisasi, tergelitiklah hati kepengin sharing pengalaman,,,so,,,seperti biasa status ini dibikin adem aja,,,ngga ngajakin adu argumen pro kontra vaksin. Woles cuyy kalo kata anak2 sekarang. Seorang ibu bercerita ‪#‎flashback‬ 4 tahun yg lalu,,,

Anak pertamaku sampai ketiga full imunisasi,,,secara thn 2002 sampai 2005 gonjang ganjing imunisasi belum sampai ke telingku. Tahun 2007 hamil anak keempat mulai rame akan tetapi aku blm kenal internet. Buku dan buku. Itu yang jadi andalan. Aku baca argumen dari pro vaksin dan anti vaksin. Diskusi dengan bidan juga. Tentunya aku sebagai ortu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatiku.

Sampailah saat saat menjelang Hpl...keputusan harus segera kuambil...

Saat itu aku masih ragu...yang kupahami tinggalkanlah sesuatu yang meragukan. Akhirnya ku ambil keputusan tidak imunisasi.

Tetaplah di hatiku, aku ragu, dan kan kutinggalkan sesuatu yang meragukan. Prinsip yang kupegang setiap penyakit pasti ada obatnya kecuali kematian.

Kewajiban sbg ibu aku berikan hak anak2ku yakni ASI eksklusif, Mp-ASI bikin sendiri sampai bubur susu pun bikin sendiri. Tidak mengenal M*l*a atau merk makanan instant lainnya. Alhamdulillah dulu kami mempunyai usaha kambing perah, sehingga anak2 pun bisa minum susu full.

Berlalulah waktu...

Tahun 2009 aku hamil anak kelima. Informasi semakin bertambah. Ku buka lagi buku,,,kubaca,,,kutelaah semampuku. Mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliah pasca sarjana di Univ.Islam Madinah sudah mulai menebarkan faidah ilmunya. Kudapatkan pencerahan tentang polemik imunisasi dari sudut keimuan agama. Akhirnya ku ambil keputusan anak kelima imunisasi.

Di penghujung tahun 2010, di akhir bulan Dzulqo'dah. Malam Rabu...lewat dari tengah malam putri keempatku sesak memang dia sedang batuk. Ku lakukan pertolongan di rumah, menunggu pagi. Sekitar jam delapan pagi berangkatlah kami ke dokter spesialis anak langganan yang sudah hampir setahun lebih tidak pernah dikunjungi.

Diperiksa..ternyata selain batuk pilek terkena otitis media juga (infeksi telinga bagian tengah)...di kasih obat..pulang.

Berselang 3 hari minum obat alhamdulillah kondisi putriku Khodijah mulai pulih,,,dah bisa main bersama kakak2nya. Tibalah hari Sabtu pagi...

Seperti biasa kami sarapan bersama...ketika Khodijah hendak menelan makanan kelihatan sangat sulit. Aku mencoba memberinya minum ternyata sama. Darahku berdesir,,,jantungku berdegup kencang....innalillah badanku terasa limbung, tetesan air mata tak kuasa terbendung,,,apa yang terjadi dengan anakku... Kupeluk Khodijah....tunggu ya Nak..jam 8 nnt kita ke rumah sakit.

Sekitar jam delapan kami berangkat ke RS. Menunggu antrian Khodijah masih bisa main prosotan. Masuklah ke ruang dokter. Diperiksa.

Dokter menyampaikan...." Ibu bapak...dari gejala terkuncinya rahang mulut saya mengarah Khodijah terkena TETANUS". Kembali darahku berdesir, dingin dan lemas terasa badanku. Ku tarik nafas...teringat 2 minggu yg lalu tetangga meninggal karena tetanus. Kutegarkan jiwaku...

Ku beranikan bertanya, "Apakah masih ada kemungkinan sembuh Dok ? ".

Dokter mengangguk, tapi memang butuh perawatan agak lama, DPT nya lengkap ? Tanya dokter.

Aku hanya bisa menggeleng lemah...

Kita berusaha semaksimal mungkin Bu, apalagi gejala sudah terdeteksi sejak dini ujar dokter berusaha memberi ketenangan.

Apa yang harus kami lakukan Dok...?

Saya sarankan rawat untuk observasi. Saya khawatir Khodijah terkena tetanus dari otitis medianya.

Otitis media ini efek dari batuk pileknya. Batuk pilek kalau tidak segera ditangani dari telinga akan keluar cairan. Apalagi Khodijah ketika bayi memang punya riwayat otitis media.

Khodijah mulai rawat inap. Hari Sabtu Ahad kondisi Khodijah masih bisa jalan. Tapi mulutnya sudah mulai mengunci, giginya mengatup,,,terbuka kurang lebih hanya setengah senti. Sekedar bisa minum dari sedotan. Tapi akhirnya semakin mengunci giginya dan dipasanglah slang melalui hidung untuk memasukkan sumber makanan.

Susu sebagai sumber asupan utama, disedot memakai alat suntik (tanpa jarum), kemudian suster pelan-pelan memasukkan ke dalam slang yang sudah terpasang di hidung Khodijah, dimana slang itu dari terhubung dari hidung ke tenggorokan. Ku saksikan Khodijah dengan amat susah payah berusaha menelan susu tersebut. Ku lihat dia memberontak menolak seperti merasakan sakit ...entahlah apa yang dia rasakan...tapi air mataku tak kuasa terbendung...ku usap usap jidatnya...sabar ya nak...serasa ku juga ingin berontak...suster....cukuuupp jangan sakiti anakku...

Mulai malam Senin badannya mulai kaku punggungnya sudah seperti papan. Kaku. Mulut dan giginya sudah mengunci rapat. Bentuk wajahpun sudah berubah. Ketika aku membalikkan badannya, dari posisi miring ke posisi terlentang, ku rasakan sama seperti ku sedang membalikkan balok kayu. Kaku.

Melihat kondisi Khodijah yang langsung drop dokter memindahkan ke ruang NICU. Qoddarullah terjadi gagal nafas. Dokter langsung memindahkan ke ruang ICU.

Inilah saat saat yang paling menyesakkan. Melihat putriku Khodijah usia 2,8 tahun berjuang, perawat berusaha membuka mulutnya, giginya yang sudah mengatup erat. Perawat hendak memasukkan alat ke dalam mulutnya...aku hanya bisa menggenggamnya jari jemari tangan Khodijah...

Tahanlah ...Kamu sakit sebentar Nak,,,kami semua sedang membantu menyembuhkan sakitmu...jerit hatiku sambil terus kupandang mata Khodijah. Dia masih bisa menatapku penuh pemberontakan. Akhirnya setelah 1 jam perjuangan perawat berhasil. Mulut Khodijah berhasil terbuka dan sekujur tubuhnya pun sudah penuh dengan kabel.

Masuklah Khodijah di ruang ICU isolasi. Senin, Selasa, Rabu, ku hanya bisa melihat badan mungilnya terbujur lemah dan matanya yang sudah terpejam. Kedua tangannya terikat, kakinya pun terikat. Yaa untuk save alat2 yang sudah terpasang. Kadang badannya terasa sedingin es. Terbayanglah dosa dosaku silih berganti....betapa diri ini penuh dosa...Allah peringatkan diri ini, agar kembali.

Saat inilah kurasakan betapa pentingnya ilmu. Ilmu itu akan bermanfaat ketika dibutuhkan.

Untuk itu bersemangatlah untuk terus belajar teman....nanti ada saat saat kamu butuhkan ilmu itu...

Hari Kamis.. Terlihat mata Khodijah terbuka...kulihat dia tersenyum...di balik alat oksigennya...betapa bahagianya hatiku...kusambut dengan senyum....Anakku...ini ibumu...dia hendak bangkit merangkulku....tapi tak bisa...kembali aku hanya bisa memegang erat jari jemari tangannya....Nak,,,maafkan ibumu ini...jerit batinku. Tapi itu tak lama....kembali matanya terpejam ...

Tersayat-sayat hati ini...betapa tergoncang jiwaku... hancur sehancur hancurnya...

Kemudian jadual visit dokter, dan dokter memberi penjelasan, "Ibu,, tetanus Khodijah sudah ditangani sedini mungkin. Dari gejala paling awal. Semua obat sesuai prosedur penanganan Tetanus sudah kami berikan. Sampai sekarang Khodijah masih bertahan. Sekarang kita berharap adanya imun dari tubuh Khodijah sendiri.

Dari sinilah teman-teman....aku baru memahami apa yang sudah kubaca...maaf bukan sama sekali bermaksud provokasi...semua adalah takdir Allah . Kenapa kita memerlukan imunisasi ? Imun itu akan diperlukan pada saat sebuah penyakit menyerang tubuh dia. Imun tetanus diperlukan saat terkena tetanus. Imun hepatitis diperlukan saat terkena hepatitis. Imun pertusis atau difteri diperlukan saat terkena difteri ataupun pertusis.

Hari Jum'at..

Khodijah demam tinggi...badan, kaki dan tangannya terangkat kejang tiada henti. Obat kejang sudah diberikan dengan dosis yang paling tinggi. Aku hanya bisa menatap pilu dengan tetesan air mata...

Seorang teman menghampiriku (suami temanku seorang dokter)...Ketahuilah ini adalah sebuah nasehat yang besar faidahnya..

Dia menasehatiku,,, Sahabatku, sungguh sekarang yang harus kamu lakukan pertama BERDO'ALAH agar kamu SABAR apabila Khodijah ditakdirkan diambil Sang Pemilik. Karena saat itu yang kamu butuhkan adalah SABAR. Dan sabar saat itu TIDAK MUDAH. Sabar adalah PADA SAAT PERTAMA sebuah musibah. Hanyalah Allah yang bisa memberi taufik.

Berdoalah terus. Seandainya Allah takdirkan sembuh itu adalah karunia yang sangat kita harapkan.

Yang kedua jangan pernah kamu berpikir, ini semua terjadi karena Khodijah tidak imunisasi. Imunisasi tidak imunisasi takdir Allah yang telah tertulis.

Aku mengangguk paham. Dengan profesi suami sebagai dokter tentunya beliau adalah pro vaksin. Akan tetapi beliau menyikapi suatu masalah dengan bijak.

Sabtu pagi...

Kondisi Khodijah semakin memburuk,,,Menjelang dhuhur dokter memanggil aku dan suamiku...dokter dan perawat sudah mengelilingi Khodijah yang sudah tertidur tenang. Akan tetapi masih ada kehidupan di sana.
Dokter memberi isyarat seandainya Khodijah sudah kritis dan tim medis akan melakukan tindakan. Aku mengangguk.

Sungguh aku sedang mengumpulkan kekuatan, memohon taufik dari Allah untuk sabar. Sabar saat pertama sebuah musibah.

Dokter dan perawat sekuat tenaga melakukan pertolongan....Kulihat dokter bermandikan peluh keringat dan terus menginstruksikan perawat. Setengah jam waktu berlalu...Akhirnya Dokter menggeleng lemah...Maafkan kami bu...Saya mengangguk. Saya tau dokter sudah memberikan yang terbaik. Terima kasih Dok...

Sebelum adzan Dhuhur Khodijah menghembuskan nafas terakhirnya. Alhamdulillah. Innalillah wa inna ilaihi rooji'un.

Setelah semua administrasi kuberesi, kembali aku melangkah gontai menuju ruang ICU. Ku hampiri kamu...kupeluk kamu sayang...kini dirimu sudah terbalut kain. Hari Kamis kamu tersenyum manis dan ingin dipeluk....Ku peluk hari ini kamu sayang... walaupun hanya bisa melihat senyum ketenanganmu...

Ku bopong kamu melalui lorong lorong rumah sakit. Inilah saat terakhir aku bisa memelukmu ..nggak akan aku bisa memelukmu lagi...

Ku lihat mobil temanku,,,,2,8 tahun yang lalu mobil itu yang bawa kamu dari klinik persalinan menuju tempat tinggal kita,,,,sekarang mobil itu juga yang akan menghantarmu menuju tempat peristirahatanmu...

Kamu akan lebih bahagia di sana...kamu kan di jaga oleh Nabi Ibrohim...di sana banyak teman teman sebayamu...di sana ada sungai yang kau bisa puas bermain...di sana ada pohon susu yang kau akan puas meminumnya...dan di sana ada pohon pohon rindang tempatmu bisa bersandar...selamat jalan Nak...

-----------oo0oo----------
 
  #19  
Old
suci h...
 
Location: lubuk pakam
Posts: 66
 
hik..hik...
nangis baca crita ny....
g terbyngkn betapa kasihannya anak sekecil itu menahan rasa sakit....
tak terkatakan.....sakitny....
 
  #20  
Old
poutin...
 
Location: Bandar Lampung
Posts: 2,424
 
yang sabar ya bunda. Kita memberikan yg terbaik buat anak agar anak kita sehat bukan berdasarkan ego kita atw pendapat orang. be smart
 
Add pin baru ya : 548F160A
  #21  
Old
Muhamm...
 
Posts: 636
 
Replying to: View Post
Bunda desy sayanggg
Dirimukan ada riwayat keluarga seperti itu.
Sebaiknya di konsultasiin aja dlu ke dr obgyn n dsa dblm lahiran.

---------- Post added at 11:53 ---------- Previous post was at 11:50 ----------

Fb: wasiyati marhami ( ditulis di statusnya )
LEGOWO

Tadi lewat di newsfeed mbahas imunisasi, tergelitiklah hati kepengin sharing pengalaman,,,so,,,seperti biasa status ini dibikin adem aja,,,ngga ngajakin adu argumen pro kontra vaksin. Woles cuyy kalo kata anak2 sekarang. Seorang ibu bercerita ‪#‎flashback‬ 4 tahun yg lalu,,,

Anak pertamaku sampai ketiga full imunisasi,,,secara thn 2002 sampai 2005 gonjang ganjing imunisasi belum sampai ke telingku. Tahun 2007 hamil anak keempat mulai rame akan tetapi aku blm kenal internet. Buku dan buku. Itu yang jadi andalan. Aku baca argumen dari pro vaksin dan anti vaksin. Diskusi dengan bidan juga. Tentunya aku sebagai ortu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatiku.

Sampailah saat saat menjelang Hpl...keputusan harus segera kuambil...

Saat itu aku masih ragu...yang kupahami tinggalkanlah sesuatu yang meragukan. Akhirnya ku ambil keputusan tidak imunisasi.

Tetaplah di hatiku, aku ragu, dan kan kutinggalkan sesuatu yang meragukan. Prinsip yang kupegang setiap penyakit pasti ada obatnya kecuali kematian.

Kewajiban sbg ibu aku berikan hak anak2ku yakni ASI eksklusif, Mp-ASI bikin sendiri sampai bubur susu pun bikin sendiri. Tidak mengenal M*l*a atau merk makanan instant lainnya. Alhamdulillah dulu kami mempunyai usaha kambing perah, sehingga anak2 pun bisa minum susu full.

Berlalulah waktu...

Tahun 2009 aku hamil anak kelima. Informasi semakin bertambah. Ku buka lagi buku,,,kubaca,,,kutelaah semampuku. Mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliah pasca sarjana di Univ.Islam Madinah sudah mulai menebarkan faidah ilmunya. Kudapatkan pencerahan tentang polemik imunisasi dari sudut keimuan agama. Akhirnya ku ambil keputusan anak kelima imunisasi.

Di penghujung tahun 2010, di akhir bulan Dzulqo'dah. Malam Rabu...lewat dari tengah malam putri keempatku sesak memang dia sedang batuk. Ku lakukan pertolongan di rumah, menunggu pagi. Sekitar jam delapan pagi berangkatlah kami ke dokter spesialis anak langganan yang sudah hampir setahun lebih tidak pernah dikunjungi.

Diperiksa..ternyata selain batuk pilek terkena otitis media juga (infeksi telinga bagian tengah)...di kasih obat..pulang.

Berselang 3 hari minum obat alhamdulillah kondisi putriku Khodijah mulai pulih,,,dah bisa main bersama kakak2nya. Tibalah hari Sabtu pagi...

Seperti biasa kami sarapan bersama...ketika Khodijah hendak menelan makanan kelihatan sangat sulit. Aku mencoba memberinya minum ternyata sama. Darahku berdesir,,,jantungku berdegup kencang....innalillah badanku terasa limbung, tetesan air mata tak kuasa terbendung,,,apa yang terjadi dengan anakku... Kupeluk Khodijah....tunggu ya Nak..jam 8 nnt kita ke rumah sakit.

Sekitar jam delapan kami berangkat ke RS. Menunggu antrian Khodijah masih bisa main prosotan. Masuklah ke ruang dokter. Diperiksa.

Dokter menyampaikan...." Ibu bapak...dari gejala terkuncinya rahang mulut saya mengarah Khodijah terkena TETANUS". Kembali darahku berdesir, dingin dan lemas terasa badanku. Ku tarik nafas...teringat 2 minggu yg lalu tetangga meninggal karena tetanus. Kutegarkan jiwaku...

Ku beranikan bertanya, "Apakah masih ada kemungkinan sembuh Dok ? ".

Dokter mengangguk, tapi memang butuh perawatan agak lama, DPT nya lengkap ? Tanya dokter.

Aku hanya bisa menggeleng lemah...

Kita berusaha semaksimal mungkin Bu, apalagi gejala sudah terdeteksi sejak dini ujar dokter berusaha memberi ketenangan.

Apa yang harus kami lakukan Dok...?

Saya sarankan rawat untuk observasi. Saya khawatir Khodijah terkena tetanus dari otitis medianya.

Otitis media ini efek dari batuk pileknya. Batuk pilek kalau tidak segera ditangani dari telinga akan keluar cairan. Apalagi Khodijah ketika bayi memang punya riwayat otitis media.

Khodijah mulai rawat inap. Hari Sabtu Ahad kondisi Khodijah masih bisa jalan. Tapi mulutnya sudah mulai mengunci, giginya mengatup,,,terbuka kurang lebih hanya setengah senti. Sekedar bisa minum dari sedotan. Tapi akhirnya semakin mengunci giginya dan dipasanglah slang melalui hidung untuk memasukkan sumber makanan.

Susu sebagai sumber asupan utama, disedot memakai alat suntik (tanpa jarum), kemudian suster pelan-pelan memasukkan ke dalam slang yang sudah terpasang di hidung Khodijah, dimana slang itu dari terhubung dari hidung ke tenggorokan. Ku saksikan Khodijah dengan amat susah payah berusaha menelan susu tersebut. Ku lihat dia memberontak menolak seperti merasakan sakit ...entahlah apa yang dia rasakan...tapi air mataku tak kuasa terbendung...ku usap usap jidatnya...sabar ya nak...serasa ku juga ingin berontak...suster....cukuuupp jangan sakiti anakku...

Mulai malam Senin badannya mulai kaku punggungnya sudah seperti papan. Kaku. Mulut dan giginya sudah mengunci rapat. Bentuk wajahpun sudah berubah. Ketika aku membalikkan badannya, dari posisi miring ke posisi terlentang, ku rasakan sama seperti ku sedang membalikkan balok kayu. Kaku.

Melihat kondisi Khodijah yang langsung drop dokter memindahkan ke ruang NICU. Qoddarullah terjadi gagal nafas. Dokter langsung memindahkan ke ruang ICU.

Inilah saat saat yang paling menyesakkan. Melihat putriku Khodijah usia 2,8 tahun berjuang, perawat berusaha membuka mulutnya, giginya yang sudah mengatup erat. Perawat hendak memasukkan alat ke dalam mulutnya...aku hanya bisa menggenggamnya jari jemari tangan Khodijah...

Tahanlah ...Kamu sakit sebentar Nak,,,kami semua sedang membantu menyembuhkan sakitmu...jerit hatiku sambil terus kupandang mata Khodijah. Dia masih bisa menatapku penuh pemberontakan. Akhirnya setelah 1 jam perjuangan perawat berhasil. Mulut Khodijah berhasil terbuka dan sekujur tubuhnya pun sudah penuh dengan kabel.

Masuklah Khodijah di ruang ICU isolasi. Senin, Selasa, Rabu, ku hanya bisa melihat badan mungilnya terbujur lemah dan matanya yang sudah terpejam. Kedua tangannya terikat, kakinya pun terikat. Yaa untuk save alat2 yang sudah terpasang. Kadang badannya terasa sedingin es. Terbayanglah dosa dosaku silih berganti....betapa diri ini penuh dosa...Allah peringatkan diri ini, agar kembali.

Saat inilah kurasakan betapa pentingnya ilmu. Ilmu itu akan bermanfaat ketika dibutuhkan.

Untuk itu bersemangatlah untuk terus belajar teman....nanti ada saat saat kamu butuhkan ilmu itu...

Hari Kamis.. Terlihat mata Khodijah terbuka...kulihat dia tersenyum...di balik alat oksigennya...betapa bahagianya hatiku...kusambut dengan senyum....Anakku...ini ibumu...dia hendak bangkit merangkulku....tapi tak bisa...kembali aku hanya bisa memegang erat jari jemari tangannya....Nak,,,maafkan ibumu ini...jerit batinku. Tapi itu tak lama....kembali matanya terpejam ...

Tersayat-sayat hati ini...betapa tergoncang jiwaku... hancur sehancur hancurnya...

Kemudian jadual visit dokter, dan dokter memberi penjelasan, "Ibu,, tetanus Khodijah sudah ditangani sedini mungkin. Dari gejala paling awal. Semua obat sesuai prosedur penanganan Tetanus sudah kami berikan. Sampai sekarang Khodijah masih bertahan. Sekarang kita berharap adanya imun dari tubuh Khodijah sendiri.

Dari sinilah teman-teman....aku baru memahami apa yang sudah kubaca...maaf bukan sama sekali bermaksud provokasi...semua adalah takdir Allah . Kenapa kita memerlukan imunisasi ? Imun itu akan diperlukan pada saat sebuah penyakit menyerang tubuh dia. Imun tetanus diperlukan saat terkena tetanus. Imun hepatitis diperlukan saat terkena hepatitis. Imun pertusis atau difteri diperlukan saat terkena difteri ataupun pertusis.

Hari Jum'at..

Khodijah demam tinggi...badan, kaki dan tangannya terangkat kejang tiada henti. Obat kejang sudah diberikan dengan dosis yang paling tinggi. Aku hanya bisa menatap pilu dengan tetesan air mata...

Seorang teman menghampiriku (suami temanku seorang dokter)...Ketahuilah ini adalah sebuah nasehat yang besar faidahnya..

Dia menasehatiku,,, Sahabatku, sungguh sekarang yang harus kamu lakukan pertama BERDO'ALAH agar kamu SABAR apabila Khodijah ditakdirkan diambil Sang Pemilik. Karena saat itu yang kamu butuhkan adalah SABAR. Dan sabar saat itu TIDAK MUDAH. Sabar adalah PADA SAAT PERTAMA sebuah musibah. Hanyalah Allah yang bisa memberi taufik.

Berdoalah terus. Seandainya Allah takdirkan sembuh itu adalah karunia yang sangat kita harapkan.

Yang kedua jangan pernah kamu berpikir, ini semua terjadi karena Khodijah tidak imunisasi. Imunisasi tidak imunisasi takdir Allah yang telah tertulis.

Aku mengangguk paham. Dengan profesi suami sebagai dokter tentunya beliau adalah pro vaksin. Akan tetapi beliau menyikapi suatu masalah dengan bijak.

Sabtu pagi...

Kondisi Khodijah semakin memburuk,,,Menjelang dhuhur dokter memanggil aku dan suamiku...dokter dan perawat sudah mengelilingi Khodijah yang sudah tertidur tenang. Akan tetapi masih ada kehidupan di sana.
Dokter memberi isyarat seandainya Khodijah sudah kritis dan tim medis akan melakukan tindakan. Aku mengangguk.

Sungguh aku sedang mengumpulkan kekuatan, memohon taufik dari Allah untuk sabar. Sabar saat pertama sebuah musibah.

Dokter dan perawat sekuat tenaga melakukan pertolongan....Kulihat dokter bermandikan peluh keringat dan terus menginstruksikan perawat. Setengah jam waktu berlalu...Akhirnya Dokter menggeleng lemah...Maafkan kami bu...Saya mengangguk. Saya tau dokter sudah memberikan yang terbaik. Terima kasih Dok...

Sebelum adzan Dhuhur Khodijah menghembuskan nafas terakhirnya. Alhamdulillah. Innalillah wa inna ilaihi rooji'un.

Setelah semua administrasi kuberesi, kembali aku melangkah gontai menuju ruang ICU. Ku hampiri kamu...kupeluk kamu sayang...kini dirimu sudah terbalut kain. Hari Kamis kamu tersenyum manis dan ingin dipeluk....Ku peluk hari ini kamu sayang... walaupun hanya bisa melihat senyum ketenanganmu...

Ku bopong kamu melalui lorong lorong rumah sakit. Inilah saat terakhir aku bisa memelukmu ..nggak akan aku bisa memelukmu lagi...

Ku lihat mobil temanku,,,,2,8 tahun yang lalu mobil itu yang bawa kamu dari klinik persalinan menuju tempat tinggal kita,,,,sekarang mobil itu juga yang akan menghantarmu menuju tempat peristirahatanmu...

Kamu akan lebih bahagia di sana...kamu kan di jaga oleh Nabi Ibrohim...di sana banyak teman teman sebayamu...di sana ada sungai yang kau bisa puas bermain...di sana ada pohon susu yang kau akan puas meminumnya...dan di sana ada pohon pohon rindang tempatmu bisa bersandar...selamat jalan Nak...

-----------oo0oo----------
Sedih banget bunda bacanya .. Yang kuat ya bun ...
Semoga memang sudah jalannya seperti itu ya bun, tenang ya nak di sana. Disana dia bisa maain tanpa ngerasain rasa sakit. IKut ngilu badan saya baca comment bunda ... Semoga bisa jadi pelajaran buat saya ke depan. Thx bun sharingnya ...
 
  #22  
Old
nur82...
 
Posts: 395
 
bund kebetulan aq kader posyandu Bund
tgl 14 kmrn kami ad pertemuan dri beberapa dr,bidan ,perawat n kader2 posyandu...
dstu di jelasin bahwa vaksin yg di gunakan sdh halal bund
aq saranin mending imunisasi aj bund
mencegah lebih baik dri pda mengobati
 
ya ALLAH berilah tempat yg indah untuk anak hamba di surga,,,
sayangi dia,,,n gantikan yg engkau ambil dengan yg lebih baik
mama.slalu sayang. "galang"
  #23  
Old
mommy ...
 
Location: Batam, Kepulauan Riau
Posts: 587
 
Bunda2 galau soal imunisasi. Galau soal antivaks atau provaks???
Coba gabung group gesamun di facebook.

Anak ga diimunisasi sehat2 aja atau jarang sakit dll. Sekrg memang tidak. Itu karena dilingkungan bunda masih banyak anak yg diimunisasi. Istilahnya numpang perlindungan. Tapi nanti kalo sudah banyak yg ga diimunisasi. Atau lihat 10th. 20th. Jangka panjangnya???
Semoga anak bunda2 tetap sehat selalu ya...
Imunisasi bukannya buat mencegah ga bakal kejangkit penyakit 100%. Tapi membentuk antibody anak jka suatu saat si anak terkena penyakit.

Silahkan joint group fb nya n ambil ilmunya ya bunda.
 
  #24  
Old
BundaN...
 
Posts: 977
 
bismillah bun....jangan berpatokan "orang dulu gak.vaksin sehat2 aj"
kita orang sekarang bun dan hidup dimasa sekarang..
lebih tega mana anak demam sehari 2hari atau sakit yg aneh2 di kemudian hari? ya Allah bun jangan sampe....
semoga kasus yg terjadi pada bunda sagitazain gak terjadi pd anak2 kita bun.....

untuk bunda sagitazain
bunda yg sabar ta bun....
 
Atha Risqi Marendra
Kesayangan Bunda & Yanda
Sehat selalu ya jagoan bunda
  #25  
Old
errin2...
 
Posts: 1,976
 
Aku asiX tp aku imunisasi juga ..
Aku mau memberikan yg trbaik untk anaknya, masalah bdannya panas toh cuma panas semalem doang ko besoknya udah sembuh..
Kan lebih baik mencegah bun drpada mengobati, iya sekrang sehat? Kan gak tau nanti kedepannya tetap sehat atau malah jd buruk, bukannya nakut2in bun, tp sbg orangtua tentu kita mau yg trbaik untuk si buah hati.. Asi memang bagus untk imun si baby tp kualitas asi bagus atau tidaknya trgantung dr apa yg bunda makan, kalo bunda jrang banget makan sayur, ikan, telur dll ya prcuma asi nya gk ada vitaminnya juga..
Smua nya sih trgantung dr diri masing2 yahh bun toh stiap orangtua tau ko apa yg trbaik untk buah hatinya,
Kalo aku alhamdulillah suami dukung bgt aku imunisasiin baby, sampe stiap jadwal si baby imunisasi suami libur nemenin aku jagain debay yg demam, makin sring d imunisasi panasnya mkin brkurang..
Babyku udah imunisasi DPT yg kedua alhamdulillah cuma anget aja bdannya gk panas, soalnya DPT yg prtama dy udah pnas, bln dpn mau imunisasi DPT yg ketiga, abis itu campak dan selesai deh..
Slama ini babyku sehaaaatt, flu jarang, batuk belom pernah, demam pun kalo abs imunisasi aja..
 
  #26  
Old
Desy R...   TS 
 
Posts: 1,428
 
Wah maksih bgt yah bunda2 yg udh mw cape2 share di thread q ini. Mksh loh atas info2 nya... Aq jg rncna nya blm imunisasi TT jg. Insyaallah mw imunisasi TT pas mnggu dpan kontrol..
Sbnrnya yah suami q yg gmw imunisasi bund.aq nya sndri msh bngung mw imunisasi wad anak atau gak. Yang jlas styap ibu pgn nglakuin yg trbaik biar anak nya sehat kan bund.. ?? Yg jelas menelan informasi itu gk boleh stgh2 ... Hrus full...
Aq sih mw ASI eksklusif bund.klo mslh imunisasi hrus ngobrol lg sma suami deh.. Suami q trlalu parno dn trlalu byk dgr sana sini bund...
 
  #27  
Old
vivian...
Non-aktif
 
Posts: 106
 
Berusaha untuk yg terbaik bagi anak lebih bagus dari hanya pasrah.
 
  #28  
Old
errin2...
 
Posts: 1,976
 
Replying to: View Post
Bunda desy sayanggg
Dirimukan ada riwayat keluarga seperti itu.
Sebaiknya di konsultasiin aja dlu ke dr obgyn n dsa dblm lahiran.

---------- Post added at 11:53 ---------- Previous post was at 11:50 ----------

Fb: wasiyati marhami ( ditulis di statusnya )
LEGOWO

Tadi lewat di newsfeed mbahas imunisasi, tergelitiklah hati kepengin sharing pengalaman,,,so,,,seperti biasa status ini dibikin adem aja,,,ngga ngajakin adu argumen pro kontra vaksin. Woles cuyy kalo kata anak2 sekarang. Seorang ibu bercerita ‪#‎flashback‬ 4 tahun yg lalu,,,

Anak pertamaku sampai ketiga full imunisasi,,,secara thn 2002 sampai 2005 gonjang ganjing imunisasi belum sampai ke telingku. Tahun 2007 hamil anak keempat mulai rame akan tetapi aku blm kenal internet. Buku dan buku. Itu yang jadi andalan. Aku baca argumen dari pro vaksin dan anti vaksin. Diskusi dengan bidan juga. Tentunya aku sebagai ortu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatiku.

Sampailah saat saat menjelang Hpl...keputusan harus segera kuambil...

Saat itu aku masih ragu...yang kupahami tinggalkanlah sesuatu yang meragukan. Akhirnya ku ambil keputusan tidak imunisasi.

Tetaplah di hatiku, aku ragu, dan kan kutinggalkan sesuatu yang meragukan. Prinsip yang kupegang setiap penyakit pasti ada obatnya kecuali kematian.

Kewajiban sbg ibu aku berikan hak anak2ku yakni ASI eksklusif, Mp-ASI bikin sendiri sampai bubur susu pun bikin sendiri. Tidak mengenal M*l*a atau merk makanan instant lainnya. Alhamdulillah dulu kami mempunyai usaha kambing perah, sehingga anak2 pun bisa minum susu full.

Berlalulah waktu...

Tahun 2009 aku hamil anak kelima. Informasi semakin bertambah. Ku buka lagi buku,,,kubaca,,,kutelaah semampuku. Mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliah pasca sarjana di Univ.Islam Madinah sudah mulai menebarkan faidah ilmunya. Kudapatkan pencerahan tentang polemik imunisasi dari sudut keimuan agama. Akhirnya ku ambil keputusan anak kelima imunisasi.

Di penghujung tahun 2010, di akhir bulan Dzulqo'dah. Malam Rabu...lewat dari tengah malam putri keempatku sesak memang dia sedang batuk. Ku lakukan pertolongan di rumah, menunggu pagi. Sekitar jam delapan pagi berangkatlah kami ke dokter spesialis anak langganan yang sudah hampir setahun lebih tidak pernah dikunjungi.

Diperiksa..ternyata selain batuk pilek terkena otitis media juga (infeksi telinga bagian tengah)...di kasih obat..pulang.

Berselang 3 hari minum obat alhamdulillah kondisi putriku Khodijah mulai pulih,,,dah bisa main bersama kakak2nya. Tibalah hari Sabtu pagi...

Seperti biasa kami sarapan bersama...ketika Khodijah hendak menelan makanan kelihatan sangat sulit. Aku mencoba memberinya minum ternyata sama. Darahku berdesir,,,jantungku berdegup kencang....innalillah badanku terasa limbung, tetesan air mata tak kuasa terbendung,,,apa yang terjadi dengan anakku... Kupeluk Khodijah....tunggu ya Nak..jam 8 nnt kita ke rumah sakit.

Sekitar jam delapan kami berangkat ke RS. Menunggu antrian Khodijah masih bisa main prosotan. Masuklah ke ruang dokter. Diperiksa.

Dokter menyampaikan...." Ibu bapak...dari gejala terkuncinya rahang mulut saya mengarah Khodijah terkena TETANUS". Kembali darahku berdesir, dingin dan lemas terasa badanku. Ku tarik nafas...teringat 2 minggu yg lalu tetangga meninggal karena tetanus. Kutegarkan jiwaku...

Ku beranikan bertanya, "Apakah masih ada kemungkinan sembuh Dok ? ".

Dokter mengangguk, tapi memang butuh perawatan agak lama, DPT nya lengkap ? Tanya dokter.

Aku hanya bisa menggeleng lemah...

Kita berusaha semaksimal mungkin Bu, apalagi gejala sudah terdeteksi sejak dini ujar dokter berusaha memberi ketenangan.

Apa yang harus kami lakukan Dok...?

Saya sarankan rawat untuk observasi. Saya khawatir Khodijah terkena tetanus dari otitis medianya.

Otitis media ini efek dari batuk pileknya. Batuk pilek kalau tidak segera ditangani dari telinga akan keluar cairan. Apalagi Khodijah ketika bayi memang punya riwayat otitis media.

Khodijah mulai rawat inap. Hari Sabtu Ahad kondisi Khodijah masih bisa jalan. Tapi mulutnya sudah mulai mengunci, giginya mengatup,,,terbuka kurang lebih hanya setengah senti. Sekedar bisa minum dari sedotan. Tapi akhirnya semakin mengunci giginya dan dipasanglah slang melalui hidung untuk memasukkan sumber makanan.

Susu sebagai sumber asupan utama, disedot memakai alat suntik (tanpa jarum), kemudian suster pelan-pelan memasukkan ke dalam slang yang sudah terpasang di hidung Khodijah, dimana slang itu dari terhubung dari hidung ke tenggorokan. Ku saksikan Khodijah dengan amat susah payah berusaha menelan susu tersebut. Ku lihat dia memberontak menolak seperti merasakan sakit ...entahlah apa yang dia rasakan...tapi air mataku tak kuasa terbendung...ku usap usap jidatnya...sabar ya nak...serasa ku juga ingin berontak...suster....cukuuupp jangan sakiti anakku...

Mulai malam Senin badannya mulai kaku punggungnya sudah seperti papan. Kaku. Mulut dan giginya sudah mengunci rapat. Bentuk wajahpun sudah berubah. Ketika aku membalikkan badannya, dari posisi miring ke posisi terlentang, ku rasakan sama seperti ku sedang membalikkan balok kayu. Kaku.

Melihat kondisi Khodijah yang langsung drop dokter memindahkan ke ruang NICU. Qoddarullah terjadi gagal nafas. Dokter langsung memindahkan ke ruang ICU.

Inilah saat saat yang paling menyesakkan. Melihat putriku Khodijah usia 2,8 tahun berjuang, perawat berusaha membuka mulutnya, giginya yang sudah mengatup erat. Perawat hendak memasukkan alat ke dalam mulutnya...aku hanya bisa menggenggamnya jari jemari tangan Khodijah...

Tahanlah ...Kamu sakit sebentar Nak,,,kami semua sedang membantu menyembuhkan sakitmu...jerit hatiku sambil terus kupandang mata Khodijah. Dia masih bisa menatapku penuh pemberontakan. Akhirnya setelah 1 jam perjuangan perawat berhasil. Mulut Khodijah berhasil terbuka dan sekujur tubuhnya pun sudah penuh dengan kabel.

Masuklah Khodijah di ruang ICU isolasi. Senin, Selasa, Rabu, ku hanya bisa melihat badan mungilnya terbujur lemah dan matanya yang sudah terpejam. Kedua tangannya terikat, kakinya pun terikat. Yaa untuk save alat2 yang sudah terpasang. Kadang badannya terasa sedingin es. Terbayanglah dosa dosaku silih berganti....betapa diri ini penuh dosa...Allah peringatkan diri ini, agar kembali.

Saat inilah kurasakan betapa pentingnya ilmu. Ilmu itu akan bermanfaat ketika dibutuhkan.

Untuk itu bersemangatlah untuk terus belajar teman....nanti ada saat saat kamu butuhkan ilmu itu...

Hari Kamis.. Terlihat mata Khodijah terbuka...kulihat dia tersenyum...di balik alat oksigennya...betapa bahagianya hatiku...kusambut dengan senyum....Anakku...ini ibumu...dia hendak bangkit merangkulku....tapi tak bisa...kembali aku hanya bisa memegang erat jari jemari tangannya....Nak,,,maafkan ibumu ini...jerit batinku. Tapi itu tak lama....kembali matanya terpejam ...

Tersayat-sayat hati ini...betapa tergoncang jiwaku... hancur sehancur hancurnya...

Kemudian jadual visit dokter, dan dokter memberi penjelasan, "Ibu,, tetanus Khodijah sudah ditangani sedini mungkin. Dari gejala paling awal. Semua obat sesuai prosedur penanganan Tetanus sudah kami berikan. Sampai sekarang Khodijah masih bertahan. Sekarang kita berharap adanya imun dari tubuh Khodijah sendiri.

Dari sinilah teman-teman....aku baru memahami apa yang sudah kubaca...maaf bukan sama sekali bermaksud provokasi...semua adalah takdir Allah . Kenapa kita memerlukan imunisasi ? Imun itu akan diperlukan pada saat sebuah penyakit menyerang tubuh dia. Imun tetanus diperlukan saat terkena tetanus. Imun hepatitis diperlukan saat terkena hepatitis. Imun pertusis atau difteri diperlukan saat terkena difteri ataupun pertusis.

Hari Jum'at..

Khodijah demam tinggi...badan, kaki dan tangannya terangkat kejang tiada henti. Obat kejang sudah diberikan dengan dosis yang paling tinggi. Aku hanya bisa menatap pilu dengan tetesan air mata...

Seorang teman menghampiriku (suami temanku seorang dokter)...Ketahuilah ini adalah sebuah nasehat yang besar faidahnya..

Dia menasehatiku,,, Sahabatku, sungguh sekarang yang harus kamu lakukan pertama BERDO'ALAH agar kamu SABAR apabila Khodijah ditakdirkan diambil Sang Pemilik. Karena saat itu yang kamu butuhkan adalah SABAR. Dan sabar saat itu TIDAK MUDAH. Sabar adalah PADA SAAT PERTAMA sebuah musibah. Hanyalah Allah yang bisa memberi taufik.

Berdoalah terus. Seandainya Allah takdirkan sembuh itu adalah karunia yang sangat kita harapkan.

Yang kedua jangan pernah kamu berpikir, ini semua terjadi karena Khodijah tidak imunisasi. Imunisasi tidak imunisasi takdir Allah yang telah tertulis.

Aku mengangguk paham. Dengan profesi suami sebagai dokter tentunya beliau adalah pro vaksin. Akan tetapi beliau menyikapi suatu masalah dengan bijak.

Sabtu pagi...

Kondisi Khodijah semakin memburuk,,,Menjelang dhuhur dokter memanggil aku dan suamiku...dokter dan perawat sudah mengelilingi Khodijah yang sudah tertidur tenang. Akan tetapi masih ada kehidupan di sana.
Dokter memberi isyarat seandainya Khodijah sudah kritis dan tim medis akan melakukan tindakan. Aku mengangguk.

Sungguh aku sedang mengumpulkan kekuatan, memohon taufik dari Allah untuk sabar. Sabar saat pertama sebuah musibah.

Dokter dan perawat sekuat tenaga melakukan pertolongan....Kulihat dokter bermandikan peluh keringat dan terus menginstruksikan perawat. Setengah jam waktu berlalu...Akhirnya Dokter menggeleng lemah...Maafkan kami bu...Saya mengangguk. Saya tau dokter sudah memberikan yang terbaik. Terima kasih Dok...

Sebelum adzan Dhuhur Khodijah menghembuskan nafas terakhirnya. Alhamdulillah. Innalillah wa inna ilaihi rooji'un.

Setelah semua administrasi kuberesi, kembali aku melangkah gontai menuju ruang ICU. Ku hampiri kamu...kupeluk kamu sayang...kini dirimu sudah terbalut kain. Hari Kamis kamu tersenyum manis dan ingin dipeluk....Ku peluk hari ini kamu sayang... walaupun hanya bisa melihat senyum ketenanganmu...

Ku bopong kamu melalui lorong lorong rumah sakit. Inilah saat terakhir aku bisa memelukmu ..nggak akan aku bisa memelukmu lagi...

Ku lihat mobil temanku,,,,2,8 tahun yang lalu mobil itu yang bawa kamu dari klinik persalinan menuju tempat tinggal kita,,,,sekarang mobil itu juga yang akan menghantarmu menuju tempat peristirahatanmu...

Kamu akan lebih bahagia di sana...kamu kan di jaga oleh Nabi Ibrohim...di sana banyak teman teman sebayamu...di sana ada sungai yang kau bisa puas bermain...di sana ada pohon susu yang kau akan puas meminumnya...dan di sana ada pohon pohon rindang tempatmu bisa bersandar...selamat jalan Nak...

-----------oo0oo----------
Ya Allah gk tau hrs ngomong apa, rasanya pgn nangis aja baca ini..
Cuma bsa brsyukur slama ini aku slalu imunisasiin baby ku
 
  #29  
Old
mommy ...
 
Location: Batam, Kepulauan Riau
Posts: 587
 
Replying to: View Post
Wah maksih bgt yah bunda2 yg udh mw cape2 share di thread q ini. Mksh loh atas info2 nya... Aq jg rncna nya blm imunisasi TT jg. Insyaallah mw imunisasi TT pas mnggu dpan kontrol..
Sbnrnya yah suami q yg gmw imunisasi bund.aq nya sndri msh bngung mw imunisasi wad anak atau gak. Yang jlas styap ibu pgn nglakuin yg trbaik biar anak nya sehat kan bund.. ?? Yg jelas menelan informasi itu gk boleh stgh2 ... Hrus full...
Aq sih mw ASI eksklusif bund.klo mslh imunisasi hrus ngobrol lg sma suami deh.. Suami q trlalu parno dn trlalu byk dgr sana sini bund...
Coba bunda joint group fb nya dlu.. Habis itu baca2 file nya. Buat referensi ma suami. Dsitu ada dokter n ahli imunologi nya juga... Dokter anak pun bertebaran. Biar kita bsa konsultasi. Apa sih bedanya anak imun n ga imun. Apasih pentingnya imunisasi???
Asix emang bagus bget bund. Tapi asix beda dgan imunisasi lo bund...
Semoga anak bunda kelak sehat ya

---------- Post added at 14:51 ---------- Previous post was at 14:50 ----------

Replying to: View Post
Kalo aja bunda2 disini tau asal muasalnya..
Hihi
Aku disuruh tutup mulut sih abisnya sama yang punya ilmunya..

Padahal selalu geregetan kalo bahas hal ini..
Tapi kalo yang mau jelasnya bisa CP ke aku aja.. Niatan bagi ilmu sedikit sih bun..
Kalo ada yang mau nanya2 ke aku lewat bbm aja yaaa.. Sekalian tambah teman
7D2176B1
Memang asal muasalnya gmana bun???
 
  #30  
Old
agnisa...
 
Location: Bekasi
Posts: 946
 
sedih baca cerita bunda diatas. Alhamdulillah anak saya imun jg, walopun jdwal imunnya agak berantakan. blum lama anak saya imun DPT, 4 jam stlh imun mulai anget, maghrib panas sekitar 38,5 .. anak saya cuma bisa bengong aja,disitu saya nangis ga tega ngeliat anak saya panas begitu, dlm hati g mau imun lg,, malamnya dibalurin minyak kayu putih+jeruk nipis+jampi2 dr kakeknya, ga lama panasnya turun, trus naik lg sedikit. pagi Alhamdulillah turun, diminumi sanmol ga mau, slalu dimuntahi. bulan depan anak saya suntik DPT lagi. maaf jadi curhat. memang disekeliling anak saya ada yg ga diimun, alhamdulillah deh anak saya udh diimun. walo harus penuh drama kalo anak lg panas. papanya yg sgt pro imun krna apa ppanya pnyakitan takut anaknya ikut pnyakitan , trus skrng bnyk pnyakit yg aneh2, makanan yg bahaya. hmm.. kayaknya gada salhnya buat diimun. bissmillah, kita lakukab yg terbaik buat anak kita, jgn sampe mnyesal dikemudian hari
 
apapun,bagaimanapun,karna apapun semua hanya demi kamu nak *agsa kiyomi*
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
Hamil anak perempuan, anak laki2 atau anak kembar -- Diskusi Umum 0
[ask] imunisasi HIB -- Diskusi Umum 6
Imunisasi hib -- Kenalan Yuk! 0
Lagi kontroversi hati nih gara2 Tes Pack -- Diskusi Umum 13
Harga imunisasi/vaksin anak itu berapa ya sebenarnya? Saya dari Balikpapan. -- Diskusi Umum 18


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 02:41.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com