Penelitian terbaru tentang kehamilan menunjukkan bahwa ketika masih dalam kandungan Bunda, si kecil sudah bisa mendengar apa yang terjadi di lingkungan sekitar Bunda. Karena itu, banyak yang percaya bahwa stimulasi pada bayi sudah bisa diberikan sejak masa kehamilan untuk perkembangan bayi. Tapi, ternyata perkembangan bayi bukan satu-satunya hal yang bisa terpengaruh oleh stimulasi selama kehamilan. Keadaan emosi serta lingkungan sekitar ibu hamil juga bisa menjadi stimulasi yang mempengaruhi kepribadian bayi.
Ibu hamil yang mengalami stres memproduksi hormon stres yang disebut catecholamines. Hormon ini bisa menembus plasenta dan dapat mempengaruhi perkembangan sistem saraf bayi. Kalau terjadi cukup sering, janin jadi terbiasa dengan keadaan stres, sehingga sistem saraf selalu siap untuk bereaksi berlebihan pada stimuli. Karena itulah, setelah lahir ia menjadi bayi yang mudah rewel dan sulit ditenangkan.
Beberapa penelitian tentang kehamilan yang mendukung pendapat bahwa keadaan emosi ibu hamil selama kehamilan berpengaruh pada kepribadian bayi adalah:
1. Menurut sebuah penelitian, bayi yang terlahir dari ibu yang mengalami kondisi stres yang tinggi selama kehamilan memiliki peluang lebih tinggi untuk tumbuh menjadi bayi yang sulit ditenangkan dan menangis dengan keras.
2. Penelitian yang dilakukan oleh The Avon Longitudinal Study of Parents and Children (ALSPAC) melaporkan bahwa keadaan stres berkepanjangan selama kehamilan meningkatkan risiko masalah hiperaktivitas pada anak laki-laki usia 4 tahun.
3. Penelitian yang dilakukan oleh ALSPAC juga menemukan bahwa kondisi stres selama kehamilan berpengaruh pada kepribadian anak saat remaja, seperti meningkatnya risiko depresi pada remaja wanita usia 14-15 tahun.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Janet DiPietro dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan bahwa ibu hamil yang memandang kehamilan mereka dengan cara yang lebih negatif memiliki peluang lebih besar untuk membesarkan anak dengan tes behavioral yang lebih rendah.
Penelitian menyatakan bahwa stres yang wajar dan bisa diatasi dengan cepat tidak berpengaruh buruk pada kesehatan emosional bayi. Tapi, stres yang berlebihan bisa mempengaruhi kesehatan emosional anak.
Bicara tentang kehamilan, tentu identik dengan menghindari polusi dari lingkungan maupun dari makanan tidak sehat. Tapi, ternyata emosi Bunda pun harus bebas dari polusi yang muncul dari stres. Stres memang sulit dihindari dalam kehidupan modern. Yang penting adalah segera menanganinya dengan baik sehingga stres tidak terjadi secara berkepanjangan.