Tingkat stres dalam kerja seorang perempuan hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan. Dan itu, menurut sebuah penelitian sama buruknya dengan perempuan perokok saat hamil.
RNW merilis pekerjaan penuh stress bagi wanita hamil sama buruknya dengan merokok. Dan timbangan bayi yang dilahirkannya, berbanding lurus dengan tingkat stres karena jam kerja.
“Bayi wanita hamil yang kerja penuh stress 32 jam per minggu rata-rata 159 gram lebih ringan daripada bayi ibu yang tidak mengalami stress pada masa kehamilan. Akibat serupa ini sama dengan wanita hamil yang merokok 6 batang per hari,” beber Tanje Vrijkotte dari Academisch Medich Centrum Amsterdam dalam penelitiannya.
Simpulan ini didapatnya setalah dirinya meneliti sekitar 1000 anak. “Sedianya merokok disebut sebagai sebab utama bayi terlalu ringan pada saat lahir,” ungkapnya.
Ia juga menemukan setelah penelitian ini, stress bisa digolongkan sama buruknya dengan merokok. Dalam tubuh wanita yang mengalami stress pada waktu kerja, terbentuk cortisol, yaitu hormon stress.
Dan ini, tegasnya masuk ke plasénta. Hormon ini mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama pada awal kehamilan.
Dari penelitiannya ini, peneliti asal Belanda ini merekomendasikan, sejak awal kehamilan cuti atau istirahat kerja sudah bisa diambil. “Umumnya wanita hamil mengambil cuti hamil menjelang saat bersalin, namun dengan pengetahuan baru ini lebih baik mengurangi kerja sudah dari awal kehamilan,” pungkasnya.
Semoga bermanfaat