Pengalaman kami, periksa ke Dokter waktu 1 tahun menikah. Setelah macam2 tes, keluar hasil sy
pcos, suami azoospermia (0 sperma). Sedih lalu kami fokus ke suami. Ke Dokter urologi, divonis varikokel, sudah mau operasi tp ada halangan & ga jadi. Kami ke Surabaya untuk bayi tabung (BT) karena browsing2 cuma BT satu2nya jalan, dgn sistem ICSI, suntik 1 sperma ke 1 sel telur. BT kami gagal namun dari situ kami tahu bahwa suami masih ada sperma karena waktu ambil sperma melalui prosedur PESA (sedot dari sumbernya langsung) ditemukan ada sperma. Ada secercah harapan bagi kami & karena BT gagal kami ke Dokter urologi di Surabaya. Macam2 Dokter bilang BT saja, suami sudah mau nyerah balik dari Surabaya tp sy dukung untuk ke 1 Dokter ini, yg kemudian saat periksa bilang bisa operasi dgn kemungkinan 50%. Dokter tsb Prof Doddy dari RS Darmo (terima kasih Dokter BT atas info ttg Dokter ini). Beliau melihat hasil tes hormon bagus & PESA suami, beliau yakin ga ada varikokel, hanya sumbatan. Bulan depannya (Maret 2016) suami operasi (vasoepididimostomy), walaupun ada teman email sarankan lebih baik ga usah karena pengalaman dia Dokter di Singapura bilang saluran sperma tipis seperti rambut susah dioperasi, tapi kami meyakinkan diri. Puji Tuhan 5 bulan setelah operasi suami jadi normospermia alias normal!
Tapi 2 tahun kemudian saya belum hamil, sudah obati
pcos sy suntik pembesar & pemecah sel telur, ga hamil jg. Lalu sy
HSG, tuba paten tp ada sedikit hydrosalping. Dokter bilang sebaiknya operasi (laparoskopi), sy masih takut & kami dapat berkat lain, semua KPR kami lunas & bs renovasi rumah. Kami juga sempat ke Dokter gigi untuk cek kalau ada masalah selesaikan. Tahun depannya (Maret 2019) setelah suasana tenang baru sy operasi, hasilnya mengejutkan hidrosalping ga ada, tuba bagus, tp ada endometriosis, infeksi & perlengketan. Setelah operasi sy ditapros 3 kali (sebulan sekali), efeknya selama 3 bulan ga haid, bebas jg tanpa kuatir tembus2.
Kemudian 26 Agustus 2019 sy haid, sesuai arahan Dokter sy kontrol hari ke 12 haid, dikasi vitamin. Saat itu jg sudah berapa bulan sy rajin makan nasi merah (BB turun 7kg), buah, sayur, daging sesekali, kurangi gula, minum hanya air putih, vitamin Dokter (asam folat biasa), spirulina + zinc Tiens. Suami sempat dinas keluar kota, sy ibadah, setelah ibadah tiba2 pas santai pemimpin ibadah mendoakan sy agar cepat punya anak, waktu itu suasana sudah sepi jadi sy mau didoakan (sy pemalu).
Sy jg siapkan tempat di rumah untuk baju & ranjang bayi (ga tau bakal pakai ranjang bayi ga), sy punya 1 cd hamil sy pakai saja walau belum hamil, anggap saja afirmasi.
Setiap malam sy & suami berdoa bersama, jg mendengar di youtube Pagar Kehidupan sy ubah doa sy, sy bilang Tuhan izinkan kami jadi orang tua atas anak kandung kami, izinkan kami punya anak yang bisa kami besarkan menjadi orang yg berguna & diberkati Tuhan. Karena di Pagar Kehidupan bilang doa kepada Tuhan harus sopan karena Tuhan maha besar.
Awal Oktober 2019 ada acara ibadah yg besar, tapi tiba2 sy ingat sudah telat 9 hari, iseng testpack tanpa harapan apa2 karena selama ini telat selalu negatif. Baru celup langsung muncul 2 garis tegas, awal sy bingung kok 2 (karena biasanya hanya 1), baru sy sadar oh positif! Sy bangunkan suami, suami masih ragu lalu beli testpack lagi di toko dekat rumah & cek hasilnya cepat muncul garis 2 lagi.
Saat sy hamil mual2 tapi masih bisa dikontrol, suami baik sekali gantikan kerjaan sy di rumah, cek ke Dokter bagus uda ada detak jantung tp dikasi 1 vitamin & 1 obat pengencer darah karena ada hasil tes darah yg agak lewat dari normal. Semoga lancar semua...
NB. Saat sy hamil sy & suami sudah di atas 35 tahun, sekarang bayinya sudah lahir sehat, tulisan ini dibuat dgn harapan bs bermanfaat bagi yg mengalami hal yg sama.