Infeksi TORCH adalah istilah gabungan dari empat jenis infeksi yaitu Toxoplasma, Other (HIV,
Klamidia, Sipilis, dll), Rubella, Cytomegalovirus
dan Herpes. Keempat jenis infeksi tersebut
sangat berbahaya bagi janin jika dialami oleh
ibu hamil. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
infeksi TORCH dapat menyebabkan 5-10 persen
keguguran dan cacat bawaan pada janin. Cacat
bawaan tersebut meliputi retardasi mental,
kebutaan serta gangguan pendengaran.
Sayangnya, infeksi TORCH pada ibu hamil
umumnya tidak menimbulkan gejala. Infeksi
hanya dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan imunologis. Prinsip pemeriksaan ini
yaitu mendeteksi zat kekebalan tubuh (antibodi)
yang terbentuk setelah terjadi infeksi. Dari hasil
pemeriksaan imunologis dapat diketahui apakah
seseorang terinfeksi, sedang terinfeksi, atau
sudah terinfeksi TORCH. Cara lain mendeteksi
TORCH yaitu dengan mencari organisme
penyebab infeksi dalam tubuh ibu atau janin.
Pada dasarnya, tubuh akan bereaksi terhadap
setiap zat asing yang masuk (termasuk
organisme penyebab infeksi TORCH) dengan
membentuk zat antibodi spesifik. Saat tubuh
terinfeksi untuk pertama kali (infeksi primer),
tubuh akan membentuk senyawa protein IgM
(Immunoglobulin M) sebagai reaksi masuknya
zat asing. Sekitar 4 minggu setelah terjadi
infeksi primer akan terbentuk IgG
(Immunoglobulin G) yang merupakan zat
antibodi. Deteksi terhadap infeksi TORCH dapat
dilakukan melalui pemeriksaan darah dengan
melakukan pengukuran terhadap titer IgG, IgM,
atau keduanya.
Jika seorang ibu hamil didiagnosa terinfeksi
TORCH, aplikasi metode pengobatan tergantung
pada jenis dan tingkat keparahan infeksi.
Misalnya, untuk infeksi toxoplasma, pengobatan
dapat dilakukan dengan mengkonsumsi
kombinasi antibiotik untuk menurunkan resiko
penularan penyakit dari ibu ke janin.
Semakin dini infeksi TORCH terdeteksi, semakin
besar peluang pencegahan transmisi penyakit
dari ibu ke janin sehingga resiko cacat bawaan
dapat diminimalisir. Namun, apabila infeksi
sudah terjadi cukup jauh, seringkali
pengobatan tidak memberikan hasil yang
memuaskan karena infeksi terlanjur merusak
organ-organ janin. Oleh karena itu, mencegah
lebih baik daripada mengobati.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan imunologis sebelum
anda melaksanakan program kehamilan. Anda
dapat melakukan pemeriksaan TORCH di klinik
atau rumah sakit yang memiliki fasilitas
laboratorium patologis klinis.
Untuk pencegahan penularan toksoplasma
sebetulnya tidak sulit. Misalnya jangan
mengonsumsi daging mentah atau
setengah matang, biasakan cuci tangan
sebelum makan, jaga kebersihan alat
makan, tutup dengan baik makanan yang
sudah siap saji (jangan kena debu), dan
hindari bergaul terlalu akrab dengan
binatang (terutama kucing). Langkah-
langkah tersebut penting karena
penularan toksoplasma dapat melalui
plasenta dan melalui mulut (makanan atau
minuman).
Sumber: beberapa artikel dr google
Smoga qt smua sehat agar bs melahirkan bayi sehat dg selamat. Amin