Anda mungkin sedang memutuskan untuk memberikan ASI eksklusif atau menambahkan susu formula sebagai pilihan makanan untuk bayi Anda. Anda yang bisa memberikan ASI eksklusif pasti akan memilih untuk meluangkan waktu untuk menyusui bayi Anda setidaknya sampai berusia 2 tahun. Namun bagaimana dengan Anda yang harus bekerja dan tidak selalu bisa memberikan ASI atau Anda yang ASInya kurang mencukupi untuk memberikan ASI eksklusif? Mungkin pilihan untuk menambahkan susu formula sebagai pelengkap ASI perlu Anda pertimbangkan. Sehingga Anda tetap bisa memberikan ASI, tetapi dilain waktu saat Anda memberikan susu formula bayi Anda juga tetap mendapatkan makanan dengan nutrisi yang mencukupi.
Pemberian susu formula memang aman untuk diberikan pada bayi Anda, bila memang bayi Anda sudah berusia lebih dari satu bulan. Meskipun American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk menyusui bayi secara eksklusif selama enam bulan pertama, tidak setiap ibu dapat melakukannya. Banyak alasan yang mendorong seorang ibu memutuskan untuk memberikan susu formula untuk bayinya. Keputusan untuk memberikan ASI atau memberikan susu formula sangatlah pribadi.
Dokter Anda mungkin juga menyarankan untuk memberikan ASI secara eksklusif. Tapi jika Anda tidak bisa menyusui sepanjang waktu, atau ASI Anda tidak mencukupi, mulailah dengan membeli susu formula yang cukup untuk bertahan selama satu atau dua minggu saja. Dengan begitu, Anda bisa melihat bagaimana respon bayi Anda, sebelum Anda berkomitmen untuk melanjutkan pemberian susu formula dan membeli dalam jumlah yang banyak. Cara ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi apakah bayi Anda alergi terhadap susu formula terutama yang berasal dari susu sapi.
Jika Anda memilih untuk memberikan susu formula, atau untuk memberikan ASI dan susu formula dalam waktu tertentu selama tahun pertama, pilihlah susu formula bayi yang tepat. Susu formula yang Anda pilih haruslah memenuhi kebutuhan gizi bayi Anda dan tidak mengganggu sistem pencernaannya.
Beberapa susu formula yang dapat menjadi pilihan Anda diantaranya.
1. Susu formula dari susu sapi
HealthyChildren.org mencatat sekitar 80 persen formula bayi yang tersedia di Amerika Serikat terbuat dari susu sapi, begitu juga dengan di Indonesia. Susu formula ini memang dari bahan dasar susu sapi, tetapi tidak lantas sama dengan susu sapi murni yang biasa Anda minum, susu ini berbeda. Di pabrik susu sapi melalui berbagai rangkaian proses sehingga protein susu yang terkandung pada susu sapi dapat dicerna oleh bayi. Pada proses produksi juga sudah ditambahkan dengan gula susu yang setara dengan kandungan laktosa pada ASI. Selain itu susu formula dari susu sapi ini juga sudah dilengkapi dengan berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi Anda.
Jika Anda meminta saran dari dokter bayi Anda, maka dokter pasti menyarankan susu formula dari susu sapi yang tepat untuk si kecil. Kebanyakan dokter memang menganjurkan agar bayi Anda meminum susu sapi. Karena memang sebagian besar susu formula yang tersedia saat ini dibuat dari itu.
2. Susu formula dari kedelai atau susu soya bayi
Jika bayi Anda tidak dapat mentolerir susu formula dari susu sapi, dokter Anda mungkin menyarankan untuk beralih ke versi kedelai atau susu soya bayi. Susu formula dari kedelai atau susu soya bayi ini memiliki sumber protein yang terbuat dari padatan kedelai. Susu formula kedelai adalah alternatif yang sehat untuk bayi yang memiliki intoleransi laktosa, kolik, alergi terhadap susu sapi atau kondisi medis lain yang tidak memungkinkan untuk mengkonsumsi susu sapi. American Academy of Pediatrics mencatat bahwa sampai saat ini masih ada setengah dari semua bayi dengan alergi susu sapi juga tidak dapat mentolerir kedelai. Jika begitu mungkin Anda juga bisa memilih atau mempertimbangkan susu khusus untuk alergi.
3. Susu formula hypoallergenic
Jika bayi Anda memiliki alergi terhadap susu sapi atau intoleransi, Anda memiliki pilihan lain selain kedelai. Terlebih jika bayi Anda juga alergi terhadap kedelai. Susu yang tidak berasal dari manusia memang dapat menyebabkan bayi mengembangkan antibodi dan menghasilkan reaksi alergi, catatan dokter anak Alan Greene di situsnya DrGreene.com. Susu hypoallergenic dapat Anda pertimbangkan. Susu ini memiliki protein susu yang banyak dihidrolisis atau dipecah. Sehingga susu ini bebas laktosa yang dapat membantu bayi yang tidak mentolerir susu sapi atau susu soya bayi. Saat Anda memutuskan untuk memilih susu ini, maka Anda harus bersiap untuk membayar lebih dibandingkan dengan jenis susu sapi atau susu soya bayi.
sumber : Susu Soya Bayi Sebagai Susu Formula, Tepatkah Untuk Bayi Anda?