Anak pertama saya asi +
sufor dari lahir. Sufornya lactogen kemudian ganti bebelove. Pernah coba morinaga bmt, cocok buat anak saya, nggak mencret ataupun sembelit, tapi terlalu mahal buat saya jadi balik lagi pakai bebelove
. Kata petugas di rs kalau mau melatih anak minum
sufor kira2 sebulan sebelum masuk kerja, jadi waktu sudah masuk anak sudah terbiasa.
Untuk anak kedua, sejak hamil saya niatkan untuk bisa
asix karena anak pertama masih minum susu, jadi biar bisa hemat
. Setelah saya pulang dari rs langsung minum jamu pelancar asi tiap hari. Meskipun begitu anak kedua juga sempat minum
sufor 1x sehari tiap malam sampai umur sebulan, krn waktu itu tiap malam masih bergadang, dan asi saya sepertinya tidak mencukupi kebutuhannya waktu malam. Saat siang bayi lebih banyak tidur, jadi tiap 2-3 jam bayi saya bangunkan utk menyusu, kemudian pompa. sekali pompa rata2 dapat 10-60 ml, langsung saya kumpulkan di botol kaca & masuk kulkas. kalau sudah penuh saya pindah ke freezer. Dalam sehari bisa dapat 1-2 botol, tapi kadang terpakai 1 botol di malam hari kalau saya sudah kelelahan. Jadinya waktu awal masuk kerja punya simpanan 20 botol.
Sekarang anak sudah umur 7 bulan, alhamdulillah masih bisa terus asi. Pulang kerja bisa bawa pulang 2-3 botol, pumping di rumah rata2 dapat 1 botol. Jadi rata2 sehari dapat 3-4 botol, sedangkan anak saya sehari habis 4-5 botol, berarti stoknya masih sering tekor. Kalau sedang libur, anak menyusu langsung, jadi jarang pumping & dalam sehari cuma dapat 1 botol. Seandainya suatu saat stok asi tidak cukup, akan saya tambah
sufor. Tapi semoga asi saya selalu mencukupi kebutuhan anak sampai umur 2 tahun.
Mungkin yg paling memotivasi saya untuk bisa asi, disamping supaya hemat, juga karena waktu anak pertama dulu saya dihina habis2an sama kerabat mertua gara2 saya kasih anak saya asi +
sufor. Seolah2 memberikan
sufor untuk anak adalah dosa besar. Pandangan mereka seperti: wanita setelah punya anak harus berhenti kerja supaya bisa memberikan
asix. Untungnya saya jarang ketemu mereka karena memang beda kota. Sekarang saya puas bisa menunjukkan pada mereka kalau ibu bekerja masih bisa memberikan
asix untuk bayi