Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Diskusi Seputar Kehamilan > Diskusi Umum

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #1  
Old
Musyaf...   TS 
 
Posts: 304
Exclamation Pastikan HPHT dan HPL bunda BENAR!!! Kalau perlu pelajari cara hitungnya!!!

Bunda, saya mau share pengalaman saya yang bikin GEREGETAN bund..
Semoga bisa diambil hikmah oleh bunda2 semua yang ada di sini..

Jadi begini ceritanya..
Dulu saat saya positif hamil, saya langsung cek ke bidan terdekat (sebut saja bidan S). Saya ditanya HPHT, kemudian saya menjawab 25 Agustus 2016. Setelah diukur dengan kalender kehamilan yang bulet2 itu ditulislah di buku pink sebagai berikut:
HPHT : 25 Agustus 2016
HPL : 01 Mei 2017

Selama kehamilan, saya sering pindah2 tempat periksa bunda, mulai dari bidan, puskesmas, sampai dokter praktek. Semua saya jelajahi sekalian ingin cari tempat melahirkan yang pas dan sreg.

Usia kehamilan 7 bulan..
Saya dan suami berencana USG bund. Ingin tau jenis kelamin dedek bayi. Akhirnya kami pergi ke dokter A yang terkenal banyak pasiennya. Di depan ruang periksa ada meja registrasi yang dihandle oleh tenaga medis. Saya ditanya HPHT, kemudian dihitung menggunakan kalender kehamilan yang bulet2 itu dan dituliskan di kartu periksa HPL awal Mei 2017 juga.

Usia kehamilan 8 bulan..
Nah, karena di dokter A hanya tersedia USG 2D, suami juga belum puas karena belum dapat melihat secara jelas. Akhirnya kami USG 4D di dokter B yang pasiennya terkenal lebih bejubel. Musti booking dulu jauh2 hari kalau mau dapat nomer antrian periksa. Nah, karena ini juga pertama kalinya periksa di dokter B akhirnya registrasi dulu di depan ruang periksa yang dihandle tenaga medis juga. Ditanya HPHT, dihitung dengan kalender kehamilan yang bulet itu dan dituliskan di kartu periksa HPL Awal Mei 2017 juga. Dari periksa kali ini puas, soalnya suami bisa melihat dengan jelas jenis kelamin dedek.

Kebetulan saya punya teman yang berprofesi sebagai bidan. Dia sedang hamil juga bund. Tapi usia kehamilan lebih dulu dia dibanding saya. Setiap selesai periksa terutama dari puskesmas saya selalu berdiskusi dengannya. Awalnya semua tampak baik2 saja.. kemudian menginjak usia kehamilan 8 bulan hasil periksa tinggi TFU saya selalu selisih alias selalu kurang dari normal. Tapi kami tidak terlalu mempermasalahkannya bund, karena bbj bisa dikejar dengan eskrim.

Akhir April semakin dekat yang artinya semakin dekat dengan HPL..
Saya semakin bersemangat karena sebentar lagi bisa ketemu dengan dedek bayi. Jalan pagi, jongkok, goyang inul, naik turun tangga, senam hamil dll saya lakukan karena saya ingin sekali melahirkan normal. Saya gencar melakukannya karena saat itu kepala dedek bayi belum masuk panggul bund, sementara HPL sudah semakin dekat.

HPL di depan mata..
Kegalauan kian bertambah. Saya belum merasakan tanda2 kepala dedek masuk panggul seperti sering pipis, selakangan sakit dl. Ditambah lagi bunda2 di forum ini yang HPL di bulan Mei mulai melahirkan satu per satu. Teman saya pun menyarankan untuk cek panggul ke dokter, dikhawatirkan kalau pinggul sempit sehingga menyebabkan kepala bayi masih belum masuk panggul dan kelahiran tidak dapat secara normal alias harus caesar. DEG! Saya mulai berusaha menguatkan hati bunda.. saya browsing2 di forum ini berharap mendapat sedikit kekuatan.

HPL 01 Mei 2017
Hari itu terlewati begitu saja tanpa merasakan kontraksi. Sebelumnya memang pernah merasakan kontraksi sekali, itupun hanya sekali dan hingga sekarang tidak merasakan lagi.

Esoknya kegalauan makin menjadi. Doa dan semua gerakan yang menunjang kepala dedek masuk ke panggul makin gencar saya lakukan. Namun hasilnya tetap nihil. Kepala dedek sudah di bawah tapi belum juga masuk panggul. Saudara, teman, tetangga mulai bertanya mengenai kehamilan saya. Jujur saya semakin stres dengan pertanyaan tersebut. Setiap pertanyaan seperti itu muncul saya berusaha tenang dan tersenyum sembari bercanda bahwa dedek masih belum khatam baca Al-Qurannya di dalem perut.
Kemudian saya konsultasi ke bidan U (saya pindah bidan bund, karena kurang sreg dengan bidan S) saya curhatkan semua kegalauan saya. Bagaimana kalau melewati HPL dan ketuban kurang sehingga menyebabkan bayi stres? Bagaimana kalau nanti bayi saya keracunan ketuban? Bagaimana kalau ternyata panggul saya sempit dan kelahiran harus caesar? Bagaimana.. bagaimana.. bagaimana.. dst.. begitulah sekelumit kehawatiran saya.

Singkat cerita, bidan U menyarankan saya untuk periksa ke dokter pembanding saja. Alias nyari second opinion ke dokter K. Dari cerita bidan U, saya ketahui bahwa dokter K adalah senior para dokter SPOG di kota saya tinggal. Namun memang cara penyampaian beliau "nyelekit", tapi itu semua pure beliau lakukan demi kebaikan bayi dan ibu. Mungkin juga karena faktor beliau yang sudah sepuh. Banyak yang kurang suka periksa di dokter ini bund. Sehingga kalau mau periksa ke dokter K tidak perlu antri panjang. Meskipun begitu, dokter ini sangat pro normal dan sangat menyayangkan dokter2 SPOG yang terutama bekerja di RS Swasta dimana dengan mudahnya menyarankan kelahiran melalui proses caesar. Bagi bidan U, dokter ini benar2 apa adanya. Apabila ada keanehan yang urgent akan langsung ditindak. Kalaupun saat periksa ternyata ada gawat janin maka langsung ditindak saat itu juga tanpa memperdulikan antrian pasiennya bund. Begitu kira2 penjelasan dari bidan U.

05 Mei 2017..
Cuaca hujan deras terus bunda, orang tua melarang periksa. Tanggal 5 baru bisa periksa ke dokter. Tapi bukan dokter K melainkan dokter B. Itu karena suami belum tahu tempat prakteknya dan saya sudah semakin mencemaskan keadaan dedek. Saya takut sewaktu2 dedek sudah poop di dalam rahim dan meracuni dirinya sendiri. Salah saya juga karena tidak bertanya ke bidan U alamat praktek dokter K.
Hasil periksa di dokter B ketuban masih cukup, plasenta masih bagus dan posisi bayi seperti orang sujud hanya saja kepala belum masuk panggul. Saya diberi waktu tenggang hingga tanggal 8, apabila belum melahirkan juga saya harus ke rumah sakit dan akan ditindak dengan diberikan perangsang.

07 Mei 2017..
Semua hasil periksa dari dokter B saya laporkan kepada bidan U bund. Pagi2 sekali saya gedor pintu rumah bidan U. Sekalian periksa kenapa tanggal 7 masih belum mulas juga. Padahal dokter memberikan batas waktu hingga tanggal 8 saja. Lebih dari itu harus segera diambil tindakan. Yang jadi pertanyaan saya setelah periksa di dokter B, kenapa di usia 41 minggu ketuban masih cukup dan plasenta masih bagus? Bukankah seharusnya sudah pengapuran plasenta dan ketuban semakin sedikit?
Akhirnya saya diperiksa oleh bidan U kembali, detak jantung dedek bagus bund TFU 28 cm yang mana menurut perhitungan bidan bbj sekitar 2,5 kg. Keadaan dedek sangat baik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Bidan U tidak hentinya menguatkan saya untuk tetap optimis lahir normal bund, apabila tanggal 8 belum mulas juga saya diminta berangkat periksa ke dokter K untuk sebagai second opinion dan kali ini saya diberikan alamat praktek dokter K. Sembari mengingatkan bahwa setiap bayi punya masanya sendiri untuk lahir. Saya diminta tenang dalam menghadapi masalah ini agar janin tidak ikut stres.
Sampainya di rumah, saya jelaskan kepada orang tua saya bund. Mengenai hasil periksa di dokter B dan juga pertimbangan dari bidan U. Orang tua saya benar2 tidak setuju dengan dokter B apabila saya harus dirangsang/ induksi dengan pertimbangan bahwa selama ini memang hasil periksa baik2 saja dan kepala dedek sudah di bawah meskipun belum masuk panggul juga. Selain itu, pengalaman ibu saya dulu waktu sedang hamil saya juga prediksinya mundur 1 bulan lamanya. Usut punya usut, itu disebabkan ibu saya lupa HPHT, bahkan sudah periksa ke dokter dan disarankan diberi perangsang saja agar saya segera lahir. Tapi ayah saya menolak karena ayah saya percaya bahwa "tidak ada bayi yang tidak lahir" atas dasar bahwa selama ibu saya periksa hasilnya selalu baik2 saja. Akhirnya saya pun terlahir 1 bulan kemudian bund dari prediksi yang lupa HPHT itu.
Menurut ibu saya juga yang melihat gerakan perut saya yang masih sangat aktif, ibu saya memprediksikan bahwa usia kehamilan saya baru masuk 9 bulan bund. Karena pengalaman ibu saya kalau sudah menjelang kelahiran maka bayi biasanya akan lebih tenang, ibu hamil sering pipis dan terasa ada yang mengganjal (ciri2 kepala bayi masuk panggul).
Saya semakin galau, ikut kata orang tua atau ikut kata dokter. Masalahnya saya juga mengkhawatirkan keadaan janin saya. Saya tidak tenang. Saya takut betul kalau panggul saya sempit sehingga tidak bisa melahirkan normal. Apalagi saya merasakan sundulan2 dedek makin kencang seakan mendobrak rahim saya untuk segera keluar. Saya khawatir bayi di dalam perut saya sudah tidak sejahtera.

09 Mei 2017..
Duedate 8 Mei terlewat begitu saja dengan segala kegalauan dan tanpa meraskan kontraksi sama sekali. Padahal sudah saya lakukan segala cara alami untuk merangsang kontraksi. Akhirnya saya berdiskusi dengan suami, masih ada satu saran dari bidan U untuk periksa ke dokter K sebagai second opinion. Berharap akan menjadi pencerah segala kegalauan kami.
Sore harinya, saya dan suami bersiap berangkat periksa ke dokter K. Ibu yang mengetahui saya hendak berangkat periksa (LAGI) mewanti2 jangan sampai bersedia apabila diambil tindakan caesar ataupun dirangsang untuk lahir, apabila belum waktunya lahir maka proses perangsangan akan terasa lebih menyakitkan dari pada proses yang alami. Begitu pesan ibu saya. Saya pun menjawab dengan tenang bahwa saya tidak akan bercerita mengenai HPL yang sudah lewat waktu ini kepada dokter K. Saya hanya ingin tau bahwa keadaan bayi saya baik2 saja dan menanyakan kira2 kapan bayi saya akan lahir. Apakah masih lama atau tidak dan apakah saya bisa melahirkan normal.
Sesampainya di tempat praktek dokter K, saya melihat hanya ada 2 antrian bund. Saya menuju meja registrasi yang ada di depan ruang periksa. Di sana ada suster berbaju putih yang siap bertanya HPHT saya dan mengecek tensi darah saya. Sang suster bertanya apakah saya sudah pernah periksa di situ, saya menjawab belum. Kemudian dia mengambil kertas periksa baru dan bertanya mengenai identitas saya sekaligus HPHT saya. Ditulislah HPHT 25 Agustus 2016. Kemudian dihitung dengan kalender kehamilan yang bulat itu dan ditulislah HPL 02 Juni 2016 dengan usia kehamilan 36 minggu 4 hari.
Saya mengernyitkan dahi saat membaca HPL dan usia kehamilan yang ditulisnya sembari mencari duduk di ruang tunggu ditemani suami. Setelah duduk, saya buka buku pink dari bidan S dan saya lihat HPHT 25 Agustus 2016 dengan HPL 01 Mei 2017. Saya cek juga kartu periksa dari dokter B dengan HPL awal Mei pula. Saya cek pula kartu periksa dari dokter A dan HPL pun sama di awal Mei. DEG!!! Dari situ saya langsung beristighfar bund. ASTAGHFIRULLOOOH.. saya bilang kepada suami sambil menunggu giliran masuk ruangan untuk periksa. Suami mengernyitkan dahi mulai menghitung dengan tangan manual serta logika dan menurutnya prediksi yang terakhir ini yang paling logis jika dihitung2.
Tidak lama giliran saya untuk periksa, suami ikut mendampingi. Dokter K mulai cas cis cus menjelaskan dan bertanya2 sembari melihat catatan suster di kartu periksa saya. Langsung setelah itu saya diminta berbaring untuk proses USG. Beliau tampak memperhatikan layar monitor dan menjelaskan hasil USG. Setelah selesai, saya mulai bertanya bagaimana keadaan bayi saya mulai dari plasenta dan ketubannya. Dokter K menjelaskan kalau keadaan bayi sehat, plasenta masih bagus dan diminta memperbanyak minum air putih. Dokter juga berkata pasti saya sudah sering pipis karena kepala si dedek sudah masuk panggul. Tepat sekali. Itu yang saya rasakan mulai tanggal 9 Mei 2017 tepatnya pagi tadi. Ternyata bund, memang betul bahwa bayi tahu kapan dia harus masuk panggul ibuny karena bayi punya waktu sendiri. Saat ia bersedia masuk panggul ibunya maka dia akan masuk dengan sendirinya tanpa membutuhkan waktu yang lama. Gak perlu dipaksa2 dengan jongkok, jalan pagi lama2 dll. Itu sudah naluriah. Pantas saja saya gencar latihan A-Z tapi hasilnya nihil. Ternyata karena memang belum waktunya dan dedek tau kapan waktunya dia masuk panggul ibundanya. Subhanalloh..
Dokter K pun menuliskan bahwa kemungkinan kelahiran normal 70% pada kartu periksa saya agar ketika saya ditangani oleh dokter lain terhindar dari praktek operasi caesar sementara tidak ada gawat janin terjadi. Alhamdulillah.. suami saya lega sekali mendengarnya bund..

Usai periksa kami bergegas pulang dan menebus resep obat di apotek terdekat. Sesampainya di rumah, saya menceritakan semuanya kepada orang tua. Kegalauan terobati bund. Permasalahan terletak pada penghitungan HPL yang dilakukan 3 orang di tempat periksa yang berbeda. Padahal di setiap tempat periksa tersebut saya tidak pernah menyerahkan buku pink dulu atau menceritakan HPL saya. Saya hanya memberitahukan mengenai HPHT saja dan ketiganya SALAH prediksi di awal Mei bund. Jauh sekali jaraknya dengan prediksi suster di dokter K.
Yang jadi pertanyaan saya bund, bagaimana bisa itu terjadi? Seandainya karena ketidaktelitian, kenapa bisa ketiganya tidak ada yang teliti sama sekali dalam menghitung HPL? Geram sekali rasanya bund..

Seandainya saja saya dan suami mengikuti saran dari dokter B untuk melaksanakan tindakan rangsangan pada tanggal 8 Mei di rumah sakit, bukankah bisa jadi saya dicaesar karena tidak terjadi pembukaan akibat perut saya tidak kontraksi? Dan seandainya bayi saya lahir saat itu juga bukankah akan ada kemungkinan kalau bayi saya lahir dengan berat badan rendah di usia kehamilan 36 minggu sehingga mungkin saja diinkubator? BBJ sekitar 2,5kg bund..

Ya Allah.. usai sholat maghrib saya meminta maaf bunda sama bayi saya. Maaf karena telah membujuknya untuk keluar. Maaf karena telah berusaha keras jalan2, jongkok, goyang inul dsb sehingga mengganggu ketenangan dia di dalam rahim saya. Maaf karena belum bisa mempercayai bahwa bayi memiliki waktunya sendiri dll. Saya dan suami betul2 bersyukur bund, masih belum sempat ditindak dan alhamdulillah sudah menemukan jawaban atas kegalauan.

Setelah itu saya cerita ke teman saya lagi bund. Dia kaget mendengar berita dari saya dan mulai menghitung dengan manual dan kalender kehamilan miliknya. Ternyata benar, HPL saya harusnya awal Juni 2017. Selama ini dia tidak mengira kalau prediksi awal Mei tersebut salah, dia pikir insyaallah prediksi itu sudah benar.
Jadi pesan saya, PASTIKAN HPHT DAN HPL BENAR. Kalau perlu pelajari cara menghitung yang benar. Tenaga medis juga manusia. Tidak luput dari salah. Tapi untuk kasus saya ini entah kebetulan atau bagaimana. Entah saya kurang sedekah atau bagaimana sehingga Allah berikan ujian kesabaran ini kepada saya dan suami. Bisa2nya 3 tenaga medis SALAH prediksi semua padahal saya hanya melaporkan HPHT saja..

Sekian cerita saya yang saya sadari bahwa thread ini sangat panjang bunda. Semoga bermanfaat apalagi buat yang berkenan membaca. Semoga yang sedang hamil maupun hendak melahirkan diberikan kelancaran semuanya. Sehat bunda dan bayinya. Aaamin..
 
Thread lain yang berhubungan:
  #2  
Old
Ruriuy...
 
Posts: 232
 
speechless saya baca ny bun
pengalaman yg sgt berharga
saya jd ikutan nyari kalender ni bun mau hitung hpht dan hpl saya udh bener apa belom hehehe
saya hpl ny bulan juli bun
dan semoga saat persalinan nanti kita dan debay diberikan Allah kemudahan, kelancaran ,kesehatan jg keselamatan
semangaat bundaaa
 
  #3  
Old
yantim...
 
Posts: 104
 
thank bunda pengetahua nya


 
  #4  
Old
Musyaf...   TS 
 
Posts: 304
 
Replying to: View Post
speechless saya baca ny bun
pengalaman yg sgt berharga
saya jd ikutan nyari kalender ni bun mau hitung hpht dan hpl saya udh bener apa belom hehehe
saya hpl ny bulan juli bun
dan semoga saat persalinan nanti kita dan debay diberikan Allah kemudahan, kelancaran ,kesehatan jg keselamatan
semangaat bundaaa
Iyah bund, alhamdulillah.. semoga bisa bermanfaat pengalaman saya yang panjang lebar kali tinggi ini.
Nangis saya bund setelah kejadian ini. Rencana periksa minggu depan mau "skak" tenaga medis yang menangani saya itu. Motivasi saya cuma supaya tidak ada korban lagi bund, supaya tenaga medis lebih teliti dan profesional. Ini hubungannya dengan nyawa loh.. bukan boneka.

Yang saya heran juga, dua dokter yang menangani saya itu melihat catatan suster untuk menentukan usia kehamilan saya. Bukankah seharusnya 2 dokter itu melihat dari hasil USG kemudian menyimpulkan? Kemudian baru dikroscek dengan catatan dari suster. Lha ini dokter kok malah ngikut catatan suster yang di kartu periksa? Pinteran mana sih sebenarnya? Dokter apa susternya yang nulis di catatan kartu periksa?
Kalau pun memang dengan alasan pasien yang rame, seharusnya dokter tidak boleh mengabaikan juga dong. Sekali lagi ini kan hubungannya dengan nyawa bund..

---------- Post added at 18:12 ---------- Previous post was at 18:10 ----------

Replying to: View Post
thank bunda pengetahua nya


Sama2 bunda, semoga bermanfaat..
 
  #5  
Old
dewipu...
 
Location: Bandung - Medan
Posts: 30
 
Bun apa sebelumnya bunda gak pernah cek hpl di aplikasi seperti pregnancy+ atau iluvubaby. Biasanya aplikasi itu perhitungan nya gak beda jauh sama hitungan kita sendiri.

makasih sharing nya jadi bisa membuat kita lebih teliti lagi.
 
  #6  
Old
Musyaf...   TS 
 
Posts: 304
 
Bunda dewipurnamahadi :
Hai bund.. saya tidak pakai aplikasi seperti itu bunda. Saya pernah pakai hitungan saya sendiri secara manual. Pas waktu saya hitung secara manual (menurut hitungan saya sendiri uk 6 bulan pas) kemudian saya USG ke dokter A bund untuk mengetahui jenis kelamin dedek karena di usia kehamilan 6 bulan sudah bisa untuk mengetahui jenis kelamin dedek (di thread saya tulis 7 bulan karena saat itu dokternya bilang kalau usia kehamilan saya yang benar sudah 7 bulan bund)
Terjadi sebuah percakapan saat saya diperiksa:
D : usia kehamilannya berapa bulan?
Saya : 6 bulan dok..
(Dokter mulai memeriksa perut saya dengan alat USG)
D : Ini sih sudah 7 bulan mbak, bahkan hampir 7,5 bulan..
Saya : (saya kaget) Haaah? Sudah 7 bulan dok?
Dari situ saya berpikir berarti dokter/ bidan punya cara menghitung sendiri sehingga prediksi saya tidak tepat. Nah.. mulai saat itu karena didukung pula dari 3 pendapat berkata HPL awal Mei semua akhirnya saya berpatokannya pada HPL itu bund..

Dan yang menjadi pertanyaan saya bagaimana mungkin dokter B juga tidak menyadari ini? Saat membuat keputusan duedate 8 Mei itu beliau melihat HPL yang dituliskan suster di kartu periksanya kemudian memberikan saya duedate hingga tgl 8 untuk ditindak.
Kenapa tidak mempertimbangkan pula dari hasil periksa beliau yang menunjukkan keadaan plasenta yang masih bagus dan ketuban yang masih cukup serta posisi kepala bayi yang belum masuk panggul? Yang merupakan pertanda bahwa usia kehamilan baru saja memasuki usia 9 bulan..

Iyah bund, sama2. Semoga bermanfaat yaa
 
  #7  
Old
aprill...
 
Posts: 106
 
Terimakasih bunda sharingnya sangat bermanfaat biar kita lebih teliti lg ^^
Semoga kita semua diberi kemudahan dan kelancaran dlm kehamilan dan persalinannya ya bunda aamiin
 
  #8  
Old
Musyaf...   TS 
 
Posts: 304
 
Replying to: View Post
Terimakasih bunda sharingnya sangat bermanfaat biar kita lebih teliti lg ^^
Semoga kita semua diberi kemudahan dan kelancaran dlm kehamilan dan persalinannya ya bunda aamiin
Aaamin.. happy pregnant yah bunda Aprillinaanisa..
salken dari saya
 
  #9  
Old
fitria...
 
Posts: 361
 
Lah emang gtu bund..
Kt sebagai perempuan bersuami, seksnya aktif, rutin, y wajib catet jadwal mens, dihp aja..paling semenit..
Biar tau masa subur, atau uk tau jadwal haid selanjutnya, telat apa engg!..
 
  #10  
Old
Nofaar...
 
Location: Cikampek, Karawang
Posts: 355
 
HPL emg bisa beda2 bun aku periksa di 3 ahli medis berbeda aja Usia kandunganku semuanya beda. tp yg sreg sih yg sesuai sama aplikasi kehamilan sama dokter kandungan yg kedua aku kunjungin itu. tp tetep sih aku ngikut hpht .. emg kadang suka bingung sih bun
 
  #11  
Old
Musyaf...   TS 
 
Posts: 304
 
Replying to: View Post
Lah emang gtu bund..
Kt sebagai perempuan bersuami, seksnya aktif, rutin, y wajib catet jadwal mens, dihp aja..paling semenit..
Biar tau masa subur, atau uk tau jadwal haid selanjutnya, telat apa engg!..
Iya bunda fitria, betul. Saya juga mencatatnya secara manual bund.
Saat USG di dokter A pun ketika ditanya usia kehamilan menurut saya juga saya sampaikan hitungan manual saya yakni 6 bulan namun setelah dilakukan USG dibantah oleh dokter A bunda, katanya bukan 6 bulan tapi sudah 7 bulan bahkan sudah hampir 7,5 bulan.. WOW!
Yang bantah pendapat saya ini dokter SPOG loh bunda, senior, lihatnya pun dengan bantuan alat meskipun alat bisa salah.. saya ngertinya hanya menghitung secara manual, apabila selisih setidaknya sehari atau dua hari lah..
Namun saat dibantah oleh dokter bahwa hitungan manual saya salah bahkan terpaut jauh 1 bulan, jadinya saya bingung dong bund sebenarnya cara penghitunganan dokter/ bidan itu bagaimana? Didukung dg hasil penghitungan HPL saat periksa di dokter B dan bidan S yang sama2 prediksinya di awal Mei.. (selisih sebulan juga dari uk sebenarnya yang hampir membuat bayi saya terancam lahir di usia kehamilan 36 minggu) nah loh?
Gimana saya yang awalnya sudah PD dengan hitungan manual saya sendiri jadinya tidak lebih percaya dengan hitungan 3 tenaga medis itu?
Saya memang baru hamil pertama bunda, saat hitungan manual saya dibantah, dan bahkan 2 pendapat juga mendukung sang dokter, saya jadi berpikir kalau dokter/ bidan punya cara hitung sendiri.
Dari peristiwa yang entah kebetulan, fatal, atau mungkin aneh ini saya jadi belajar kalau sebaiknya pendapat orang tetap saya kroscek bahkan apabila pendapat itu datang dari yang sudah dianggap ahli sekalipun.
 
  #12  
Old
zirna...
 
Posts: 40
 
Replying to: View Post
speechless saya baca ny bun
pengalaman yg sgt berharga
saya jd ikutan nyari kalender ni bun mau hitung hpht dan hpl saya udh bener apa belom hehehe
saya hpl ny bulan juli bun
dan semoga saat persalinan nanti kita dan debay diberikan Allah kemudahan, kelancaran ,kesehatan jg keselamatan
semangaat bundaaa
Sekarang kan ada kalkulator kehamilan via online bund aplikasi kehamilan juga jd langsung update krn komputer yg kerja😀
 
  #13  
Old
Musyaf...   TS 
 
Posts: 304
 
Replying to: View Post
HPL emg bisa beda2 bun aku periksa di 3 ahli medis berbeda aja Usia kandunganku semuanya beda. tp yg sreg sih yg sesuai sama aplikasi kehamilan sama dokter kandungan yg kedua aku kunjungin itu. tp tetep sih aku ngikut hpht .. emg kadang suka bingung sih bun
Iya bunda Nova, di dokter B malah saya diprediksi tanggal 2 Mei, hanya selisih 1 hari saja.. bagi saya tidak masalah.. (kalau menurut hitungan rumus itu disebabkan karena bulan Mei ada 31 hari, susternya yang lebih hitung 1 hari) karena kalau bagi saya yang penting saya punya perkiraan/ patokan maju-mundur nya dari HPL..

Nah, iya bund.. karena dibantah langsung sama dokter A itu saya jadinya bingung dan hitungan manual saya rasanya jadi kacau balau. Hitungan dokternya pun di dukung oleh hasil hitung HPHT dari susternya sendiri serta 2 tenaga medis berbeda lainnya.
Alhasil saya yang baru pertama hamil merasa tidak tau cara yang benar menghitung UK, mau tidak mau ya percaya sama hitungan HPHT dari mereka saja yang telah menyandang gelar "tenaga medis". Namun setelah mengalami hal seperti ini, saya lebih percaya dengan hitungan manual saya bund.
Bayangin deh bunda, selisihnya 1 bulan loh.. dan anak saya hampir terancam terlahir di usia 36 minggu dengan berat badan rendah 2,5kg karena kejadian ini.. maafin bunda ya nak..

Saya memang bodoh bunda, baru pertama hamil, gak ngerti apa2.. tapi setidaknya dengan adanya tenaga medis yang jasanya sudah saya bayar, saya berharap banyak agar saya terbantu atau setidaknya mendapatkan pencerahan mengenai kehamilan saya.. apakah saya salah berharap begini kepada tenaga medis bund?

Usut punya usut bunda Nova, (info saya dapatkan dari saudara yang sudah bekerja sebagai perawat senior di RS swasta dimana dokter2 tersebut berdinas dan kebetulan saudara saya ini sudah sangat paham dengan karakter dokter K serta sepak terjangnya) ternyata dokter K ini tidak jarang dimintai tolong oleh dokter A dan dokter B apabila pasien persalinannya mengalami pendarahan atau telah terjadi "error" setelah terjadi tindakan (dalam hati saya, kok bisa ya? Padahal dokter A dan B ini tempat prakteknya lebih rame loh, logikanya kan semakin rame tempatnya berarti semakin terpercaya katena semakin banyak pasien yang sukses ditolong sehingga sepak terjangnya juga akan lebih bagus dibandingkan dokter K yang kalau di tempat prakteknya saya gak perlu booking jauh2 hari atau antri berlama2. Tapi kalau dilihat dari segi usia memang dokter K lebih senior. Hanya saja yang saya lihat ketiganya sudah sama2 beruban bund. Setidaknya cukup menunjukkan lama tidak sepak terjangnya..)

Nah bund, kata saudara saya itu kalau dokter A atau B bahkan bidan2 yang menolong persalinan minta tolongnya ke dokter K pas pasien udah pendarahan atau terjadi "error", dokter K pasti tidak bersedia membantu karena merasa sudah "kecolongan" dan bagi beliau itu menjadi tanggung jawab penolong persalinan itu sendiri. Bahasa kasar dan nyelekitnya nya begini," itu salahmu sendiri kenapa gak teliti diagnosanya. Sekarang giliran udah "error" aja aku dibawa2." Kurang lebih seperti itu. Itu prinsip beliau bunda. Saya rasa sah2 saja. Berbeda lagi kalau belum sampai "kecolongan", beliau masih bersedia membantu dan bertanggung jawab bund. Kata saudara saya, beliau betul2 tipe yang sangat disiplin sekali, detail dan sangat bertanggungjawab. Problemnya adalah banyak suster, bidan ataupun dokter yang kurang menyukai karakter seperti ini karena detail informasi yang dibutuhkan dokter K dianggap terlalu bertele-tele atau ribet. Padahal ini semua kembali untuk siapa? Pasien kan bund..

Ya Allah bunda, pengen nangis rasanya diceritain begitu sama saudara saya. Saya jadi belajar bahwa nyari dokter itu jangan hanya dilihat dari "laris" nya saja. Tapi juga harus dilihat dari segi "TANGGUNG JAWAB" atas diagnosa2nya, karena apabila nanti sang dokter menyarankan harus SC ataupun melahirkan normal itu juga berdasarkan diagnosa dokter tsb toh? Bidan pun tidak berani handle persalinan beresiko kecuali atas referensi dokter. Bukankah diagnosa seharusnya bisa dipertanggungjawabkan bund? Supaya kita tidak jadi korban salah diagnosa. Apa gak ngeri bund kalau semisal kita disarankan caesar karena suatu alasan, tiba2 pas diagnosa ada yang terlewat oleh dokter misalkan cek hemoglobin yang ternyata hemoglobin saat itu rendah. Akhirnya terjadi pendarahan saat SC.. sementara sebelum SC biasanya ttd surat perjanjian persetujuan dulu yang isinya pihak RS tidak bertanggungjawab apabila terjadi bla bla bla kan? Duh, saya jadi ngeri bund. Kesalahan yang bikin siapa, tapi yang nanggung siapa?
Pasiennya jadi rugi deh dari segi biaya, waktu, kesehatan, mental dll..
Saya bukannya mau nakut2in bund, cuma saran saya pilihlah dokter yang TEPAT!

Semoga kita semua dijauhkan dari yang seperti itu yah bund.. semoga persalinan kita bisa berjalan dengan lancar. Sehat ibu dan bayinya..

---------- Post added at 04:04 ---------- Previous post was at 03:59 ----------

Replying to: View Post
Sekarang kan ada kalkulator kehamilan via online bund aplikasi kehamilan juga jd langsung update krn komputer yg kerja😀
Betul nih bunda zirna, aplikasi seperti ini patut juga kita miliki untuk membantu kita mendapatkan informasi mengenai kehamilan kita.. ntar kehamilan kedua bisa dicoba lah..
Biar gak terjadi seperti ini lagi..
 
  #14  
Old
aprill...
 
Posts: 106
 
Iya bunda salam kenal juga dari saya dari bandung hehe
Betul kata bunda zirna, saya pun pakai aplikasi kehamilan selain membantu menghitung hpl disana jg ada penjelasan ttg baby tiap minggunya buat saya yg pertama hamil sangat menambah ilmu bun
 
  #15  
Old
Keiraz...
 
Posts: 75
 
Masya Allah bun.. Alhamdulillah dedeknya ga dpaksa kluar krn blm wktunya.. Btewe sya tiap usg ada hpl yg tertera d kertas print hasil usg nya bun.. Dan itu ga jauh beda dr hpl asli klo ikut hpht hanya selisih 5-7 hari tp itu wajar krn kpekaan alat juga +- 7 hari.. Sya juga pke aplikasi kehamilan bun dan itu ada djelaskan due date (HPL).. Tiap buka aplikasi itu juga ada kterangan UK hr ini udah brp week dan brp hari..

Smoga lancar lahirannya ya bun.. Jgn stress,, kan udah nemu titik terangnya hehe
 
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
Gmana cara hitungnya bund??? -- Diskusi Umum 6
HPL itu hitungnya berdasarkan USG apa HPHT? -- Diskusi Umum 4
apa benar kalau wanita gemuk susah hamil? -- Diskusi Umum 7
cara pastikan kehamilan untuk haid tidak teratur -- Diskusi Umum 4
apa benar kalau hamil tidak boleh pakai sepatu hak tinggi -- Diskusi Umum 19


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 04:55.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com