Assalamu'alaikum bunda...
Saya ingin berbagi cerita tentang kelahiran pitri kedua saya. Mungkin bisa menambah pengetahuan para bunda sekaligus berbagi kebahagiaan.
Hpht saya 11 Agustus 2015, menurut bidan,
hpl saya Insya Allah 18 Mei 2016. Selain periksa ke bidan, saya juga kontrol ke dokter. Menurut dokter (hasil usg 8 minggu)
hpl saya 9 mei 2016. Saya waktu itu memegang apa kata dokter, mengingat putra pertama saya dulu lahir maju 17 hari dari
hpl.
UK 36-37w saya usg, djj 137,
bbj 2,8 kg dan kondisi air ketuban jernih, plasenta bagus di sebelah kanan agak ke bawah, posisi sudah mapan namun kepala janin belum masuk panggul. Itu adalah usg terakhir saya. Saya lanjut kontrol ke bidan 1 minggu sekali.
5 mei 2016
Bangun tidur, saya ke kamar kecil untuk BAB. Selesai bab, saya ada keluar lendir putih agak besar (beda sama keputihan ya bund), seperti gumpalan jelly warna putih susu. Dari situ saya mulai merasakan kontraksi, namun rrnyata hanya konpal. Penasaran itu lendir apa ya kok warnanya putih dan tanpa darah? Saya pun langsung googling, dan ernyata itu adalah mucus plug (sumbat rahim). Setiap wanita akan mendapati mucus plug yang berbeda-beda. Ada yang mendapati sebelum melahirkan (artinya tanda kelahiran semakin dekat), ada pula yang tidak mendapatinya dan keluar saat persalinan. Mucus plug ada yang berwarna putih, kekuningan, merah muda, atau bahkan kecoklatan (yang biasanya dijumpai banyak bunda sebagai lendir coklat). Yang merah muda atau kecoklatan itu karena mengandung darah akibat mulai melunaknya rahim. Keluarnya lendir itu memang menandakan persalinan sudah dekat, namun tidak harus segera. Bisa selang beberapa jam, hari, bahkan minggu. Keluarnya lendir itu pun bisa sekaligus ataupun sedikit demi sedikit.
Kasus saya, warnanya putih (belum bercampur darah). Dan seharian saya mendapati lendir putih itu setiap BAK. Dari situ, saya yakin kalau persalinan sudah dekat, hanya menunggu saja lendir putih itu berubah warna menjadi merah muda atau kecoklatan.
6 Mei 2016
Saya masih terus mendapati lendir putih setiap bak. Saya pun kemudian kontrol ke bidan sore harinya (
UK 38w3d menurut bidan, 39w4d menurut usg). Djj normal, TFU 30 cm (TFU untuk mengukur berat janin secara manual ya bunda...kan bidan saya ga punya alat usg...), kepala janin belum juga masuk panggul. Saya antara khawatir dan harus tetap tenang. Namun bidan bilang, kalau anak kedua dst biasanya kepala baru turun pas persalinan. Alhamdulillah...agak tenang saya
7 Mei 2016
Masih menjumpai lendir, tapi kok warnanya masih putih yaa? Pikiran udah macem2. Gerakan
debay terasa makin jarang, kalo siang hanya terasa perut mengencang. Malam juga hanya sesekali geraknya. Udah mulai khawatir
Konpal masih terasa, semakin sering. Malam itu saya tidak bisa tidur karena punggung rasanya sakit. Ditengah-tengah galau dan pikiran negatif, ditambah rasa khawatir menjelang persalinan, saya tidak lepas dari dzikir. Baca doa maryam, nabi yunus, dsb pokoknya selalu mengingat Allah.
8 Mei 2016
01.00 masih belum bisa tidur. Miring kiri salah, kanan salah, punggung mau patah rasanya. Tapi masih hilang timbul.
02.00 terasa nyeri di perut bawah, seperti mau haid. Sebelum2nya memang saya merasakan*ini meski terus hilang. Namun kali ini rasanya lain. Nyeri itu saya rasakan tiap 10 menit. Saya pun mulai membangun pikiran positif. Saya bilang ke diri saya sendiri (sambil tiduran menahan nyeri). "Wahai rahimku, kau pasti punya waktu sendiri untuk membuka jalan lahirmu. Aku tunggu pembukaan itu. Bukalah dengan hati-hati hingga rasa sakit itu tak kurasakan." Agak lebay sih bund, tapi ini sangat membantu mengalihkan rasa nyeri.
05.00 akhirnya saya terbangun dari tidur yang sangat singkat. Ketika bangun,,, "serr..." rasanya ada cairan yang keluar dari V. Saya pun ke kamar mandi. Dan ternyata.... Alhamdulillah, akhirnya keluar juga lendir sedikit encer berwarna pink. Ini tanda semakin dekat
05.00-16.00 merasakan kontraksi namun masih belum kuat. Saya pakai jalan-jalan teruz pokoknya. Tapi kok kontraksinya gitu2 aja
Setiap kontraksi muncul pasti terasa ada cairan yang keluar. Bening dan terasa licin. Deg...!! Apakah ini ketuban rembes??? Kok keluarnya makin bertambah???
17.00 Saya ke bidan kaena merasa khawatir. Cek dalam, belum ada pembukaan. Dan cairan yang keluar itu ternyata lendir dan ketuban saya masih utuh. Alhamdulillah.... Saya pun pulang lagi.
18.00 Kontraksi mulai agak kuat, masih bisa jalan-jalan. Ketawa-ketiwi ngobrol sama keluarga. Makin lama rasanya makin kuat dan semakin sering. Oh ya, sejak merasa kontraksi dari pagi itu saya pakai fuel band (seperti jam tangan) untuk melihat lama kontraksi dan jeda antar kontraksi.
20.00 rasanya agak nano-nano. Malah saya kebelet pengen bab. Akhirnya bab juga. Padahal takut kalo ntar tiba2 brojol di kamar mandi.
21.00 mules-mules udah 4 menit sekali. Saya masih brrtahan di rumah. Saya pakai buat nungging untuk mengurangi rasa sakit.
21.30 udah kaya orang kepedesan tiap kali mules. Suami sampai panik, hehee.. Beliau ngajak saya ke bidan. Tapi saya masih menolak. Pikir saya nanti kalo udah tiap 1 menit mulesnya.
22.00 saya tiduran sambil merasakan mules yang udah tiap 3 menit. Masih beryahan di rumah dan tiba-tiba.... Duerrr...!!! Terasa ada balon berisi air yang pecah. Serrr....air hangat keluar. Ketuban saya pecah di rumah. Langsung saya ngajak suami ke bidan. Tas udah siap, kendaraan dah siap dan cuss ke bidan yang jaraknya hanya 5 menit dari rumah. Di bidan di cek baru pembukaan 2. Oke. Saya disuruh masuk ruang bersalin dan harus tidur miring ke kiri. Ga boleh banyak gerak biar ketubannya ga abis duluan.
Selama tiduran, merasakan kontraksi yang semakin menjadi. Teori ambil nafas buang nafas pun saya terapkan. Tiap kontraksi ambil-buang nafas. Kontraksi hilang ngobrol santai sama suami yang menemani di ruang bersalin. Tiap kontraksi ambil nafas awalnya tanpa suara, makin lama ada rintihan, makin lama rintihannya makin kencang. Tapi saya tutupi pake bantal, soalnya udah malam banget.
9 Mei 2016
Jam 00.30 di cek lagi baru pembukaan 6. Tapi saya sudah tidak tahan ingin mengejan.
00.40 saya minta suami memanggil bidan. Lalu bidan datang dan di cek ternyata pembukaan sudah lengkap. Proses persalinan pun dimulai.
01.30 Alhamdulillah akhirnya putri saya lahir dengan sehat dan selamat. Bb 3,1 kg, pb 48 cm. Dapat obrasan luar dan dalam karena kena jari adik. Saat dijahit, saya tidak dibius. Tapi jangan membayangkan yang macam-macam bunda. Dijahit tidak terasa sakit kok. Hanya geli seperti akupuntur gitu
Begitulah cerita saya. Maaf kepanjangan
Bunda yang lagi menanti kelahiran, tetap berfikir positif yaa... Tetap ingat kepada Tuhan. Tubuh kita dan
debay sudah punya waktu sendiri kapan untuk proses persalinan.
Assalamu'alaikum.