![]() |
Gejala Kelainan Rahim (smoga bermanfaat) Gejala Kelainan Rahim :: Melanjutkan posting sebelumnya tentang kelainan Rahim.. Gejala tergantung dari tipe kelainan rahim. * Tidak bergejala. Kelainan rahim sering kali tidak menimbulkan gejala atau tanda yang khas. Terkadang kelainan bentuk rahim ditemukan tidak sengaja saat operasi kandungan atau tindakan caesar. * Gejala muncul saat tiba masa haid. Gejalanya seperti tidak haid sama sekali atau haid yang sangat sedikit atau tidak haid meski pernah haid sebelumnya (amenore sekunder). Kondisi ini terjadi pada wanita yang tidak memiliki rahim atau mereka yang memiliki rahim berukuran kecil. Pada kondisi kelainan tertentu, wanita tidak dapat haid dikarenakan tertutupnya selaput dara (hymen imperforata) atau liang vagina yang bersekat atau vagina yang tidak terbentuk (septum vagina atau agenesis vagina) . * Ibu bisa hamil namun keguguran berulang. Hal ini terjadi bila memungkinkan pembuahan namun tidak memungkinkan untuk tumbuhnya janin. Misalnya rahim yang bersekat dan si plasenta menempel di sekat yang tak memiliki cukup pembuluh darah untuk menyalurkan makanan pada si calon janin, adanya mioma yang menghambat penempelan plasenta, dan sebagainya. * Persalinan prematur. Ruang rahim yang terlalu sempit bisa menyebabkan persalinan prematur, misalnya adanya miom atau sekat pada rahim. * Pertumbuhan janin yang terhambat. Terkait dengan lokasi plasenta yang tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. * Kelainan posisi janin dalam kandungan. Misalnya pada beberapa kehamilan, bayi selalu sungsang atau selalu dalam posisi lintang. * Infertilitas atau tidak subur: Terjadi bila tidak memungkinkan pembuahan, misalnya tidak memiliki rahim, rahim tidak berhubungan dengan saluran telur. Kelainan bentuk rahim akibat mioma atau polip juga bisa membuat sulit hamil karena saluran telur terhalang oleh adanya mioma. Mendeteksi kelainan rahim Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kelainan bentuk rahim: ► Histerosalfingografi (HSG). Tindakan x-ray dengan memasukkan cairan kontras dalam saluran reproduksi membantu melihat bentuk rahim meski keakuratannya kurang, lagi pula tindakan ini agak kurang menyenangkan untuk si ibu. Pada kasus rahim berseptum atau rahim ”bertanduk” (bicornu) agak sulit dibedakan. ► Magnetic Resonance Imaging (MRI). Dapat melihat rongga rahim dan juga bentuk rahim. Lebih mahal dan tak semua rumah sakit menyediakan. ► USG tiga dimensi. Memberikan informasi bentuk rahim sama atau lebih baik dibanding MRI. ♣ Kelainan bentuk rahim vs infertilitas ♣Tidak subur atau infertilitas 40% memang disebabkan faktor wanita, 30% faktor pria, dan sisanya karena faktor keduanya. Penyebabnya perlu diselidiki satu persatu namun perlu diingat, kelainan bentuk rahim bukanlah satu-satunya penyebab. Dan tidak semua kelainan bentuk rahim menyebabkan ibu tak subur. Ada yang menyatakan posisi atau arah rahim tertentu menyebabkan gangguan kesuburan. Pada beberapa keadaan disarankan untuk melakukan koitus (Hubungan intim) dengan posisi tertentu. Namun, sebenarnya hal ini tidak pernah terbukti secara medis menjadi penyebab infertilitas. Lalu, apa yang terjadi bila ibu dengan kelainan rahim ini hamil? Jawabannya tergantung dari kelainan yang terjadi. Pada beberapa kasus, pemantauan lebih ketat diperlukan ingá kemungkinan persalinan caesar karena kelainan letak janin. Referensi: Behrman, Klingman. Arvin. Nelson textbook of Pediatrics WB Saunders Company USA, 1996 William Obstetric. 2th edition, Cunningham MacDonald et al. Appleton & Lange, 2001 Via (anakku.net) |
Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 20:20. |