Halo bunda semua, mau sharing pengalaman aku boleh ya..
Aku sudah didiagnosa
PCO sejak sma, menstruasi pertama usia 17 dan siklus mens aku 6-12 bulan sekali. Saat itu dokter hanya memberi aku asam folat untuk diminum 3 kali sehari.
Saat kuliah, sempat berobat secara herbal dan dengan orang pintar. Pokoknya sejak usia 17 tahun itu saya sudah berkutat dengan berbagai macam pengobatan.
Usia 25 saya menikah dan langsung memulai
promil. Saat itu siklus menstruasi saya sudah menjadi 2 bulan sekali. Saya tes hormon,
HSG, dan suami juga melakukan SA. Hasilnya saya
PCO dan tuba kanan saya patent, tuba kiri patent tetapi ada halangan kista sehingga jalan masuk tidak lancar. Sedangkan suami hanya 14 % sperma yang gerakannya sangat baik, sedangkan 57% diam di tempat.
Promil dengan obat-obatan kami lakukan selama 1,5 tahun. Lalu suami memutuskan untuk beristirahat, karena menurut dia saya sudah mengkonsumsi obat terlalu lama.
Saat usia saya 29, tiba2 saya kembali telat menstruasi selama 4 bulan. Karena itu saya langsung ke dokter dan berharap kalau saya positif hamil. Ternyata tidak.
Pada siklus mens berikutnya kembali saya telat 4 bulan, dan diikuti dengan sakit luar biasa pada perut kanan saya.
Suami langsung melarikan saya ke rumah sakit. Saat itu salah satu doker jaga mendiagnosa saya sakit usus buntu. Namun beliau tidak berani untuk mengambil tindakan foto karena telat mens selama 4 bulan, takutnya saya hamil. Maka saya dirujuk untuk usg. Lalu dokter usg mengatakan "wah ini sih hamil, nih kantongnya ada"
Bahagia banget saya bun. Tetapi setelah 4 hari kemudian, sebelum operasi usus buntu dilakukan,saya kembali dirujuk ke dokter
spog untuk pengecekan terakhir, dan beliau bilang kalau saya tidak hamil.
Sekarang usia kami sudah 30 tahun dan sudah hampir 5 tahun menikah. Bulan agustus kami memuuskan untuk melakukan
promil kembali dengan dr Budi Wiweko di Klinik Yasmin. Pada kunjungan pertama dr langsung menyarankan saya untuk inseminasi. Saya diresepkan antibiotik 2 butir untuk diminum sekali dan inlacin juga fetavita untuk sebulan. Saya disuruh kembali saat mens hari ke 2.
Bulan september pada mens ke 2 saya datang kembali ke dr Budi, saya cek usg transvaginal lalu diresepkan obat suntik menopor 1 ampul sehari untuk 5 hari. inlacin dan fetavita masih dilanjutkan. Setelah 5 hari saya kembali dan di cek ukuran telur, masih kecil. Saya diresepkan menopor kembali 1 ampul sehari untuk 3 hari. 3 hari kemudian saya diberikan kembali menopor, kali ini 2 ampul sehari untuk 3 hari. 3 hari kemudian, hari jumat, telur saya di cek kembali dan dokter memberi kembali menopor 1 ampul sehari untuk 2 hari kedepan. Total saya suntik sebanyak 13 kali (lumayan bun, perut memar di beberapa titik karena kena pembuluh darah).
Hari senin telur saya sudah bagus dan ada beberapa. Malamnya saya disuntik pemecah telur.
Suami tidak diberi obat apa2 oleh dr Budi. Namun saya memberi suami madu setiap malam dan semangka. Dalam sehari suami bisa makan setengah buah semangka.
Hari rabu saya
insem. Pagi hari suami sudah setor sperma dan pada jam setengah 2 saya dipanggil untuk
insem. Dokter yang melakukan proses
insem bukan dr Budi karena beliau sedang cuti. Dr pengganti tersebut hanya berkata "sperma suami ibu banyak sekali, ini saya masukkan 2 kali ya karena spuitnya tidak cukup menampung"
Setelah itu Dr meresepkan saya fetavita dan obat penguat kandungan. Beliau juga menyuruh saya untuk berhubungan setiap 2 hari sekali mulai esok hari.
Setelah
insem saya bedrest selama 2 hari (kecuali pipis dan makan, saya hanya tidur2an saja, untung ada abang gojek yang bisa antar makanan). Setelah itu saya beraktifitas kembali tetapi tidak sampai capek, tidak angkat barang berat, dan menghindari naik turun tangga.
Lalu karena tidak sabar, 10 hari setelah
insem saya coba test pack, dan ternyata negatif. Saat itu saya sudah pasrah dan cuma mikir "gimana nih nanti bilang ke suaminya.."
Lalu pada hari ke 14, suami mengingatkan saya untuk test pack. Subuh jam 5 saya test pack dengan TP keluaran apotek century merk Value.
Hasil yang keluar hanya 1 garis. Di kamar mandi saya menangis sejadi-jadinya (meskipun kayaknya sudah mempersiapkan hati sejak TP sebelumnya). Ketika tangis saya sudah reda, saya berdiri dan mengambil TP saya untuk di perlihatkan ke suami. Tetapi saya perhatikan, muncul garis samar satu lagi.
Perasaan saya gak karu-karuan. Langsung saya loncat ke suami dan suami langsung mengajak saya ke dokter terdekat.
Alhamdulillah, setelah hampir 5 tahun menikah, akhirnya saya mengalami juga test pack 2 garis! Dokter juga telah menyatakan kalau saya hamil bun.
Sekarang, mohon doanya ya bun, semoga calon
debay berkembang, kuat, dan sehat sampai lahiran nanti.
Bunda2 yang masih belum berhasil, jangan patah semangat yaa, gak sabaran pasti, tapi yang penting kita tetap punya semangat dan memohon terus sama Yang Diatas.
Maaf ya bun panjang banget...
Semangat!!!