hi bun, saya mau sharing pengalaman saya tes kesuburan yang telah saya lakukan bulan kemarin.
saya dan suami sudah menikah hampir 2 tahun agustus besok. akhirnya bulan kemarin kami memutuskan untuk tes kesuburan. dokternya sih bukan dokter kandungan. tapi dokter umum. karena 8 bulan kami menikah, kami pernah pergi ke RS tapi tidak ada hasilnya. agak menyesal sih ke obgyn sana karena ga ada prosedur apa-apa untuk dijalani dokter kandungannya (karena belum 1 tahun menikah) dan harus mengeluarkan kocek besar sekali datang ke dokter di RS padahal cuma transV aja setiap minggunya dilihat jalan telur saya.
kali ini dokter saya dokter pribadi keluarga. jadi sudah tahu seluk beluk keluarga saya. saya langsung di beri pengantar ke Lab Pramitha di matraman. cek darah (suami-istri), cek sperma, paps mere, USG dan
HSG. lumayan bun keluarin kocek hampir 5 jt. kalau untuk suami cuma habis 800rban. cuma untuk istri itu lumayan banyak. jadi sisanya dihabiskan untuk cek saya.
hasilnya, cek darah saya menunjukan kurang hormon testosteron dan hormon endoktrin oleh karena itu dokter saya bilang kalau saya ada kista fisiologis sekitar 1,6 mm di sebelah kiri ketika di USG yang dimana dokter saya agak panik alhasil saya harus tes darah lagi untuk lihat hormon esterogen dan (kalau-kalau) ada tumor kecil atau lainnya di sekitar rahim dan payudara saya (bikin saya paranoid nih dokter) baru saya lakukan kemarin dan harus mengeluarkan kocek lagi sekitar 2,8 jt (doain ya bun hasilnya bagus)
hasil
HSG saya ternyata saya punya rahim retro alias rahim yang menghadap kebelakang which totally (totally!) ok kata dokter saya. dan alhamdulillah kedua saluran saya PATENT!
fiuh! (setidaknya masalah lain sudah hilang) dan hasil paps mere saya juga negatif tidak ada sel ganas di rahim saya.
nah... hasil dari suami saya ini yang sebenarnya jadi pikiran kami berdua. tes darah suami saya menunjukan kurang hormon hampir 60%! kalau kata dokter harusnya di darah suami saya hormon harus ada sekitar 800an, di cek lab cuma ada 344 dan
harus! disuntik hormon seminggu sekali agar mengisi kekurangan 500an itu. alhasil cek sperma suami saya amat sangat mengecewakan. hasilnya
extreem OAT (seriusan pake ada tulisan "extreem" segala) dokter saya hampir putus asa mau dirujuk ke uruolog. cuma sebulan ini suami saya disuruh minum antibiotik dan suntik hormon seminggu sekali. antibiotik tujuannya kalau-kalau ada pembekakan di saluran kencing atau buah zakarnya yang menyebabkan hambatan pengeluaran sperma. dan bulan depan suami saya harus cek sperma lagi. jika ada kenaikan jumlah sperma berarti program kami bisa dilanjukan. kalau tidak siap-siap pergi ke Urolog dan operasi penyumbatannya itu (suami saya shock berat dokternya lgsg bilang operasi)
di jalan pulang kami agak sedih (well, sebenarnya saya yang paling sedih baca hasil tes sperma suami) agak putus asa sih tapi kami tetap melanjutkan ikhtiar. doakan saya ya bun semoga semuanya berjalan lancar hingga kami punya baby.
itu cerita saya tes kesuburan bun. maaf panjang tapi semoga bisa jadi informasi buat bunda-bunda.