| Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami. | | | |
Replying to:
Alhamdulillah iya bun.. baru 2 minggu bun.. | Wah aku ucapkan selamat ya buat bunda alice. Baby girl atau boy itu bund?
| | |
Replying to:
Wah aku ucapkan selamat ya buat bunda alice. Baby girl atau boy itu bund? | Baby girl bun...
| | |
untuk bunda Desi, saya salut sama ketabahan bunda. bunda tegar sekali, saya bisa merasakan takutnya kehilangan.tapi bunda hebat karena bisa semanggat lagi
| | |
Replying to:
untuk bunda Desi, saya salut sama ketabahan bunda. bunda tegar sekali, saya bisa merasakan takutnya kehilangan.tapi bunda hebat karena bisa semanggat lagi | Mental saya dari kecil memang tahan banting bund jadi terbawa sampe udah menikah pun begini. Sedihnya gak berlarut karena saya sadar sesadar sadarnya bahwa semua milik Allah.
| | |
yg sabar ya bunda desi.. smga di beri ketabahan olwh Allah swt
minggu lalu saya juga mengalami perdarahan bun, slama 3 hari tp darahnya banyak kya haid.
trus saya ke spog katanya janinnya blum klihatan,tp wktu saya tp hasilnya positif.
trus saya di suruh usg 2 minggu lg bun. katanya klo baru tlat 2 minggu janin blum klihatan.
saya galau skali bun... apakah saya hmil atau tidak.
tp apalah daya bun saya hanya bisa berdoa sambil mnunggu usg slanjutnya
| | |
Replying to:
yg sabar ya bunda desi.. smga di beri ketabahan olwh Allah swt
minggu lalu saya juga mengalami perdarahan bun, slama 3 hari tp darahnya banyak kya haid.
trus saya ke spog katanya janinnya blum klihatan,tp wktu saya tp hasilnya positif.
trus saya di suruh usg 2 minggu lg bun. katanya klo baru tlat 2 minggu janin blum klihatan.
saya galau skali bun... apakah saya hmil atau tidak.
tp apalah daya bun saya hanya bisa berdoa sambil mnunggu usg slanjutnya | Bunda minta usg transvaginal janin sudah terlihat bund kalo udah telat 2 minggu. Darahnya udah berhenti?
| | |
sudah bun cuma 3 hri saja... hari sabtu nanti usg lagi
| | |
Replying to:
sudah bun cuma 3 hri saja... hari sabtu nanti usg lagi | Tapi ko darahnya banyak ya bund? Biasanya kalo hamil itu penempelan embrio ke dinding rahim tapi sedikir cuma flek dan langsung berhenti. Soalnya aku gitu sebelum tau hamil flek dulu langsung berhenti deh cuma dikit gak sampe mengotori celana. Ada kemungkinan bunda haid atau keguguran. Tapi tunggu nanti penjelasan dokter ya bund. Keep positive thinking
| | |
Air mata reflek jatuh dg sndrinya pas baca...semangat teruz ya bunda...smoga cpt tergantikan...saat in sy jg sedang memperjuangkan calon buah hati sy...
| | |
Replying to:
Sabtu, 23 juli 2016 aku mendatangi RS. Bunda Dalima bersama suamiku. Aku mendaftarkan diri untuk bertemu dokter kandungan, kebetulan hari itu praktek dokter Indra, SPOG. Setelah menunggu berjam-jam dokter pun datang dan namaku dipanggil. Aku masuk bersama suami dan bertemu dokter indra. Kuceritakan keluhanku yang mengalami flek sejak hari kamis siang dan sudah periksa di RS. Putra Dalima bersama Dokter M.Taufik, SPOG tapi hari ini flek itu semakin banyak dan berupa darah segar seperti haid. Dokter pun memeriksa dengan USG transvaginal dan beliau bilang: so far so good. Aku menjawab: So far so good? Artinya bayi saya ada dok? Dokter indra menjawab: masih bagus ko tapi darah ibu lumayan banyak jadi harus bedrest total. Ibu mau dirawat atau bedrest di rumah? Aku memang sudah sepakat dengan suami sebelumnya untuk menjalani opname di rumah sakit agar kondisiku dan janinku terpantau oleh dokter. Setelah kami jawab untuk rawat dokter pun menambahkan: ok kita coba rawat 2 hari pokoknya ibu harus benar-benar bedrest total, buang air kecil buang air besar di pispot tidak boleh turun ranjang dan minimalisir gerakan, setelah 2 hari mudah-mudahan stop fleknya tapi kalau seandainya "dia" (janin) keluar berarti kuret ibu harus kuat mungkin belum milik ibu. Saat itu aku coba tabah mendengar pernyataan dokterku, dan aku segera ditangangi suster yang segera memasang infus di tanganku dan suamiku segera mengurus data rawat inapku. Aku pun dipindahkan ke ruang perawatan, suamiku menemaniku sampai dia meninggalkan tugas lemburnya hari sabtu itu. Aku dan suami sangat optimis bisa mempertahankan anak kami, aku pun tidak mengeluh apa pun karna memang badanku terasa fit hanya saja ada darah seperti orang haid. Benar-benar aku bedrest total, hari pertama aku ditemani suami dan mertuaku yang menginap di rumah sakit. Suamiku menjagaku dengan penuh perjuangan. Aku tahu ada rasa jijik dan ngeri saat dia pertama kali mengambilkan pispot karena penuh darah pasien lain yg habis melahirkan, ah lagi-lagi semua demi istri dia singkirkan rasa jijiknya, dia segera mencuci pispot itu dan membawanya ke ranjangku, dengan telaten dan penuh kesabaran dia membersihkan darahku, dia tidak mengeluh sedikitpun. Aku sangat beser sehingga suamiku harus berkali-kali mencuci pispot dan membersihkan darahku, tak jarang larut malam pun aku membangunkannya saat aku ingin buang air kecil. Malam minggu berlalu, hari minggu pagi mertuaku pulang dan adikku mengabari bahwa mamahku dari cianjur sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Hari minggu sore itu mamahku datang dan dia sangat prihatin melihat keadaanku. Meskipun aku terlihat segar, namun mamahku tidak tega aku mengalami ini saat hamil muda. Aku dan suami masih optimis anak kami masih bertahan dan kami terus berharap darah ini akan segera berhenti. Hari minggu berlalu, senin 25 juli 2016 hari anniversary hubunganku dengan suamiku, oh ternyata suamiku ingat, ku kira dia lupa ternyata dia ingat 😍 😍 . Dia memberiku meja laptop dan aku merasa beruntung sekali ditengah keadaanku suamiku masih perhatian dengan hal ini. Hari ke 3 ini aku sudah mulai bosan sebenarnya, aku lelah terus menerus berbaring, badanku sakit, tapi semua demi anakku, aku tidak mengeluh. Perutku terasa penuh karna memang sejak hari kamis 21 juli 2016 aku tidak BAB. Flek membuatku harus bedrest total sehingga aku tidak berani ke toilet dan buang air besar pun aku tidak boleh mengejan karena untuk melindungi anakku agar tidak keluar dari rahimku. Tapi aku mulas siang itu, perutku sudah terasa penuh tapi aku tidak mau buang air besar di pispot, aku tak tega pada suami dan mamahku jika harus membersihkan kotoranku. Aku pun nekat minta dibawa ke toilet pakai kursi roda, saat di toilet hanya darah yang terus keluar, sampai aku panik kaget dan merasa pusing, aku tidak jadi mengeluarkan semua isi perutku, aku memanggil mamah dan mamah langsung menuntunku yang mengeluh pusing dan pandanganku mulai meredup, semua tidak jelas, aku pun jatuh dan mamah tidak kuat menahan tububku sehingga mamah ikut terjatuh bersamaku. Suamiku yang saat itu sedang duduk tidak jauh dari toilet, karena memang dia juga menungguku, dia panik dan langsung berlari ke arahku, dibangunkannya aku ke kursi roda dan darah segar mengalir dari daguku yang terbentur lantai, dari lenganku pun keluar darah karena infusanku lepas tertarik saat aku jatuh. Suamiku berlari memanggil suster, suster pun berhamburan menanganiku, membersihkan darah yang menetes dari daguku dan aku pun tersadar. Alhamdulillah aku hanya pingsan dan masih bisa membuka mataku, aku masih semangat dan tersenyum, makan pun aku masih lahap karena sadar akan nutrisi yang dibutuhkan oleh anakku. Hari senin berlalu dan hari selasa pun tiba, suamiku memutuskan untuk pergi ke kantor karena kondisiku sudah membaik dan memang hari itu ada pekerjaan penting, tinggalah aku dan mamahku di rumah sakit. Aku diperiksa oleh suster dan hari itu darahku sudah hampir stop hanya tinggal bercak coklat, infus pun suster lepaskan dari tanganku, suster bilang aku sudah boleh pulang dengan tawaran mau pulang sekarang atau nanti sore menunggu dokter indra? Aku memutuskan pulang sore saja karena aku ingin bertemu dokter indra terlebih dahulu, sambil menunggu suamiku pulang kantor pikirku. Namun entah apa yang terjadi pada diriku, siang itu perutku sakit sekali, aku sampai mengeluarkan keringat dingin, aku merasa ada yang tidak beres, aku telpon suamiku yang siang itu ditugaskan ke jakarta dan aku kabari mengenai kondisiku. Karena sudah tidak tahan dengan sakitnya, mamahku segera memanggil suster karena aku sudah sejak tadi menangis dan mukaku terlihat sangat pucat. Suster datang dan membawa infusan lalu memasangkan kembali di lenganku. Batinku: Ya Allah apa lagi ini? Aku bilang pada anakku: nak, kamu harus kuat di dalam sana, bertahan sayang, kita pulang ke rumah bersama kita harus sehat. 2 jam kemudian suamiku datang dengan kepanikan dia bertanya tentang kondisiku namun tak kujawab, ku rasa dia mengerti dari raut wajahku yang terlihat amat tersiksa. Waktu sholat ashar pun tiba, suami dan mamahku bergantian sholat ashar dan setelah itu dokter indra datang lalu aku segera dibawa suster ke ruangannya. Di ruangannya dokter indra melakukan USG transvaginal kembali. Aku cemas dan bertanya: bagaimana dok janin saya? Dokter menggelengkan kepala dengan jawaban: wah ini sudah tidak ada, ini hanya tinggal sisa-sisanya bu. Saya bilang: one again dok, dan dokter pun melakukannya sekali lagi dan ternyata memang anakku menyerah. Saat alat USG dikeluarkan, janinku pun ikut keluar. Subhanallah maha adil Allah saat ia ambil janinku, saat janinku keluar, aku merasa sakit diperutku hilang dan badanku terasa sehat sekali. Dokter indra dan suster pun memberi tahu: pak bu beson operasi (kuret) kuat ya masih belum milik. Aku hanya bisa menarik nafas panjang dan mengikhlaskan kepergian anakku, aku berpikir anakku sangat menyayangi aku dan suamiku. Anakku tidak mau aku setiap hari merasa sakit, anakku tidak mau ayahnya kerepotan setiap hari menjagaku. Aku pun sudah diperbolehkan mandi, buang air besar dan kecil seperti orang normal yaitu di toilet. Suamiku langsung memandikan aku dan subhanallah hari itu aku seperti manusia yang baru menemukan air, segar sekali rasanya. Suster ku minta untuk melepas infus sebelum aku mandi dan memasang kembali setelah aku selesai. Hari itu pun aku sudah bisa buang air besar, nikmat rasanya. Aku tersenyum lirih karena Allah menggantikan rasa sakit menjadi nikmat setelah aku kehilangan anakku, tak apalah aku harus tegar. Tapi rasanya munafik saat aku menahan tangis atas kehilangan buah hatiku, ku peluk mamah dan suamiku bergantian aku menangis dipelukan mereka, aku meminta maaf pada mereka jika aku masih banyak kekurangan sebagai istri dan anak. Suamiku ikut menangis, aku tahu ia pun terpukul dan diam-diam menangis saat dokter indra memberi keputusan kuret. Suamiku memelukku erat, kata-katanya yang membuat hatiku merasa pilu adalah saat suamiku berkata: dede makasih udah sempat hadir, bacaan ayah berhenti di surat Al-takasur, selamat jalan ya de. Ya Allah betapa terpukulnya suamiku, memang sejak aku hamil suamiku setiap malam membacakan surat pendek sambil mengelus perutku. Aku tidak tahan untuk tak menangis saat mendengar ucapannya. Namun aku dan suami sepakat untuk memulai kehidupan baru lagi dan tidak berlarut dalam kesedihan. Aku pun masih harus berjuang untuk operasi kuretku. Aku mencari informasi dari internet seputar kuretase, dan semua yang aku baca justru membuatku takut dan cemas. Sampai hari rabu 27 juli 2016 pun tiba. Aku dianjurkan berpuasa 6 jam sebelum kuret. Memang suamiku paling susah menyembunyikan sesuatu dariku, aku membaca raut kecemasan dari wajah terutama matanya. Dan detik paling menegangkan tiba, aku dibawa ke ruang penanganan untuk persiapan operasi kuret. Suster memasang infus lagi, dan menempelkan alat-alat yang mendeteksi detak jantungku dengan monitor, oksigen pun siap dipasangkan. Aku menonton ftv dulu bersama suamiku selagi dokter belum masuk ruangan itu. Setengah jam kemudian dokter anestesi datang dan wow dia laki-laki berbadan tinggi tegap haha lah jadi ngaco ceritanya😃 😃 . Dokter itu senyum dan menyapaku: hai bu, gimana udah siap? Saya jawab: hai juga dok, siap dok kan pengen cepet pulang kangen bobo di kamar sama suami, btw dokter gak ambil sampel darah saya? Kan saya gak tau golongan darah saya nanti kalau saya pendarahan pas proses operasi gimana? Terus berapa lama dok proses kuretnya? Dokter menjawab: wah udah mau bikin dede lagi ya bu sama suami, eitsss gak boleh lho bu tahan sampe 1 bulan dulu ya haha, oh ibu belum pernah test golongan darah? Baikalah tenang aja nanti setelah bangun tau ko golongan darahnya, masalah pendarahan ya jangan sampe dong bu, kalaupun terjadi ibu tenang aja kita banyak stok darah ko bahkan darah saya deh didonor buat ibu. Eaaa dokter bikin saya ngefly sebelum dibius hahah. Dan dokter itu menanbahkan: ibu cerewet sekali ya yasudah saya bius saja deh sebentar lagi dokter indra datang. Daaaaan daaaannnnn aku diserang kantuk dalam beberapa detik hilanglah kesadaranku. Entah berapa lama aku tak sadarkan diri, sampai aku mendengar suara yang tak asing berbisik ditelingaku: sayang bangun, udah selesai sayang, berat sekali mata ini dan suster pun teriak: bu udah bu bangun. Aku membuka mata dan melihat langit-langit kamar, oh ya Allah suamiku yang tampan ada di sampingku akhirnya kita bertemu lagi. Aku menagis haru karena aku selamat dan semua berjalan lancar. Suster bertanya: pusing gak bu? Mual gak? Aku menjawab: gak sus cuma saya masih ngantuk tapi kayanya mau lanjut bobo di rumah. Suster kaget dan menjawab: bener bu? Coba belajar duduk coba belajar berdiri terus jalan. Ya aku menurut saja karena bukan bayi yang harus serba belajar. Suster tertawa dan menjawab: lha gak ada yang dirasa bu? Tadi kan vagina ibu dimasukin alat semacam sendok dll buat nguras sisa jaringan di rahim ibu, syukur bu saya urus kepulangan ibu malam ini. Alhamdulillah tidak ada sakit apapun yang aku rasakan pasca kuret, Allah memang maha adil. Tak lupa suster memberikan janinku kepada suamiku.
Aku pun menerima banyak ucapan duka dan semangat dari keluarga dan teman-temanku. Ah tapiiii aku paling tidak suka diperlakukan demikian dengan ucapan kata "sabar ya des", "ikhlasin ya des". Kalau aku tak sabar dan tak ikhlas sudah bunuh diri mungkin😂 😂 . Tapi ucapanku masih bisa aku terima dengan baik, sampai ada satu bbm masuk di handphone yang berisikan: gak jadi punya anak dong des? Astagfirullah siapa yang tidak sakit hati dan tersinggung menerima bbm seperti itu disaat selesai kuret dan bius pun masih belum hilang total dari tubuhku. Apakah dia tidak berpikir kalau kuret ya memang berarti tidak jadi, kenapa malah dipertanyakan pertanyaan bodoh macam itu tanpa sekedar basa basi mengucapkan sekedar innalilahi, karena dia bilang dia tau agama dan dulu calon suaminya pun tau agama?? Masih ingat jelas ucapannya yang menyatkan tau agama tapi saat aku seperti ini dimana hati nuraninya? Ku balas singkat: ya gak jadi. Dan dia membalas lagi: emang kuret itu diapain des? Astagfirullah bukannya mengucapkan turut berduka atau apalah, dia malah semakin menanyakan pertanyaan sengitnya padaku, aku rasa teknologi sudah cukup canggih sehingga aku jawab: cari google.
Akhir cerita ini aku ucapkan selamat jalan anak bunda dan ayah, jadilah tabungan akhirat kami kelak. Dan terimakasih untuk suamiku ter Abdul Barry Barry, untuk mamahku tersayang yang sudah datang jauh-jauh untuk menguRohimah Baryasinryasin, untuk ibu dan bapak mertua, untuk semua keluarga besar, untu Rica Widia Pratiwi ratiwi yang selama ini menjadi tempatku bertanya, penenang saat aku panik mendapat flek pertama, dan untuk dokter indra SPOG, dan suster-suster yang baik hati yang telah sabar mengurusku dengan pertanyaan cerewetku.
Hikmah dari semua ini: 1. Aku dan suami semakin kompak dan kami akan pindah rumah di bulan agustus ini, kami tinggal berdua lho 😍 😍
2. Kami semakin tahu arti sebuah perjuangan dan kami sudah merasakan menjadi orang tua 😊 😊
3. Kami bisa berbulan madu kembali seperti sehabis menikah, tapi tunggu masa nifasku selesai haha kami harus menenangkan hati berbulan madu di hotel daerah puncak hanya berdua😃
😜 |
tgl kuretnya sama cuma beda hari bun, semoga cepet pulih paska kuretnya.
aku sekarang sudah selesai haid semoga Allah cepet kasih anak ke 3 ini secepatnya, amin
| | |
Replying to:
Sabtu, 23 juli 2016 aku mendatangi RS. Bunda Dalima bersama suamiku. Aku mendaftarkan diri untuk bertemu dokter kandungan, kebetulan hari itu praktek dokter Indra, SPOG. Setelah menunggu berjam-jam dokter pun datang dan namaku dipanggil. Aku masuk bersama suami dan bertemu dokter indra. Kuceritakan keluhanku yang mengalami flek sejak hari kamis siang dan sudah periksa di RS. Putra Dalima bersama Dokter M.Taufik, SPOG tapi hari ini flek itu semakin banyak dan berupa darah segar seperti haid. Dokter pun memeriksa dengan USG transvaginal dan beliau bilang: so far so good. Aku menjawab: So far so good? Artinya bayi saya ada dok? Dokter indra menjawab: masih bagus ko tapi darah ibu lumayan banyak jadi harus bedrest total. Ibu mau dirawat atau bedrest di rumah? Aku memang sudah sepakat dengan suami sebelumnya untuk menjalani opname di rumah sakit agar kondisiku dan janinku terpantau oleh dokter. Setelah kami jawab untuk rawat dokter pun menambahkan: ok kita coba rawat 2 hari pokoknya ibu harus benar-benar bedrest total, buang air kecil buang air besar di pispot tidak boleh turun ranjang dan minimalisir gerakan, setelah 2 hari mudah-mudahan stop fleknya tapi kalau seandainya "dia" (janin) keluar berarti kuret ibu harus kuat mungkin belum milik ibu. Saat itu aku coba tabah mendengar pernyataan dokterku, dan aku segera ditangangi suster yang segera memasang infus di tanganku dan suamiku segera mengurus data rawat inapku. Aku pun dipindahkan ke ruang perawatan, suamiku menemaniku sampai dia meninggalkan tugas lemburnya hari sabtu itu. Aku dan suami sangat optimis bisa mempertahankan anak kami, aku pun tidak mengeluh apa pun karna memang badanku terasa fit hanya saja ada darah seperti orang haid. Benar-benar aku bedrest total, hari pertama aku ditemani suami dan mertuaku yang menginap di rumah sakit. Suamiku menjagaku dengan penuh perjuangan. Aku tahu ada rasa jijik dan ngeri saat dia pertama kali mengambilkan pispot karena penuh darah pasien lain yg habis melahirkan, ah lagi-lagi semua demi istri dia singkirkan rasa jijiknya, dia segera mencuci pispot itu dan membawanya ke ranjangku, dengan telaten dan penuh kesabaran dia membersihkan darahku, dia tidak mengeluh sedikitpun. Aku sangat beser sehingga suamiku harus berkali-kali mencuci pispot dan membersihkan darahku, tak jarang larut malam pun aku membangunkannya saat aku ingin buang air kecil. Malam minggu berlalu, hari minggu pagi mertuaku pulang dan adikku mengabari bahwa mamahku dari cianjur sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Hari minggu sore itu mamahku datang dan dia sangat prihatin melihat keadaanku. Meskipun aku terlihat segar, namun mamahku tidak tega aku mengalami ini saat hamil muda. Aku dan suami masih optimis anak kami masih bertahan dan kami terus berharap darah ini akan segera berhenti. Hari minggu berlalu, senin 25 juli 2016 hari anniversary hubunganku dengan suamiku, oh ternyata suamiku ingat, ku kira dia lupa ternyata dia ingat 😍 😍 . Dia memberiku meja laptop dan aku merasa beruntung sekali ditengah keadaanku suamiku masih perhatian dengan hal ini. Hari ke 3 ini aku sudah mulai bosan sebenarnya, aku lelah terus menerus berbaring, badanku sakit, tapi semua demi anakku, aku tidak mengeluh. Perutku terasa penuh karna memang sejak hari kamis 21 juli 2016 aku tidak BAB. Flek membuatku harus bedrest total sehingga aku tidak berani ke toilet dan buang air besar pun aku tidak boleh mengejan karena untuk melindungi anakku agar tidak keluar dari rahimku. Tapi aku mulas siang itu, perutku sudah terasa penuh tapi aku tidak mau buang air besar di pispot, aku tak tega pada suami dan mamahku jika harus membersihkan kotoranku. Aku pun nekat minta dibawa ke toilet pakai kursi roda, saat di toilet hanya darah yang terus keluar, sampai aku panik kaget dan merasa pusing, aku tidak jadi mengeluarkan semua isi perutku, aku memanggil mamah dan mamah langsung menuntunku yang mengeluh pusing dan pandanganku mulai meredup, semua tidak jelas, aku pun jatuh dan mamah tidak kuat menahan tububku sehingga mamah ikut terjatuh bersamaku. Suamiku yang saat itu sedang duduk tidak jauh dari toilet, karena memang dia juga menungguku, dia panik dan langsung berlari ke arahku, dibangunkannya aku ke kursi roda dan darah segar mengalir dari daguku yang terbentur lantai, dari lenganku pun keluar darah karena infusanku lepas tertarik saat aku jatuh. Suamiku berlari memanggil suster, suster pun berhamburan menanganiku, membersihkan darah yang menetes dari daguku dan aku pun tersadar. Alhamdulillah aku hanya pingsan dan masih bisa membuka mataku, aku masih semangat dan tersenyum, makan pun aku masih lahap karena sadar akan nutrisi yang dibutuhkan oleh anakku. Hari senin berlalu dan hari selasa pun tiba, suamiku memutuskan untuk pergi ke kantor karena kondisiku sudah membaik dan memang hari itu ada pekerjaan penting, tinggalah aku dan mamahku di rumah sakit. Aku diperiksa oleh suster dan hari itu darahku sudah hampir stop hanya tinggal bercak coklat, infus pun suster lepaskan dari tanganku, suster bilang aku sudah boleh pulang dengan tawaran mau pulang sekarang atau nanti sore menunggu dokter indra? Aku memutuskan pulang sore saja karena aku ingin bertemu dokter indra terlebih dahulu, sambil menunggu suamiku pulang kantor pikirku. Namun entah apa yang terjadi pada diriku, siang itu perutku sakit sekali, aku sampai mengeluarkan keringat dingin, aku merasa ada yang tidak beres, aku telpon suamiku yang siang itu ditugaskan ke jakarta dan aku kabari mengenai kondisiku. Karena sudah tidak tahan dengan sakitnya, mamahku segera memanggil suster karena aku sudah sejak tadi menangis dan mukaku terlihat sangat pucat. Suster datang dan membawa infusan lalu memasangkan kembali di lenganku. Batinku: Ya Allah apa lagi ini? Aku bilang pada anakku: nak, kamu harus kuat di dalam sana, bertahan sayang, kita pulang ke rumah bersama kita harus sehat. 2 jam kemudian suamiku datang dengan kepanikan dia bertanya tentang kondisiku namun tak kujawab, ku rasa dia mengerti dari raut wajahku yang terlihat amat tersiksa. Waktu sholat ashar pun tiba, suami dan mamahku bergantian sholat ashar dan setelah itu dokter indra datang lalu aku segera dibawa suster ke ruangannya. Di ruangannya dokter indra melakukan USG transvaginal kembali. Aku cemas dan bertanya: bagaimana dok janin saya? Dokter menggelengkan kepala dengan jawaban: wah ini sudah tidak ada, ini hanya tinggal sisa-sisanya bu. Saya bilang: one again dok, dan dokter pun melakukannya sekali lagi dan ternyata memang anakku menyerah. Saat alat USG dikeluarkan, janinku pun ikut keluar. Subhanallah maha adil Allah saat ia ambil janinku, saat janinku keluar, aku merasa sakit diperutku hilang dan badanku terasa sehat sekali. Dokter indra dan suster pun memberi tahu: pak bu beson operasi (kuret) kuat ya masih belum milik. Aku hanya bisa menarik nafas panjang dan mengikhlaskan kepergian anakku, aku berpikir anakku sangat menyayangi aku dan suamiku. Anakku tidak mau aku setiap hari merasa sakit, anakku tidak mau ayahnya kerepotan setiap hari menjagaku. Aku pun sudah diperbolehkan mandi, buang air besar dan kecil seperti orang normal yaitu di toilet. Suamiku langsung memandikan aku dan subhanallah hari itu aku seperti manusia yang baru menemukan air, segar sekali rasanya. Suster ku minta untuk melepas infus sebelum aku mandi dan memasang kembali setelah aku selesai. Hari itu pun aku sudah bisa buang air besar, nikmat rasanya. Aku tersenyum lirih karena Allah menggantikan rasa sakit menjadi nikmat setelah aku kehilangan anakku, tak apalah aku harus tegar. Tapi rasanya munafik saat aku menahan tangis atas kehilangan buah hatiku, ku peluk mamah dan suamiku bergantian aku menangis dipelukan mereka, aku meminta maaf pada mereka jika aku masih banyak kekurangan sebagai istri dan anak. Suamiku ikut menangis, aku tahu ia pun terpukul dan diam-diam menangis saat dokter indra memberi keputusan kuret. Suamiku memelukku erat, kata-katanya yang membuat hatiku merasa pilu adalah saat suamiku berkata: dede makasih udah sempat hadir, bacaan ayah berhenti di surat Al-takasur, selamat jalan ya de. Ya Allah betapa terpukulnya suamiku, memang sejak aku hamil suamiku setiap malam membacakan surat pendek sambil mengelus perutku. Aku tidak tahan untuk tak menangis saat mendengar ucapannya. Namun aku dan suami sepakat untuk memulai kehidupan baru lagi dan tidak berlarut dalam kesedihan. Aku pun masih harus berjuang untuk operasi kuretku. Aku mencari informasi dari internet seputar kuretase, dan semua yang aku baca justru membuatku takut dan cemas. Sampai hari rabu 27 juli 2016 pun tiba. Aku dianjurkan berpuasa 6 jam sebelum kuret. Memang suamiku paling susah menyembunyikan sesuatu dariku, aku membaca raut kecemasan dari wajah terutama matanya. Dan detik paling menegangkan tiba, aku dibawa ke ruang penanganan untuk persiapan operasi kuret. Suster memasang infus lagi, dan menempelkan alat-alat yang mendeteksi detak jantungku dengan monitor, oksigen pun siap dipasangkan. Aku menonton ftv dulu bersama suamiku selagi dokter belum masuk ruangan itu. Setengah jam kemudian dokter anestesi datang dan wow dia laki-laki berbadan tinggi tegap haha lah jadi ngaco ceritanya😃 😃 . Dokter itu senyum dan menyapaku: hai bu, gimana udah siap? Saya jawab: hai juga dok, siap dok kan pengen cepet pulang kangen bobo di kamar sama suami, btw dokter gak ambil sampel darah saya? Kan saya gak tau golongan darah saya nanti kalau saya pendarahan pas proses operasi gimana? Terus berapa lama dok proses kuretnya? Dokter menjawab: wah udah mau bikin dede lagi ya bu sama suami, eitsss gak boleh lho bu tahan sampe 1 bulan dulu ya haha, oh ibu belum pernah test golongan darah? Baikalah tenang aja nanti setelah bangun tau ko golongan darahnya, masalah pendarahan ya jangan sampe dong bu, kalaupun terjadi ibu tenang aja kita banyak stok darah ko bahkan darah saya deh didonor buat ibu. Eaaa dokter bikin saya ngefly sebelum dibius hahah. Dan dokter itu menanbahkan: ibu cerewet sekali ya yasudah saya bius saja deh sebentar lagi dokter indra datang. Daaaaan daaaannnnn aku diserang kantuk dalam beberapa detik hilanglah kesadaranku. Entah berapa lama aku tak sadarkan diri, sampai aku mendengar suara yang tak asing berbisik ditelingaku: sayang bangun, udah selesai sayang, berat sekali mata ini dan suster pun teriak: bu udah bu bangun. Aku membuka mata dan melihat langit-langit kamar, oh ya Allah suamiku yang tampan ada di sampingku akhirnya kita bertemu lagi. Aku menagis haru karena aku selamat dan semua berjalan lancar. Suster bertanya: pusing gak bu? Mual gak? Aku menjawab: gak sus cuma saya masih ngantuk tapi kayanya mau lanjut bobo di rumah. Suster kaget dan menjawab: bener bu? Coba belajar duduk coba belajar berdiri terus jalan. Ya aku menurut saja karena bukan bayi yang harus serba belajar. Suster tertawa dan menjawab: lha gak ada yang dirasa bu? Tadi kan vagina ibu dimasukin alat semacam sendok dll buat nguras sisa jaringan di rahim ibu, syukur bu saya urus kepulangan ibu malam ini. Alhamdulillah tidak ada sakit apapun yang aku rasakan pasca kuret, Allah memang maha adil. Tak lupa suster memberikan janinku kepada suamiku.
Aku pun menerima banyak ucapan duka dan semangat dari keluarga dan teman-temanku. Ah tapiiii aku paling tidak suka diperlakukan demikian dengan ucapan kata "sabar ya des", "ikhlasin ya des". Kalau aku tak sabar dan tak ikhlas sudah bunuh diri mungkin😂 😂 . Tapi ucapanku masih bisa aku terima dengan baik, sampai ada satu bbm masuk di handphone yang berisikan: gak jadi punya anak dong des? Astagfirullah siapa yang tidak sakit hati dan tersinggung menerima bbm seperti itu disaat selesai kuret dan bius pun masih belum hilang total dari tubuhku. Apakah dia tidak berpikir kalau kuret ya memang berarti tidak jadi, kenapa malah dipertanyakan pertanyaan bodoh macam itu tanpa sekedar basa basi mengucapkan sekedar innalilahi, karena dia bilang dia tau agama dan dulu calon suaminya pun tau agama?? Masih ingat jelas ucapannya yang menyatkan tau agama tapi saat aku seperti ini dimana hati nuraninya? Ku balas singkat: ya gak jadi. Dan dia membalas lagi: emang kuret itu diapain des? Astagfirullah bukannya mengucapkan turut berduka atau apalah, dia malah semakin menanyakan pertanyaan sengitnya padaku, aku rasa teknologi sudah cukup canggih sehingga aku jawab: cari google.
Akhir cerita ini aku ucapkan selamat jalan anak bunda dan ayah, jadilah tabungan akhirat kami kelak. Dan terimakasih untuk suamiku ter Abdul Barry Barry, untuk mamahku tersayang yang sudah datang jauh-jauh untuk menguRohimah Baryasinryasin, untuk ibu dan bapak mertua, untuk semua keluarga besar, untu Rica Widia Pratiwi ratiwi yang selama ini menjadi tempatku bertanya, penenang saat aku panik mendapat flek pertama, dan untuk dokter indra SPOG, dan suster-suster yang baik hati yang telah sabar mengurusku dengan pertanyaan cerewetku.
Hikmah dari semua ini: 1. Aku dan suami semakin kompak dan kami akan pindah rumah di bulan agustus ini, kami tinggal berdua lho 😍 😍
2. Kami semakin tahu arti sebuah perjuangan dan kami sudah merasakan menjadi orang tua 😊 😊
3. Kami bisa berbulan madu kembali seperti sehabis menikah, tapi tunggu masa nifasku selesai haha kami harus menenangkan hati berbulan madu di hotel daerah puncak hanya berdua😃
😜 |
Replying to:
Apa yang bunda desi alami sama seperti yang saya alami belum lama ini. Janin saya BO, divonis kuret tanggal 14 Juli 2016 jam 06.00 tapi belum sampai jam itu janin saya sdh keluar duluan. Ada rasa tidak ikhlas pada awalnya, tapi toh Alloh lebih tau yang terbaik bagi hambanya. Semoga saya dan bunda desi segera diberi momongan lagi, aamiin...
salam kenal bun |
bunda rhovi, kita cuma selang 1 minggu ya bun. tapi Allah titipkan kita malaikat buat jaga kita nanti ya ..
semoga kita cepet dapet penggantinya ya, amin
| | |
Replying to:
tgl kuretnya sama cuma beda hari bun, semoga cepet pulih paska kuretnya.
aku sekarang sudah selesai haid semoga Allah cepet kasih anak ke 3 ini secepatnya, amin | Amin ya bunda. SEMANGAT ---------- Post added at 16:22 ---------- Previous post was at 16:19 ----------
Replying to:
Air mata reflek jatuh dg sndrinya pas baca...semangat teruz ya bunda...smoga cpt tergantikan...saat in sy jg sedang memperjuangkan calon buah hati sy... | Selamat berjuang bunda, perjuangkan nyawamu ya bund. Karena buah hati merupakan nyawa kita. Sehat selalu bunda thanks partisipasinya
| | |
iya bun.... tp darahnya g ada gumpalannya bun
udah 10 kali aq tp bun...
tp hsilnya tetep 2 garis
tp pas darahnya udah berhenti tp jd agak samar bun
| | |
Sama bunda..aku juga gitu.. aku hamil ke2 dengan usia 11 week.. yg pertama keguguran karena pndarahan..ini kmaren hamil kedua flek2 lagi.. gimana ya bunda kalau seperti itu..tapi saya sudah di kasih penguat janin utrogestan alhamdulillah flek saya ini berhenti tapi ttp was was bun, karena udah pernah keguguran 😢😢
| | |
bunda semua jangan terlarut dengan kesedihan, keep forward..semua sudah diatur oleh yang maha kuasa...selagi masih ada jalan dan harapan maka bunda semua tidak boleh menyerah...saya pun sdh 2x kehilangan dalam 4 tahun terakhir tapi terus berdoa dan berusaha..alhamdulillah sukses promilnya...
| Silakan daftar untuk menulis pesan :-) |