Forum Ibu Hamil dan Kehamilan Daftar di IbuHamil.com untuk ikutan diskusi seputar kehamilan

  Forum Ibu Hamil dan Kehamilan > Diskusi Seputar Kehamilan > Diskusi Umum

Selamat datang di IbuHamil.com, sebuah forum seputar kehamilan. Untuk bertanya atau diskusi dengan bumil lain, silakan bergabung dengan komunitas kami.
  #1  
Old
Desi O...   TS 
 
Posts: 186
Default Perjuangan mempertahankan buah hati

Sabtu, 23 juli 2016 aku mendatangi RS. Bunda Dalima bersama suamiku. Aku mendaftarkan diri untuk bertemu dokter kandungan, kebetulan hari itu praktek dokter Indra, SPOG. Setelah menunggu berjam-jam dokter pun datang dan namaku dipanggil. Aku masuk bersama suami dan bertemu dokter indra. Kuceritakan keluhanku yang mengalami flek sejak hari kamis siang dan sudah periksa di RS. Putra Dalima bersama Dokter M.Taufik, SPOG tapi hari ini flek itu semakin banyak dan berupa darah segar seperti haid. Dokter pun memeriksa dengan USG transvaginal dan beliau bilang: so far so good. Aku menjawab: So far so good? Artinya bayi saya ada dok? Dokter indra menjawab: masih bagus ko tapi darah ibu lumayan banyak jadi harus bedrest total. Ibu mau dirawat atau bedrest di rumah? Aku memang sudah sepakat dengan suami sebelumnya untuk menjalani opname di rumah sakit agar kondisiku dan janinku terpantau oleh dokter. Setelah kami jawab untuk rawat dokter pun menambahkan: ok kita coba rawat 2 hari pokoknya ibu harus benar-benar bedrest total, buang air kecil buang air besar di pispot tidak boleh turun ranjang dan minimalisir gerakan, setelah 2 hari mudah-mudahan stop fleknya tapi kalau seandainya "dia" (janin) keluar berarti kuret ibu harus kuat mungkin belum milik ibu. Saat itu aku coba tabah mendengar pernyataan dokterku, dan aku segera ditangangi suster yang segera memasang infus di tanganku dan suamiku segera mengurus data rawat inapku. Aku pun dipindahkan ke ruang perawatan, suamiku menemaniku sampai dia meninggalkan tugas lemburnya hari sabtu itu. Aku dan suami sangat optimis bisa mempertahankan anak kami, aku pun tidak mengeluh apa pun karna memang badanku terasa fit hanya saja ada darah seperti orang haid. Benar-benar aku bedrest total, hari pertama aku ditemani suami dan mertuaku yang menginap di rumah sakit. Suamiku menjagaku dengan penuh perjuangan. Aku tahu ada rasa jijik dan ngeri saat dia pertama kali mengambilkan pispot karena penuh darah pasien lain yg habis melahirkan, ah lagi-lagi semua demi istri dia singkirkan rasa jijiknya, dia segera mencuci pispot itu dan membawanya ke ranjangku, dengan telaten dan penuh kesabaran dia membersihkan darahku, dia tidak mengeluh sedikitpun. Aku sangat beser sehingga suamiku harus berkali-kali mencuci pispot dan membersihkan darahku, tak jarang larut malam pun aku membangunkannya saat aku ingin buang air kecil. Malam minggu berlalu, hari minggu pagi mertuaku pulang dan adikku mengabari bahwa mamahku dari cianjur sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Hari minggu sore itu mamahku datang dan dia sangat prihatin melihat keadaanku. Meskipun aku terlihat segar, namun mamahku tidak tega aku mengalami ini saat hamil muda. Aku dan suami masih optimis anak kami masih bertahan dan kami terus berharap darah ini akan segera berhenti. Hari minggu berlalu, senin 25 juli 2016 hari anniversary hubunganku dengan suamiku, oh ternyata suamiku ingat, ku kira dia lupa ternyata dia ingat 😍 😍 . Dia memberiku meja laptop dan aku merasa beruntung sekali ditengah keadaanku suamiku masih perhatian dengan hal ini. Hari ke 3 ini aku sudah mulai bosan sebenarnya, aku lelah terus menerus berbaring, badanku sakit, tapi semua demi anakku, aku tidak mengeluh. Perutku terasa penuh karna memang sejak hari kamis 21 juli 2016 aku tidak BAB. Flek membuatku harus bedrest total sehingga aku tidak berani ke toilet dan buang air besar pun aku tidak boleh mengejan karena untuk melindungi anakku agar tidak keluar dari rahimku. Tapi aku mulas siang itu, perutku sudah terasa penuh tapi aku tidak mau buang air besar di pispot, aku tak tega pada suami dan mamahku jika harus membersihkan kotoranku. Aku pun nekat minta dibawa ke toilet pakai kursi roda, saat di toilet hanya darah yang terus keluar, sampai aku panik kaget dan merasa pusing, aku tidak jadi mengeluarkan semua isi perutku, aku memanggil mamah dan mamah langsung menuntunku yang mengeluh pusing dan pandanganku mulai meredup, semua tidak jelas, aku pun jatuh dan mamah tidak kuat menahan tububku sehingga mamah ikut terjatuh bersamaku. Suamiku yang saat itu sedang duduk tidak jauh dari toilet, karena memang dia juga menungguku, dia panik dan langsung berlari ke arahku, dibangunkannya aku ke kursi roda dan darah segar mengalir dari daguku yang terbentur lantai, dari lenganku pun keluar darah karena infusanku lepas tertarik saat aku jatuh. Suamiku berlari memanggil suster, suster pun berhamburan menanganiku, membersihkan darah yang menetes dari daguku dan aku pun tersadar. Alhamdulillah aku hanya pingsan dan masih bisa membuka mataku, aku masih semangat dan tersenyum, makan pun aku masih lahap karena sadar akan nutrisi yang dibutuhkan oleh anakku. Hari senin berlalu dan hari selasa pun tiba, suamiku memutuskan untuk pergi ke kantor karena kondisiku sudah membaik dan memang hari itu ada pekerjaan penting, tinggalah aku dan mamahku di rumah sakit. Aku diperiksa oleh suster dan hari itu darahku sudah hampir stop hanya tinggal bercak coklat, infus pun suster lepaskan dari tanganku, suster bilang aku sudah boleh pulang dengan tawaran mau pulang sekarang atau nanti sore menunggu dokter indra? Aku memutuskan pulang sore saja karena aku ingin bertemu dokter indra terlebih dahulu, sambil menunggu suamiku pulang kantor pikirku. Namun entah apa yang terjadi pada diriku, siang itu perutku sakit sekali, aku sampai mengeluarkan keringat dingin, aku merasa ada yang tidak beres, aku telpon suamiku yang siang itu ditugaskan ke jakarta dan aku kabari mengenai kondisiku. Karena sudah tidak tahan dengan sakitnya, mamahku segera memanggil suster karena aku sudah sejak tadi menangis dan mukaku terlihat sangat pucat. Suster datang dan membawa infusan lalu memasangkan kembali di lenganku. Batinku: Ya Allah apa lagi ini? Aku bilang pada anakku: nak, kamu harus kuat di dalam sana, bertahan sayang, kita pulang ke rumah bersama kita harus sehat. 2 jam kemudian suamiku datang dengan kepanikan dia bertanya tentang kondisiku namun tak kujawab, ku rasa dia mengerti dari raut wajahku yang terlihat amat tersiksa. Waktu sholat ashar pun tiba, suami dan mamahku bergantian sholat ashar dan setelah itu dokter indra datang lalu aku segera dibawa suster ke ruangannya. Di ruangannya dokter indra melakukan USG transvaginal kembali. Aku cemas dan bertanya: bagaimana dok janin saya? Dokter menggelengkan kepala dengan jawaban: wah ini sudah tidak ada, ini hanya tinggal sisa-sisanya bu. Saya bilang: one again dok, dan dokter pun melakukannya sekali lagi dan ternyata memang anakku menyerah. Saat alat USG dikeluarkan, janinku pun ikut keluar. Subhanallah maha adil Allah saat ia ambil janinku, saat janinku keluar, aku merasa sakit diperutku hilang dan badanku terasa sehat sekali. Dokter indra dan suster pun memberi tahu: pak bu beson operasi (kuret) kuat ya masih belum milik. Aku hanya bisa menarik nafas panjang dan mengikhlaskan kepergian anakku, aku berpikir anakku sangat menyayangi aku dan suamiku. Anakku tidak mau aku setiap hari merasa sakit, anakku tidak mau ayahnya kerepotan setiap hari menjagaku. Aku pun sudah diperbolehkan mandi, buang air besar dan kecil seperti orang normal yaitu di toilet. Suamiku langsung memandikan aku dan subhanallah hari itu aku seperti manusia yang baru menemukan air, segar sekali rasanya. Suster ku minta untuk melepas infus sebelum aku mandi dan memasang kembali setelah aku selesai. Hari itu pun aku sudah bisa buang air besar, nikmat rasanya. Aku tersenyum lirih karena Allah menggantikan rasa sakit menjadi nikmat setelah aku kehilangan anakku, tak apalah aku harus tegar. Tapi rasanya munafik saat aku menahan tangis atas kehilangan buah hatiku, ku peluk mamah dan suamiku bergantian aku menangis dipelukan mereka, aku meminta maaf pada mereka jika aku masih banyak kekurangan sebagai istri dan anak. Suamiku ikut menangis, aku tahu ia pun terpukul dan diam-diam menangis saat dokter indra memberi keputusan kuret. Suamiku memelukku erat, kata-katanya yang membuat hatiku merasa pilu adalah saat suamiku berkata: dede makasih udah sempat hadir, bacaan ayah berhenti di surat Al-takasur, selamat jalan ya de. Ya Allah betapa terpukulnya suamiku, memang sejak aku hamil suamiku setiap malam membacakan surat pendek sambil mengelus perutku. Aku tidak tahan untuk tak menangis saat mendengar ucapannya. Namun aku dan suami sepakat untuk memulai kehidupan baru lagi dan tidak berlarut dalam kesedihan. Aku pun masih harus berjuang untuk operasi kuretku. Aku mencari informasi dari internet seputar kuretase, dan semua yang aku baca justru membuatku takut dan cemas. Sampai hari rabu 27 juli 2016 pun tiba. Aku dianjurkan berpuasa 6 jam sebelum kuret. Memang suamiku paling susah menyembunyikan sesuatu dariku, aku membaca raut kecemasan dari wajah terutama matanya. Dan detik paling menegangkan tiba, aku dibawa ke ruang penanganan untuk persiapan operasi kuret. Suster memasang infus lagi, dan menempelkan alat-alat yang mendeteksi detak jantungku dengan monitor, oksigen pun siap dipasangkan. Aku menonton ftv dulu bersama suamiku selagi dokter belum masuk ruangan itu. Setengah jam kemudian dokter anestesi datang dan wow dia laki-laki berbadan tinggi tegap haha lah jadi ngaco ceritanya😃 😃 . Dokter itu senyum dan menyapaku: hai bu, gimana udah siap? Saya jawab: hai juga dok, siap dok kan pengen cepet pulang kangen bobo di kamar sama suami, btw dokter gak ambil sampel darah saya? Kan saya gak tau golongan darah saya nanti kalau saya pendarahan pas proses operasi gimana? Terus berapa lama dok proses kuretnya? Dokter menjawab: wah udah mau bikin dede lagi ya bu sama suami, eitsss gak boleh lho bu tahan sampe 1 bulan dulu ya haha, oh ibu belum pernah test golongan darah? Baikalah tenang aja nanti setelah bangun tau ko golongan darahnya, masalah pendarahan ya jangan sampe dong bu, kalaupun terjadi ibu tenang aja kita banyak stok darah ko bahkan darah saya deh didonor buat ibu. Eaaa dokter bikin saya ngefly sebelum dibius hahah. Dan dokter itu menanbahkan: ibu cerewet sekali ya yasudah saya bius saja deh sebentar lagi dokter indra datang. Daaaaan daaaannnnn aku diserang kantuk dalam beberapa detik hilanglah kesadaranku. Entah berapa lama aku tak sadarkan diri, sampai aku mendengar suara yang tak asing berbisik ditelingaku: sayang bangun, udah selesai sayang, berat sekali mata ini dan suster pun teriak: bu udah bu bangun. Aku membuka mata dan melihat langit-langit kamar, oh ya Allah suamiku yang tampan ada di sampingku akhirnya kita bertemu lagi. Aku menagis haru karena aku selamat dan semua berjalan lancar. Suster bertanya: pusing gak bu? Mual gak? Aku menjawab: gak sus cuma saya masih ngantuk tapi kayanya mau lanjut bobo di rumah. Suster kaget dan menjawab: bener bu? Coba belajar duduk coba belajar berdiri terus jalan. Ya aku menurut saja karena bukan bayi yang harus serba belajar. Suster tertawa dan menjawab: lha gak ada yang dirasa bu? Tadi kan vagina ibu dimasukin alat semacam sendok dll buat nguras sisa jaringan di rahim ibu, syukur bu saya urus kepulangan ibu malam ini. Alhamdulillah tidak ada sakit apapun yang aku rasakan pasca kuret, Allah memang maha adil. Tak lupa suster memberikan janinku kepada suamiku.
Aku pun menerima banyak ucapan duka dan semangat dari keluarga dan teman-temanku. Ah tapiiii aku paling tidak suka diperlakukan demikian dengan ucapan kata "sabar ya des", "ikhlasin ya des". Kalau aku tak sabar dan tak ikhlas sudah bunuh diri mungkin😂 😂 . Tapi ucapanku masih bisa aku terima dengan baik, sampai ada satu bbm masuk di handphone yang berisikan: gak jadi punya anak dong des? Astagfirullah siapa yang tidak sakit hati dan tersinggung menerima bbm seperti itu disaat selesai kuret dan bius pun masih belum hilang total dari tubuhku. Apakah dia tidak berpikir kalau kuret ya memang berarti tidak jadi, kenapa malah dipertanyakan pertanyaan bodoh macam itu tanpa sekedar basa basi mengucapkan sekedar innalilahi, karena dia bilang dia tau agama dan dulu calon suaminya pun tau agama?? Masih ingat jelas ucapannya yang menyatkan tau agama tapi saat aku seperti ini dimana hati nuraninya? Ku balas singkat: ya gak jadi. Dan dia membalas lagi: emang kuret itu diapain des? Astagfirullah bukannya mengucapkan turut berduka atau apalah, dia malah semakin menanyakan pertanyaan sengitnya padaku, aku rasa teknologi sudah cukup canggih sehingga aku jawab: cari google.
Akhir cerita ini aku ucapkan selamat jalan anak bunda dan ayah, jadilah tabungan akhirat kami kelak. Dan terimakasih untuk suamiku ter Abdul Barry Barry, untuk mamahku tersayang yang sudah datang jauh-jauh untuk menguRohimah Baryasinryasin, untuk ibu dan bapak mertua, untuk semua keluarga besar, untu Rica Widia Pratiwi ratiwi yang selama ini menjadi tempatku bertanya, penenang saat aku panik mendapat flek pertama, dan untuk dokter indra SPOG, dan suster-suster yang baik hati yang telah sabar mengurusku dengan pertanyaan cerewetku.
Hikmah dari semua ini: 1. Aku dan suami semakin kompak dan kami akan pindah rumah di bulan agustus ini, kami tinggal berdua lho 😍 😍
2. Kami semakin tahu arti sebuah perjuangan dan kami sudah merasakan menjadi orang tua 😊 😊
3. Kami bisa berbulan madu kembali seperti sehabis menikah, tapi tunggu masa nifasku selesai haha kami harus menenangkan hati berbulan madu di hotel daerah puncak hanya berdua😃
😜
 
Thread lain yang berhubungan:
  #2  
Old
ibu ma...
 
Posts: 1
 
ini pengalamanku bun.pertama kuret mei 2015,keguguran 4bln janin bo.kedua besok senin. janin bo lg usia 10 minggu..tapi tetep ingin segera promil bun..semoga Tuhan memberi anugerah yg terindah buat keluarga kecilku..sikakak pengen cepet2 punya adik.hehe..move on
 
  #3  
Old
Desi O...   TS 
 
Posts: 186
 
Replying to: View Post
ini pengalamanku bun.pertama kuret mei 2015,keguguran 4bln janin bo.kedua besok senin. janin bo lg usia 10 minggu..tapi tetep ingin segera promil bun..semoga Tuhan memberi anugerah yg terindah buat keluarga kecilku..sikakak pengen cepet2 punya adik.hehe..move on
Bunda anak ke 2 ya? Aku anak pertama bund. Semangat yaaa
 
  #4  
Old
angeli...
 
Location: Tangerang
Posts: 207
 
Turut berduka ya kak. Jd inget sama ranjang sebelah saya waktu sy bedres. Sebulan setengah di rs. Demi buah hati. Tp kok dokternya berani ya pake transvaginal. Pdahal da tau pendarahan m lg hamil. Klo sebelah saya itu usia 8weekan itu usg di perut di kasi penguat. Ga boleh jalan2
Sampe sebulan setengah pendarahannya br pulih. Pas ketemu saya dy ud jalan 14w. Saya pas cek pertama hamil itu kisaran 5week itu usg di perut. Keliatan kaya kacang hijau besarnya heheeh.. semangat promil lg ya bun... mudah2an cepet di kasih pengantinya
 
cari wallpaper/ wallsticker > IG leonichawallsticker
cari perlengkapan ultah > IG JnBsouvenirandgift
barang ready stock, murah, dan terpercaya
  #5  
Old
vera k...
 
Location: Mojosari
Posts: 25
 
bunda Desi sy yg baca ikutan nangis
inget setahun lalu sy jg hrs kuret Bun,dan smp suami jg ikutan nangis wkt itu..dan sm jg ada aja temen yg kata2nya mlh bikin sedih..smp sblm skrg udh hamil lg,klo nonton program agama yg ttg anak gt mesti nangis..
awal hamil kedua pun sy hrs opname 6hr,trs bedrest 2mgg,cz wkt hamil 6wk typus trs flek...rasanya udh g karuan..tp pasrah aja sm Allah dan g bhenti usaha unt kesehatan sy sm c kakak...Alhamdulillah skrg sdh 22wk..
sabar y Bun...insyaAllah semua yg tjd itu yg terbaik Dr Allah...skrg recovery fisik sm psikisnya dulu bun
smg Allah segera berikan kepercayaan lg unt bunda dan suami y Bun..smg yg brktnya sehat sempurna smp lahiran..aamiinn
 
  #6  
Old
Desi O...   TS 
 
Posts: 186
 
Replying to: View Post
Turut berduka ya kak. Jd inget sama ranjang sebelah saya waktu sy bedres. Sebulan setengah di rs. Demi buah hati. Tp kok dokternya berani ya pake transvaginal. Pdahal da tau pendarahan m lg hamil. Klo sebelah saya itu usia 8weekan itu usg di perut di kasi penguat. Ga boleh jalan2
Sampe sebulan setengah pendarahannya br pulih. Pas ketemu saya dy ud jalan 14w. Saya pas cek pertama hamil itu kisaran 5week itu usg di perut. Keliatan kaya kacang hijau besarnya heheeh.. semangat promil lg ya bun... mudah2an cepet di kasih pengantinya
Bunda pernah bedrest juga atau gimana? Iya bun aku sempet protes sama dokter: dok kalo pake transvaginal tambah banyak dong darah saya? Tapi gimana lagi bunda, USG lewat perut janinku belum keliatan soalnya. Amin bundaaa

---------- Post added at 18:07 ---------- Previous post was at 18:02 ----------

Replying to: View Post
bunda Desi sy yg baca ikutan nangis
inget setahun lalu sy jg hrs kuret Bun,dan smp suami jg ikutan nangis wkt itu..dan sm jg ada aja temen yg kata2nya mlh bikin sedih..smp sblm skrg udh hamil lg,klo nonton program agama yg ttg anak gt mesti nangis..
awal hamil kedua pun sy hrs opname 6hr,trs bedrest 2mgg,cz wkt hamil 6wk typus trs flek...rasanya udh g karuan..tp pasrah aja sm Allah dan g bhenti usaha unt kesehatan sy sm c kakak...Alhamdulillah skrg sdh 22wk..
sabar y Bun...insyaAllah semua yg tjd itu yg terbaik Dr Allah...skrg recovery fisik sm psikisnya dulu bun
smg Allah segera berikan kepercayaan lg unt bunda dan suami y Bun..smg yg brktnya sehat sempurna smp lahiran..aamiinn
Amin bunda. Wah bunda sampai berlarut" ya sedihnya, kalo aku ikhlas bund jadi gak sampe berlarut, ya paling baper" dikit langung nyessss di hati huhu tapi gak sampe nangis lagi ah. Bunda hamil lagi setelah berapa lama kuret? Iya bund kadang orang emang gak pernah mikir dulu kalo mau bicara, bikin keki, apa lagi keadaan baru kehilangan kan mental kita pasti cepet emosian.
 
  #7  
Old
Rirhin...
 
Location: salatiga
Posts: 1
 
Tulisan apa undang undang dasar bun
 
  #8  
Old
Desi O...   TS 
 
Posts: 186
 
Replying to: View Post
Tulisan apa undang undang dasar bun
Bunda bacanya UUD emang ya? memang beda ya orang yg suka baca sama yg suka ngejek!
 
  #9  
Old
Nuri12...
 
Posts: 7
 
Assalamualaikum bunda, selamat malam . Perkenalkan nama saya Nuri bun, saya pengantin baru, mohon solusinya bun saya bingung.. ketika suami menanyakan kpada saya tentang obat bun, pada malam itu dia bertanya, " mau normal apa pakai obat ?" Itu pertanyaannya, saya bingung bun harus jawab apa karna tidak mengerti mana yg bagusnya.. maklum bun saya tidak banyak paham hal ini, yg saya tanyakan bun, bagaimana pengalaman bunda bunda smua diawal nikah bundan jika memakai obat kuat apa kah berpengaruh terhadap kondisi janin yg akan jadi bun ? Sebaiknya gmna bunda bunda ? Terimakasih..
 
  #10  
Old
Febria...
 
Posts: 176
 
Replying to: View Post
Sabtu, 23 juli 2016 aku mendatangi RS. Bunda Dalima bersama suamiku. Aku mendaftarkan diri untuk bertemu dokter kandungan, kebetulan hari itu praktek dokter Indra, SPOG. Setelah menunggu berjam-jam dokter pun datang dan namaku dipanggil. Aku masuk bersama suami dan bertemu dokter indra. Kuceritakan keluhanku yang mengalami flek sejak hari kamis siang dan sudah periksa di RS. Putra Dalima bersama Dokter M.Taufik, SPOG tapi hari ini flek itu semakin banyak dan berupa darah segar seperti haid. Dokter pun memeriksa dengan USG transvaginal dan beliau bilang: so far so good. Aku menjawab: So far so good? Artinya bayi saya ada dok? Dokter indra menjawab: masih bagus ko tapi darah ibu lumayan banyak jadi harus bedrest total. Ibu mau dirawat atau bedrest di rumah? Aku memang sudah sepakat dengan suami sebelumnya untuk menjalani opname di rumah sakit agar kondisiku dan janinku terpantau oleh dokter. Setelah kami jawab untuk rawat dokter pun menambahkan: ok kita coba rawat 2 hari pokoknya ibu harus benar-benar bedrest total, buang air kecil buang air besar di pispot tidak boleh turun ranjang dan minimalisir gerakan, setelah 2 hari mudah-mudahan stop fleknya tapi kalau seandainya "dia" (janin) keluar berarti kuret ibu harus kuat mungkin belum milik ibu. Saat itu aku coba tabah mendengar pernyataan dokterku, dan aku segera ditangangi suster yang segera memasang infus di tanganku dan suamiku segera mengurus data rawat inapku. Aku pun dipindahkan ke ruang perawatan, suamiku menemaniku sampai dia meninggalkan tugas lemburnya hari sabtu itu. Aku dan suami sangat optimis bisa mempertahankan anak kami, aku pun tidak mengeluh apa pun karna memang badanku terasa fit hanya saja ada darah seperti orang haid. Benar-benar aku bedrest total, hari pertama aku ditemani suami dan mertuaku yang menginap di rumah sakit. Suamiku menjagaku dengan penuh perjuangan. Aku tahu ada rasa jijik dan ngeri saat dia pertama kali mengambilkan pispot karena penuh darah pasien lain yg habis melahirkan, ah lagi-lagi semua demi istri dia singkirkan rasa jijiknya, dia segera mencuci pispot itu dan membawanya ke ranjangku, dengan telaten dan penuh kesabaran dia membersihkan darahku, dia tidak mengeluh sedikitpun. Aku sangat beser sehingga suamiku harus berkali-kali mencuci pispot dan membersihkan darahku, tak jarang larut malam pun aku membangunkannya saat aku ingin buang air kecil. Malam minggu berlalu, hari minggu pagi mertuaku pulang dan adikku mengabari bahwa mamahku dari cianjur sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Hari minggu sore itu mamahku datang dan dia sangat prihatin melihat keadaanku. Meskipun aku terlihat segar, namun mamahku tidak tega aku mengalami ini saat hamil muda. Aku dan suami masih optimis anak kami masih bertahan dan kami terus berharap darah ini akan segera berhenti. Hari minggu berlalu, senin 25 juli 2016 hari anniversary hubunganku dengan suamiku, oh ternyata suamiku ingat, ku kira dia lupa ternyata dia ingat 😍 😍 . Dia memberiku meja laptop dan aku merasa beruntung sekali ditengah keadaanku suamiku masih perhatian dengan hal ini. Hari ke 3 ini aku sudah mulai bosan sebenarnya, aku lelah terus menerus berbaring, badanku sakit, tapi semua demi anakku, aku tidak mengeluh. Perutku terasa penuh karna memang sejak hari kamis 21 juli 2016 aku tidak BAB. Flek membuatku harus bedrest total sehingga aku tidak berani ke toilet dan buang air besar pun aku tidak boleh mengejan karena untuk melindungi anakku agar tidak keluar dari rahimku. Tapi aku mulas siang itu, perutku sudah terasa penuh tapi aku tidak mau buang air besar di pispot, aku tak tega pada suami dan mamahku jika harus membersihkan kotoranku. Aku pun nekat minta dibawa ke toilet pakai kursi roda, saat di toilet hanya darah yang terus keluar, sampai aku panik kaget dan merasa pusing, aku tidak jadi mengeluarkan semua isi perutku, aku memanggil mamah dan mamah langsung menuntunku yang mengeluh pusing dan pandanganku mulai meredup, semua tidak jelas, aku pun jatuh dan mamah tidak kuat menahan tububku sehingga mamah ikut terjatuh bersamaku. Suamiku yang saat itu sedang duduk tidak jauh dari toilet, karena memang dia juga menungguku, dia panik dan langsung berlari ke arahku, dibangunkannya aku ke kursi roda dan darah segar mengalir dari daguku yang terbentur lantai, dari lenganku pun keluar darah karena infusanku lepas tertarik saat aku jatuh. Suamiku berlari memanggil suster, suster pun berhamburan menanganiku, membersihkan darah yang menetes dari daguku dan aku pun tersadar. Alhamdulillah aku hanya pingsan dan masih bisa membuka mataku, aku masih semangat dan tersenyum, makan pun aku masih lahap karena sadar akan nutrisi yang dibutuhkan oleh anakku. Hari senin berlalu dan hari selasa pun tiba, suamiku memutuskan untuk pergi ke kantor karena kondisiku sudah membaik dan memang hari itu ada pekerjaan penting, tinggalah aku dan mamahku di rumah sakit. Aku diperiksa oleh suster dan hari itu darahku sudah hampir stop hanya tinggal bercak coklat, infus pun suster lepaskan dari tanganku, suster bilang aku sudah boleh pulang dengan tawaran mau pulang sekarang atau nanti sore menunggu dokter indra? Aku memutuskan pulang sore saja karena aku ingin bertemu dokter indra terlebih dahulu, sambil menunggu suamiku pulang kantor pikirku. Namun entah apa yang terjadi pada diriku, siang itu perutku sakit sekali, aku sampai mengeluarkan keringat dingin, aku merasa ada yang tidak beres, aku telpon suamiku yang siang itu ditugaskan ke jakarta dan aku kabari mengenai kondisiku. Karena sudah tidak tahan dengan sakitnya, mamahku segera memanggil suster karena aku sudah sejak tadi menangis dan mukaku terlihat sangat pucat. Suster datang dan membawa infusan lalu memasangkan kembali di lenganku. Batinku: Ya Allah apa lagi ini? Aku bilang pada anakku: nak, kamu harus kuat di dalam sana, bertahan sayang, kita pulang ke rumah bersama kita harus sehat. 2 jam kemudian suamiku datang dengan kepanikan dia bertanya tentang kondisiku namun tak kujawab, ku rasa dia mengerti dari raut wajahku yang terlihat amat tersiksa. Waktu sholat ashar pun tiba, suami dan mamahku bergantian sholat ashar dan setelah itu dokter indra datang lalu aku segera dibawa suster ke ruangannya. Di ruangannya dokter indra melakukan USG transvaginal kembali. Aku cemas dan bertanya: bagaimana dok janin saya? Dokter menggelengkan kepala dengan jawaban: wah ini sudah tidak ada, ini hanya tinggal sisa-sisanya bu. Saya bilang: one again dok, dan dokter pun melakukannya sekali lagi dan ternyata memang anakku menyerah. Saat alat USG dikeluarkan, janinku pun ikut keluar. Subhanallah maha adil Allah saat ia ambil janinku, saat janinku keluar, aku merasa sakit diperutku hilang dan badanku terasa sehat sekali. Dokter indra dan suster pun memberi tahu: pak bu beson operasi (kuret) kuat ya masih belum milik. Aku hanya bisa menarik nafas panjang dan mengikhlaskan kepergian anakku, aku berpikir anakku sangat menyayangi aku dan suamiku. Anakku tidak mau aku setiap hari merasa sakit, anakku tidak mau ayahnya kerepotan setiap hari menjagaku. Aku pun sudah diperbolehkan mandi, buang air besar dan kecil seperti orang normal yaitu di toilet. Suamiku langsung memandikan aku dan subhanallah hari itu aku seperti manusia yang baru menemukan air, segar sekali rasanya. Suster ku minta untuk melepas infus sebelum aku mandi dan memasang kembali setelah aku selesai. Hari itu pun aku sudah bisa buang air besar, nikmat rasanya. Aku tersenyum lirih karena Allah menggantikan rasa sakit menjadi nikmat setelah aku kehilangan anakku, tak apalah aku harus tegar. Tapi rasanya munafik saat aku menahan tangis atas kehilangan buah hatiku, ku peluk mamah dan suamiku bergantian aku menangis dipelukan mereka, aku meminta maaf pada mereka jika aku masih banyak kekurangan sebagai istri dan anak. Suamiku ikut menangis, aku tahu ia pun terpukul dan diam-diam menangis saat dokter indra memberi keputusan kuret. Suamiku memelukku erat, kata-katanya yang membuat hatiku merasa pilu adalah saat suamiku berkata: dede makasih udah sempat hadir, bacaan ayah berhenti di surat Al-takasur, selamat jalan ya de. Ya Allah betapa terpukulnya suamiku, memang sejak aku hamil suamiku setiap malam membacakan surat pendek sambil mengelus perutku. Aku tidak tahan untuk tak menangis saat mendengar ucapannya. Namun aku dan suami sepakat untuk memulai kehidupan baru lagi dan tidak berlarut dalam kesedihan. Aku pun masih harus berjuang untuk operasi kuretku. Aku mencari informasi dari internet seputar kuretase, dan semua yang aku baca justru membuatku takut dan cemas. Sampai hari rabu 27 juli 2016 pun tiba. Aku dianjurkan berpuasa 6 jam sebelum kuret. Memang suamiku paling susah menyembunyikan sesuatu dariku, aku membaca raut kecemasan dari wajah terutama matanya. Dan detik paling menegangkan tiba, aku dibawa ke ruang penanganan untuk persiapan operasi kuret. Suster memasang infus lagi, dan menempelkan alat-alat yang mendeteksi detak jantungku dengan monitor, oksigen pun siap dipasangkan. Aku menonton ftv dulu bersama suamiku selagi dokter belum masuk ruangan itu. Setengah jam kemudian dokter anestesi datang dan wow dia laki-laki berbadan tinggi tegap haha lah jadi ngaco ceritanya😃 😃 . Dokter itu senyum dan menyapaku: hai bu, gimana udah siap? Saya jawab: hai juga dok, siap dok kan pengen cepet pulang kangen bobo di kamar sama suami, btw dokter gak ambil sampel darah saya? Kan saya gak tau golongan darah saya nanti kalau saya pendarahan pas proses operasi gimana? Terus berapa lama dok proses kuretnya? Dokter menjawab: wah udah mau bikin dede lagi ya bu sama suami, eitsss gak boleh lho bu tahan sampe 1 bulan dulu ya haha, oh ibu belum pernah test golongan darah? Baikalah tenang aja nanti setelah bangun tau ko golongan darahnya, masalah pendarahan ya jangan sampe dong bu, kalaupun terjadi ibu tenang aja kita banyak stok darah ko bahkan darah saya deh didonor buat ibu. Eaaa dokter bikin saya ngefly sebelum dibius hahah. Dan dokter itu menanbahkan: ibu cerewet sekali ya yasudah saya bius saja deh sebentar lagi dokter indra datang. Daaaaan daaaannnnn aku diserang kantuk dalam beberapa detik hilanglah kesadaranku. Entah berapa lama aku tak sadarkan diri, sampai aku mendengar suara yang tak asing berbisik ditelingaku: sayang bangun, udah selesai sayang, berat sekali mata ini dan suster pun teriak: bu udah bu bangun. Aku membuka mata dan melihat langit-langit kamar, oh ya Allah suamiku yang tampan ada di sampingku akhirnya kita bertemu lagi. Aku menagis haru karena aku selamat dan semua berjalan lancar. Suster bertanya: pusing gak bu? Mual gak? Aku menjawab: gak sus cuma saya masih ngantuk tapi kayanya mau lanjut bobo di rumah. Suster kaget dan menjawab: bener bu? Coba belajar duduk coba belajar berdiri terus jalan. Ya aku menurut saja karena bukan bayi yang harus serba belajar. Suster tertawa dan menjawab: lha gak ada yang dirasa bu? Tadi kan vagina ibu dimasukin alat semacam sendok dll buat nguras sisa jaringan di rahim ibu, syukur bu saya urus kepulangan ibu malam ini. Alhamdulillah tidak ada sakit apapun yang aku rasakan pasca kuret, Allah memang maha adil. Tak lupa suster memberikan janinku kepada suamiku.
Aku pun menerima banyak ucapan duka dan semangat dari keluarga dan teman-temanku. Ah tapiiii aku paling tidak suka diperlakukan demikian dengan ucapan kata "sabar ya des", "ikhlasin ya des". Kalau aku tak sabar dan tak ikhlas sudah bunuh diri mungkin😂 😂 . Tapi ucapanku masih bisa aku terima dengan baik, sampai ada satu bbm masuk di handphone yang berisikan: gak jadi punya anak dong des? Astagfirullah siapa yang tidak sakit hati dan tersinggung menerima bbm seperti itu disaat selesai kuret dan bius pun masih belum hilang total dari tubuhku. Apakah dia tidak berpikir kalau kuret ya memang berarti tidak jadi, kenapa malah dipertanyakan pertanyaan bodoh macam itu tanpa sekedar basa basi mengucapkan sekedar innalilahi, karena dia bilang dia tau agama dan dulu calon suaminya pun tau agama?? Masih ingat jelas ucapannya yang menyatkan tau agama tapi saat aku seperti ini dimana hati nuraninya? Ku balas singkat: ya gak jadi. Dan dia membalas lagi: emang kuret itu diapain des? Astagfirullah bukannya mengucapkan turut berduka atau apalah, dia malah semakin menanyakan pertanyaan sengitnya padaku, aku rasa teknologi sudah cukup canggih sehingga aku jawab: cari google.
Akhir cerita ini aku ucapkan selamat jalan anak bunda dan ayah, jadilah tabungan akhirat kami kelak. Dan terimakasih untuk suamiku ter Abdul Barry Barry, untuk mamahku tersayang yang sudah datang jauh-jauh untuk menguRohimah Baryasinryasin, untuk ibu dan bapak mertua, untuk semua keluarga besar, untu Rica Widia Pratiwi ratiwi yang selama ini menjadi tempatku bertanya, penenang saat aku panik mendapat flek pertama, dan untuk dokter indra SPOG, dan suster-suster yang baik hati yang telah sabar mengurusku dengan pertanyaan cerewetku.
Hikmah dari semua ini: 1. Aku dan suami semakin kompak dan kami akan pindah rumah di bulan agustus ini, kami tinggal berdua lho 😍 😍
2. Kami semakin tahu arti sebuah perjuangan dan kami sudah merasakan menjadi orang tua 😊 😊
3. Kami bisa berbulan madu kembali seperti sehabis menikah, tapi tunggu masa nifasku selesai haha kami harus menenangkan hati berbulan madu di hotel daerah puncak hanya berdua😃
😜
Uda setaon nikah ya bun?uda brpa week kmrin bun janinnya? Saya jg bln ini 1 taon nikah blom ornah hamil. kmrin sblm hamil bunda promil apa?
 
  #11  
Old
Mama F...
 
Posts: 481
 
Turut berduka bunda desi... q juga ikutan nangis baca crta bunda...
insyaAllah sbntar lg... tdk akan lama lg ada malaikat kecil hadir kembali dalam rahim bunda... semangattt... jangan lupa bahagia...
 
Semoga segera dapet Queen..
  #12  
Old
Desi O...   TS 
 
Posts: 186
 
Replying to: View Post
Uda setaon nikah ya bun?uda brpa week kmrin bun janinnya? Saya jg bln ini 1 taon nikah blom ornah hamil. kmrin sblm hamil bunda promil apa?
Aku masih pengantin baru bunda. Nikah tgl 08 mei 2016. kemarin uk 5w2d bunda masih muda bgt usia kandungannya. Bunda semangat terus mungkin belum dikasih aja bund. Jangan menyerah, ikhtiar dan do'a, yakin Allah kasih yg terbaik. Amin

---------- Post added at 10:38 ---------- Previous post was at 10:35 ----------

Replying to: View Post
Turut berduka bunda desi... q juga ikutan nangis baca crta bunda...
insyaAllah sbntar lg... tdk akan lama lg ada malaikat kecil hadir kembali dalam rahim bunda... semangattt... jangan lupa bahagia...
Amin bunda. Terimakasih sudah bersedia membaca thread aku yg katanya kaya Uud hehe. Amin, selalu semangat
 
  #13  
Old
DianaS...
 
Posts: 613
 

Nangis saya bacanya bun... seolah-olah kejadian yg sama yg saya alami 5 bln yg lalu kembali terjadi...bedanya cuma saya ga ada dirawat karena tidak ada pendarahan sebelumnya... bersyukur lah kita ada suami yg selalu menguatkan...semoga kita segera diberi penggantian yg lebih sehat ya bunda...
 
  #14  
Old
angeli...
 
Location: Tangerang
Posts: 207
 
Saya bedres krn pas 7 bulan hamil si dedek ngajak lahir alias ud pembukaan2. Tp bs di cegah ma dokter. Akhirnya lahiran di usia 41w hehehe
 
cari wallpaper/ wallsticker > IG leonichawallsticker
cari perlengkapan ultah > IG JnBsouvenirandgift
barang ready stock, murah, dan terpercaya
  #15  
Old
Desi O...   TS 
 
Posts: 186
 
Replying to: View Post

Nangis saya bacanya bun... seolah-olah kejadian yg sama yg saya alami 5 bln yg lalu kembali terjadi...bedanya cuma saya ga ada dirawat karena tidak ada pendarahan sebelumnya... bersyukur lah kita ada suami yg selalu menguatkan...semoga kita segera diberi penggantian yg lebih sehat ya bunda...
Iya bunda alhamdulillah kita punya suami yang super, yang mau repot bukan pas enaknya aja hihi bunda belum hamil lagi?

---------- Post added at 11:35 ---------- Previous post was at 11:33 ----------

Replying to: View Post
Saya bedres krn pas 7 bulan hamil si dedek ngajak lahir alias ud pembukaan2. Tp bs di cegah ma dokter. Akhirnya lahiran di usia 41w hehehe
Duh bund agak serem ya dedenya udah gak sabar hehe. Malah lebih bulan ya bund akhirnya. Normal atau sc bund?
 
Silakan daftar untuk menulis pesan :-)


Topik yang mirip
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
Buah Hati -- Diskusi Umum 1
perjuangan untuk mendapatkan buah hati -- Kenalan Yuk! 6
menunggu si buah hati -- Ngobrol Apa Saja 13
memiliki buah hati -- Ngobrol Apa Saja 1
Perjuangan Mempertahankan Buah Hati -- Ngobrol Apa Saja 52


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 06:40.


IbuHamil.com - Forum Informasi Kehamilan
Forum diskusi kehamilan dan komunitas ibu hamil terbesar di Indonesia
© 2024 IbuHamil.com